Apakah kita juga bangkit bersama Kristus?
Ada dua orang sahabat yang sedang
melakukan perjalanan melintas gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka
bertengkar maka salah seorang menampar sahabatnya. Sahabat yang mendapat
tamparan itu merasa sakit hati. Tanpa berkata-kata ia menulis di atas pasir: “Dia
adalah sahabat terbaiku hingga saat ini. Tetapi anehnya, hari ini dia
menamparku.” Mereka meneruskan perjalanan dan tidak berbicara banyak. Mereka
mendapati sebuah oase dengan mata air yang jernih. Karena udara panas maka
mereka berdua mandi. Sahabat yang pipinya ditampar itu tidak tahu berenang maka
dia nyaris tenggelam. Maka cepat-cepat temannya membantu menyelamatkannya.
Ketika sudah sadar dan tidak takut lagi, sahabat yang nyaris tenggelam itu menulis di atas sebuah batu: “Sebelumnya dia
menyakitiku. Tetapi dia barusan menyelamatkanku. Dia tetaplah sahabat terbaikku”.
Sahabat yang tadinya menampar
bertanya: “Mengapa setelah menamparmu, kamu menulis di atas pasir dan sekarang
kamu menulis di atas batu?” Sambil tersenyum sahabat itu menjawabnya: “Ketika
seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin
maaf dapat datang dan cepat menghapus tulisan tersebut. Dan kalau mengalami
pengalaman yang luar biasa maka kita harus menulisnya di atas batu hati kita
agar tidak muda hilang ditiup angin.”
Tentu ini hanyalah sebuah kisah.
Tetapi kisah ini menginspirasikan kita banyak hal yang malam hari ini kita
renungkan bersama sehubungan dengan perayaan Paskah. Bacaan-bacaan suci malam
hari ini mengantar kita perlahan-lahan untuk mengerti gerakan rencana Tuhan Allah untuk menyelamatkan manusia. Sebuah gerakan persahabatan antara Allah dan manusia.
Pada kisah penciptaan, manusia itu diciptakan seturut gambar dan rupa Allah. Manusia
pertama membangun persahabatan dengan Allah dan sesama ciptaan. Ia mendapat
tugas istimewa yakni untuk menjadi administrator segala ciptaan yang lain.
Namun demikian manusia jatuh dalam dosa. Ada permusuhan antara manusia dengan
keegoisannya dengan Allah sebagai pencipta.
Tuhan lalu membaharui relasiNya dengan manusia
dengan memanggil dan memilih Abraham sebagai Bapak kaum beriman. Ia memiliki
iman yang tangguh di hadapan Yahwe. Ia diuji oleh Yahwe untuk mempersembahkan
Ishak anak tunggalnya. Abraham mengikuti kehendak Tuhan. Karena ketaatan dan imannya maka korban Ishak diganti dengan seekor domba jantan.
Kisah keluarnya orang-orang
Israel dari tanah Mesir membuktikan bahwa Allah turut bekerja dalam seluruh
hidup manusia. Ia membebaskan orang-orang Israel dari serangan tentara Firaun. Orang
Israel berjalan di tempat kering dan air laut merah menjadi dinding pemisah
yang kuat. Ini tentu menjadi bahasa simbolis yang bagus. Sakramen permandian merupakan
sakramen penebusan dan pengudusan.Tuhan membebaskan kita semua berkat air
pembaptisan.
Nabi Yesaya menggambarkan Allah
sebagai penebus umat manusia. Ia menaruh belas kasihan kepada manusia. Belas kasih
yang abadi dan sekaligus menuntut kesetiaan dalam hidup. Tuhan juga berfirman: “Datanglah
kepadaKu maka kamu akan hidup dan aku akan mengikat perjanjian abadi dengan
kamu.” Dalam Kitab Perjanjian baru, Allah memberikan kebijaksanaan melalui Yesus PuteraNya. Dengan kata lain, Kebijaksanaan Allah yang
sempurna ada di dalam Yesus. Kebijaksanaan Allah terungkap dalam kehendaknya
yang penuh kasih. Melalui Nabi Yehezkiel Allah juga berjanji untuk memberikan air jernih
kepada manusia. Allah juga akan memberi hati yang baru dan roh yang baru juga
diletakkan Tuhan dalam batin manusia.
