Kis 9:31-42
Mzm 116:12-13.14-15.16-17
Yoh 6:60-69
“Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi?”
Seorang Kepala Sekolah pernah
curhat. Ia terpilih menjadi kepala sekolah ketika sekolah tersebut diambang
kehancuran. Hari-hari pertama berkarya di tempat baru ini, ia lebih banyak
melihat kemudian berdialog dan coba memikirkan strategi yang tepat untuk
membangkitkan sekaligus menjalani sekolah tersebut. Dia akhirnya menemukan
bahwa kinerja dari setiap fungsionaris di dalam lembaga tersebut tidak
berfungsi. Ada guru dan karyawan yang tidak berkarya pada tempat yang pas
sesuai dengan pendidikan dan kemampuan berelasi dengan sesama. Akibatnya banyak
di antara mereka dikembalikan ke yayasan yang mengelola sekolah untuk difungsikan.
Tentu gebrakan kepala sekolah ini menjadi sarang kebencian banyak guru dan
pegawai yang selama bertahun-tahun berkarya di sekolah itu. Mereka telah
mendapat yang enak dan nikmat dan sekarang harus dibaharui dengan sistem baru
yang lebih adil. Dampaknya banyak guru yang mundur, bahkan meninggalkan sekolah
tersebut dan mencari pekerjaan lain.
Kisah ini sudah lazim dialami di dalam
masyarakat kita. Di dalam gereja pun selalu saja ada umat yang puas dan tidak
puas dengan perubahan system menggereja. Umat yang puas akan tetap mau
melayani, apa pun kesulitan dan tantangan dia akan tetap mau melayani. Umat
yang tidak puas dengan perubahan akan meminta diri, mundur dalam pelayanannya.
Ketika Yesus mengatakan, “Roti yang akan
Kuberikan adalah dagingKu bagi kehidupan dunia, anggur adalah minuman yang
benar yakni Darah Kristus.” Bagi orang Yahudi, menyebut darah manusia
apalagi meminumnya adalah perbuatan yang tidak baik (Kej 9:4; Kis 15:29). Orang-orang
Yahudi saat itu pun tidak memahami maksud Yesus sehingga banyak yang mundur.
Mereka berdalil bahwa perkataan Yesus sangat keras. Mereka lalu mundur dan
tidak mau mengikuti Yesus lagi. Menyadari situasi komunitasNya, Yesus lalu
bertanya kepada para murid apakah mereka juga mau pergi. Petrus menjawab, “Tuhan, kepada siapa kami akan pergi?
PerkataanMu adalah perkataan hidup yang kekal. Kami telah percaya dan tahu
bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”
Pengalaman Petrus ini tetap
berlanjut hingga ia sendiri tampil menjadi wakil Yesus. Lukas dalam Kisah Para
rasul menceritakan bagaimana Petrus
melakukan segala mukjizat seperti yang Yesus lakukan sendiri. Sebelumnya, bersama Yohanes (Kis 3:6-8),
mereka mendoakan dan mukjizat pun dialami orang lumpuh. Kali ini, orang lumpuh di
Lida yang sudah delapan tahun lumpuh bernama Eneas didoakan dan hanya dengan
menyebut nama Yesus, si lumpuh ini dapat berdiri dan berjalan seperti biasa.
Petrus juga membangkitkan seorang bernama Tabita atau dikenal dengan nama Dorkas
yang sudah meninggal dunia.
Sabda Tuhan pada hari ini
membantu kita untuk mengimani dan percaya bahwa Tuhan Yesus adalah penebus
dunia. Dia adalah Yang Kudus dari Allah. Dialah yang memberi diriNya tuntas
bagi kita. Dalam pengajaranNya tentang Roti Hidup, dengan tegas Ia mengatakan
bahwa diriNya adalah Roti Hidup itu
sendiri yang dapat memberikan kehidupan kekal bagi siapa yang percaya atau
mengimaniNya. Dia jugalah yang tinggal di dalam setiap orang yang percaya
kepadaNya.
Mengimani dan percaya pada Yesus
bukanlah perkara yang mudah. Ia sendiri mengakui bahwa Ia mengutus para
MuridNya laksana domba-domba ke tengah-tengah serigala (Luk 10:16). Banyak
salib, banyak penderitaan akan dilewati setiap murid Kristus. Yesus
mengingatkan supaya orang yang tidak
malu mengakuiNya dan bersaksi sekalipun dalam situasi yang sulit. Yesus
berkata, “Sebab barangsiapa malu karena
Aku dan karena perkataanKu, Anak manusia juga akan malu karena orang itu” (Luk
9:26).
Pengalaman Petrus menguatkan kita
semua. Ia tidak malu memberi kesaksian tentang Kristus dalam segala situasinya.
Ia betul-betul bersatu dengan Yesus sehingga segala sesuatu yang sudah
dilakukan Yesus diulangi kembali dan berhasil dengan sempurna. Kita pun
dipanggil untuk menginjil di daerah-daerah lain secara geografis. Butuh
keberanian dan ketekunan seperti Petrus. Kalau berada dalam keraguan katakanlah
seperti Petrus, “Tuhan kepada Siapa kami
akan pergi? SabdaMu adalah Sabda hidup yang kekal.” Tuhan Yesus adalah
penolong yang setia dan ia mau membuat kita setia dalam melayani.
Marilah kita membangun ketekunan
dalam berkarya. Tuhan sanggup membantu kita semua untuk menuju ke pelabuhan
abadi di Surga.
PJSDB
No comments:
Post a Comment