Golgotha
Golgotha adalah nama alkitabiah
untuk menyebut tempat dimana Yesus disalibkan. Mungkin Golgotha itu hanya
sebuah bukit kecil di luar tembok Yerusalem kuno. Menurut tradisi Kristiani,
Golgotha itu terletak di daerah yg sekarang terdapat Gereja Makam Suci (kubur
Yesus di Yerusalem). Namun beberapa sarjana alkitab meragukan bahwa itu bukan
lokasi yang benar.
Nama “Golgotha” berasal dari
bahasa Aram yaitu gulguta. Matius 27:33 dan Markus 15:22 mengartikannya sebagai
“Tempat Tengkorak”. Ketika Santo Hironimus menerjemahkan ayat-ayat ini ke dalam
bahasa Latin, ia menggunakan kata calvaria
yang artinya tengkorak, yang kemudian diubah menjadi bahasa Inggris Calvary.
Di dalam Injil, tidak
diberitahukan mengapa Golgotha disebut “Tempat Tengkorak”. Satu pendapat yang
telah sering kita dengar adalah karena tempat itu terletak di sebuah bukit atau
di dekat sebuah batu yang berbentuk seperti tengkorak. Pendapat lain,
dikemukakan pertama kalinya oleh Origenes yang hidup pada abad ketiga, bahwa
nama itu mengacu pada tempat menguburkan tengkorak Adam, yang secara
turun-menurun dipercaya bahwa telah dikebumikan di Yerusalem. Tentu saja
semuanya hanyalah pendapat, dan tidak ada seseorang yang benar-benar tahu
mengapa tempat itu dinamakan Tempat Tengkorak.
Alkitab juga tidak memberitahukan
lokasi persis dari Golgotha. Tetapi alkitab memberikan tiga petunjuk yang
spesifik:
Petunjuk 1. Yoh 19:41-42 mengatakan
bahwa sebelum dikuburkan, jenazah Yesus hanya dibawa ke tempat yang tidak jauh
letaknya. Ini mungkin berarti lokasi Golgota dekat dengan pemakaman.
Petunjuk 2. Ibrani 13:12
mengatakan bahwa lokasinya “di luar pintu gerbang”, tetapi sayang tidak
dituliskan gerbang yang mana.
Petunjuk 3. Matius 27:39
mengatakan bahwa lokasinya dekat dengan jalan dimana ada banyak para pejalan
kaki.
Petunjuk yang kedua sesuai dengan
sebuah tradisi religius bangsa Yahudi bahwa semua orang yang menjalani hukuman mati harus
dilakukan di luar kota, sebuah adat kebiasaan yang dihormati oleh orang-orang
Roma. Petunjuk ketiga sesuai dengan fakta bahwa orang Roma sering menyalibkan
orang di tempat yang tinggi di dekat jalan-jalan utama. Ini dimaksudkan sebagai
peringatan akan takdir yang akan mungkin mereka alami jika mereka menantang
kekuasaan Romawi.
Beberapa sarjana berpendapat
bahwa Golgotha berlokasi di bagian Utara kota, yang dekat dengan daerah
administratif dimana ada gedung atau tempat-tempat umum. Di saat penyaliban,
bagian Utara kota dibatasi dengan tembok Yerusalem yang dibangun pada periode
kedua. Sangatlah sulit untuk menentukan perbatasan-perbatasan yang tepat di
kota Yerusalem kuno. Hal ini dikarenakan Yerusalem telah dihancurkan sebanyak
dua kali oleh tentara Roma saat pemberontakan bangsa Yahudi, yaitu di abad
pertama dan kedua. Tetapi, perkiraan lokasi dari tembok Yerusalem yang dibangun
pada periode kedua itu sudah diketahui.
Selama penghancuran kota
Yerusalem yang pertama, banyak orang Kristiani yang melarikan diri, sedangkan
penghancuran yang kedua membuat hampir semua masyarakat menyebar. Karena
gejolak masalah-masalah ini dan karena para penulis Kristiani jarang
menyebutkan Golghota selama dua abad ke depannya, para sarjana berpikir bahwa
pengetahuan tentang lokasi Golghota yang sebenarnya mungkin telah hilang.
Tetapi para sarjana lainnya berdebat bahwa tradisi lokal cukup kuat untuk tetap
menjaga pengetahuan tersebut walaupun terjadi banyak gejolak. Pada abad-abad
awal ini, sumber informasi yang dapat dipercaya itu sangat langka, sehingga
kita tidak bisa mengetahui lokasinya secara pasti.
Dari abad keempat dan seterusnya,
mulai dari masa Konstantin Agung, informasi yang lebih baik banyak tersedia
dalam bentuk tulisan. Dalam masa pemerintahannya, beliau dan ibundanya,
Permaisuri Helena (nantinya menjadi Santa Helena), tertarik untuk membangun
sebuah gereja dekat dengan lokasi Golghota dan dengan makam tempat Yesus
dikuburkan. Ide ini begitu menarik, khususnya bagi permaisuri, dan pada tahun
326 Sesudah Masehi beliau mengadakan perjalanan ke Yerusalem untuk melihat
kemungkinan merealisasikan ide ini.