Semua janji Tuhan yang diuraikan
di atas membuat kita melihat relasi antara Yahwe dan Manusia begitu bersahabat.
Kepada manusia Tuhan sendiri menganugerahkan PuteraNya yang tunggal menjadi juru
selamat dunia. Ini adalah tanda persahabatan Allah dengan manusia. Kristus telah wafat dan bagi santu Paulus mengatakan: “Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati dan tidak akan mati lagi”. Senada dengan Paulus, Penginjil Markus
menulis: “Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini lagi! Ia sudah mendahului ke Galilea”. Ya Yesus sudah bangkit. Dia tidak berada lagi di dalam kubur yang gelap. Ia sudah menjadi terang, matahari baru. Ia mendahului ke Galilea. Galilea adalah tempat Dia memulai karyaNya dan sekarang akan menemani para muridNya untuk memulai karyaNya yang baru.
Bacaan-bacaan suci yang diuraikan
di atas menggambarkan kepada kita betapa Tuhan sangat mengasihi kita. Tuhan membangun persahabatan dengan manusia. Apa yang harus kita lakukan?
Pertama, Bersyukurlah karena KasihNya! Kasih Tuhan akan menjadi sempurna
kalau orang dapat mengalami kasih Yesus yang bangkit. Para wanita yang
dikisahkan Markus di dalam Injil malam hari ini pergi ke kubur Yesus karena
motivasi mereka tidak lain adalah bagaimana merawat Yesus sebagai seorang
manusia. Mereka tahu Dia sudah wafat dan sekarang mereka hendak merawatnya sebagai
tanda kasih. Tetapi suasana bathin mereka juga penuh kegelisahan dan ketakutan.
Maka dari luar kubur, masuk ke dalam kubur dan keluar lagi dari dalam kubur.
Ini sangat simbolis! Para wanita ini berani pergi sendirian ke kubur pada pagi
hari dan bertemu dengan pemuda berpakaian putih yang mengigatkan mereka supaya
jangan takut karena Yesus sudah bangkit. Ini adalah berita sukacita karena Dia
mengasihi kita.
Kedua, Menjadi cahaya. Malam Paskah ini pusat perhatian kita adalah pada Lilin
Paskah sebagai sumber cahaya Kristus. Dengan menyanyikan lagu “Cahaya Kristus”
dan jawaban pasti dari setiap umat adalah “Syukur kepada Allah atau “Terima
kasih Tuhan”. Tugas kita adalah membawa kasih dan cahaya atau terang kepada sesama manusia.
Jadilah cahaya bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.
Ketiga, Menghayati Sakramen Pembaptisan. Pada malam hari ini kita akan membaharui
janji baptis. Membaharui janji baptis berarti kita membangun kembali niat-niat
untuk mewujudkan komitmen kita sebagai anak-anak Tuhan yang telah dikuduskan lewat Pembaptisan. Kita juga mengenang
saat-saat kita dikuduskan bagi Tuhan Allah Tritunggal.
Mari membangun niat baru. Paskah membuat kita beralih dari hidup lama menjadi hidup baru. Kiat telah
mati bersama Kristus dan bangkit juga bersamaNya. Kita telah melewati hidup
dalam kegelapan di dalam kubur maut dan beralih kepada terang sejati, matahari
baru. Apakah kita juga bangkit bersama Kristus? Ingatlah, Sesudah dirimu di selamatkan, jadilah saksi Kristus!
PJSDB
No comments:
Post a Comment