Yes 50:4-9a
Mzm 67: 8-10.21-22.31.33-34
Mat 26:14-25
Hamba Tuhan yang taat
Himne ketiga tentang Hamba Tuhan yang
menderita memfokuskan perhatian kita pada ketaatannya sebagai hamba. Tuhan
memberikan kepadanya lidah sebagai seorang murid sehingga ia dapat meneguhkan
mereka yang letih lesuh. Tuhan juga mempertajam pedengarannya sehingga dapat
mendengar seperti seorang murid. Namun kehebatan sang hamba bukan hanya sebatas
sebagai murid tetapi ketaatannya untuk menderita. Sang Hamba bersaksi: “Aku memberi punggungku kepada orang-orang
yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku. Mukaku
tidak kusembunyikan tetapi kubiarkan dinodai dan diludahi.” Di saat yang
sulit seperti ini sang Hamba Tuhan masih percaya bahwa Tuhan pasti menolongnya.
Hatinya tetap teguh pada Tuhan seperti gunung batu.
Kisah ketaatan hamba Tuhan yang
menderita ini memancarkan wajah Dia yang tersalib yakni Yesus. Ia adalah Anak manusia yang menderita,
dicemooh, dihina dan dimahkotai dengan duri. Dia tidak memilih untuk mundur
tetapi maju dengan berani menyerahkan diriNya. Dia sungguh memiliki
kebebasan sejati sehingga dapat memberi diriNya dengan sukarela. Hamba Tuhan adalah Manusia
dari Allah. Meskipun kejahatan manusia bertambah namun Dia tetapi mendengar
Sabda Allah Bapa, hidup dalam persatuan dengan Allah. Hamba Tuhan
ini memberi DiriNya bagi sesama dalam nama Tuhan Allah. Maka tidak slah kalau Gereja purba menyamakan figur Hamba Tuhan
dengan Yesus Putera Allah.
Figur Hamba Tuhan ala Yesaya semakin
sempurna dalam kesaksian Injil tentang
Yesus Kristus. Yudas Iskariot, salah
seorang dari keduabelas rasul pilihanNya pergi kepada para imam kepala untuk
merencanakan pengkhianatanNya. Yesus yang diikutinya dijual begitu saja dengan
harga tiga puluh uang perak. Ketika uang sudah di tangannya maka ia tinggal menunggu saat
yang tepat untuk menyerahkan sang Maestronya. Tenatng halk ini, Yesus sendiri mengatakan bahwa salah
seorang di dalam komunitasNya akan mengkhianatiNya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhNya seorang di antara kamu akan
menyerahkan Aku. Dia yang mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini. Adalah
lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Tentu yang Yesus
maksudkan adalah Yudas Iskariot sang bendahara komunitas.
Tuhan Yesus dikhianati oleh salah
seorang pilihanNya. Mengherankan! Dia pasti tahu bahwa Yudas anak Simon,
seorang yang bukan berasal dari Galilea ini akan mengkhianatiNya tetapi Ia
tetap juga memilihNya sebagai Rasul bahkan jabatan penting sebagai bendahara. Pada malam perjamuan terakhir Yesus masih
berlutut di hadapannya untuk membasuh kakinya. Harga jual Sang Maestro bisa
semurah ini, hanya tiga puluh perak! Sang Mesias dikhianati oleh seorang
sahabatNya. Yesus disamakan begitu saja seperti seorang revolusioner atau
pemberontak. Misteri Tuhan ada di sini yakni rencana dan kehendakNya tidak dapat dipahami
manusia. Ia sangat mengasihi dunia sehingga mengorbankan Putera TunggalNya, barang
siapa percaya kepadaNya akan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16).
Sabda Tuhan ini sangat
menguatkan kita untuk bertahan dalam perjuangan hidup kita masing-masing.
Dengan memandang Yesus, sang Hamba Tuhan yang menderita kita belajar
nilai-nilai rohani penderitaanNya. Figur Hamba Tuhan yang menderita, taat dan pasrah
karena dia tahu Tuhan pasti akan menolongnya. Meskipun punggungnya dipukul,
mukanya dinodai dan diludahi, jangggutnya dicabut namun ia tetap berbesar hati
karena Tuhan pasti menolongnya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita masih
berbesar hati dalam penderitaan, tetap bertahan dan percaya bahwa Tuhan pasti
menolong kita? Atau kita juga mundur dan mencari hidup yang lebih enak dan
gampang dengan menjauhkan diri dari Yesus? Yesus sendiri berkata: “Barang siapa yang mau mengikuti Aku
hendaklah memikul salibnya hari demi hari” (Mat 16:24).
Pengalaman menunjukkan bahwa
sahabat tenyata bisa menjadi musuh. Meskipun Yesus menyapa para muridNya
sebagai sahabat-sahabat tetapi Yudas Iskariot tidak merasakan persahabatan. Di
kepalanya hanya ada kerjaan iblis dan uang. Itu sebabnya ia tidak segan-segan
menjual Yesus dengan harga tiga puluh perak. Pengalaman jual menjual juga
terjadi dalam hidup kita. Orang yang dekat sekali pun, mereka yang mengetahui
sebagian dari rahasia kehidupan kita dapat dengan mudah menjadi pengkhianat.
Yesus mengalaminya dan kita pun mengalaminya. Apakah pengalaman ini membuat
kita mundur dari Yesus? Tidak, kita harus bertahan karena Yesus sendiri pun
mengalaminya dan memenangkannya.
Doa: Tuhan kuatkanlah aku!
Doa: Tuhan kuatkanlah aku!
PJSDB
No comments:
Post a Comment