Ketika Permaisuri tiba di
Yerusalem, beliau diberitahukan bahwa Golgotha dan makam itu berada di sekitar
pemakaman tua bangsa Yahudi yang terletak di bagian Barat Laut kota Yerusalem.
Sumber dari informasi ini tidak pasti. Dalam suatu cerita yang ditemukan pada
abad kelima dalam buku Kisah Judas Cyriacus, mengatakan bahwa orang-orang
Kristiani mengetahui lokasi pemakaman tersebut dari seorang pria Yahudi tua
yang disiksa sebelum akhirnya ia mengungkapkan lokasinya. Tetapi, banyak
sarjana yang meragukan cerita ini, dan pada kenyataanya ada kemungkinan bahwa
pemakaman ini terkenal bagi orang-orang di kota itu. Dan mungkin juga tradisi
lokal mengkaitkan pemakaman dengan proses penyaliban, dengan demikian
menjadikannya sebagai pilihan yang pasti untuk lokasi Golgotha.
Bagaimanapun, Permaisuri
diberitahukan bahwa Golgotha dan makam berada di sekitar pemakaman tua bangsa
Yahudi tersebut. Tetapi lokasi pasti dari kedua tempat itu masih belum
diketahui. Masalahnya adalah orang Roma telah membangun sebuah kuil orang kafir
di area pemakaman dan mungkin saja dalam proses pembuatan kuil itu mereka
menghancurkan bagian-bagiannya.
Singkatnya setelah kedatangan
permaisuri, beliau memerintahkan untuk merubuhkan kuil itu dan menggali area di
bawahnya. Tentang penggalian ini, dalam tulisan awal sejarawan gereja bernama
Eusebius mengatakan bahwa, “Monumen terhormat dan suci atas kebangkitan Tuhan
kita jadi terlihat.” Arti pasti dari kalimat ini tidaklah jelas, tetapi dalam
tulisan berikutnya dikatakan bahwa penggalian tersebut menemukan sebuah makam
yang di dalamnya terdapat beberapa paku dan tanda yang dipasang Pilatus di atas
salib. Beberapa tulisan berikutnya juga dikatakan bahwa ada tiga salib yang
ditemukan di dalam makam atau di tadah yg dekat makam. Salah satu dari salib
itu diidentifikasi sebagai salib Yesus karena memiliki kuasa penyembuhan.
Beberapa sarjana berpendapat
bahwa tulisan berikut-berikutnya telah dibumbui karena Eusebius, penulis yang
paling awal, tidak menyebutkan adanya paku, salib, atau tanda yang dipasang
Pilatus. Dan terutama karena tulisan2 itu berbeda satu sama lain dalam beberapa
detil. Maka dari itu, ada beberapa ketidakpastian tentang apa yang sebenarnya
ditemukan dalam proses penggalian.
Gereja-gereja awal yang dibangun pada lokasi itu kemudian
dihancurkan beberapa kali, sekali oleh penyerbu dari Persia dan sekali oleh
orang Arab. Setelah tentara salib mengambil alih Yerusalem pada abad ke-11,
mereka membangun Gereja Makam Suci yang sekarang. Beberapa bagian dari gereja
itu harus dibangun kembali setelah hancur karena kebakaran pada tahun 1808. Gereja
tersebut melampirkan makam Yesus dan juga sebuah tonjolan batu kecil yang
disebut “Wadas Golgotha”.
Menurut tradisi gereja, Yesus
memulai jalan salibnya ke Kalvari dari Benteng Antonia, yang memuat garnisun
militer utama Romawi di kota Yerusalem. Rute jalan salib itu dikenal dengan
sebutan Via Dolorosa, yang panjangnya kira-kira 0,4 mil (650 meter), dan
berakhir di gereja tersebut. Tetapi, beberapa sarjana berpendapat bahwa tempat
Yesus diinterogasi untuk terakhir kalinya adalah di Istana Herodes dan Yesus
memulai jalan salibnya dari sana yang memiliki jarak yang lebih pendek.
Lokasi gereja yang sekarang
sepertinya sesuai dengan bukti-bukti yang ada tentang lokasi Golgotha, yaitu:
gereja berada di barat laut kota kuno, tepat berada di luar tembok kuno, dan
jelas berada di area sebuah pemakaman kuno. Itu semua menandai lokasi yang
sesungguhnya, atau setidaknya dekat dengan lokasi itu. Tetapi beberapa sarjana
mengutarakan keraguan, dan beberapa lokasi lain yang memiliki kemungkinan
sebagai lokasi yang sesungguhnya telah diajukan. Lokasi aternatif terbaik yang
paling dikenal adalah Gordon's Calvary (the Garden Tomb), yang jauhnya
kira-kira 0.4 mil ke utara kota.
Kiranya tulisan ini menambah wawasan kita.
PJSDB
No comments:
Post a Comment