Kis 6:1-7
Mzm 33:1-2.4-5.18-19
Yoh 6:16-21
Jangan Takut Untuk Melayani!
Seorang pengurus wilayah di sebuah Paroki mendatangi Romo di Paroki untuk curhat. Dia merasa sakit hati karena ada umat di wilayahnya bersungut-sungut karena dana papa dari Gereja belum diterima. Masalahnya sederhana, para pengurus sedang menertibkan sistem dan memberlakukan pastoral berbasis data. Jadi data-data itu belum masuk ke data base Paroki secara lengkap. Namun demikian bersungut-sungut ini selalu menjadi terror baginya. Setiap hari selalu ada SMS bahkan kadang mengatakan, “Kalau Gereja tidak mau membantu lagi juga tidak apa-apa.” Romo di Paroki itu menjawab, “Tenanglah, itu hanya satu orang di wilayahmu. Wilayah lain memiliki lebih banyak dari itu.” “Iya Romo, walaupun satu tetapi seperti seekor nyamuk yang mengganggu di telingaku” Jawab pengurus wilayah itu. Pengalaman sederhana ini pernah dialami komunitas para Gereja Perdana.
Sebagaimana kita ketahui bahwa salah
satu ciri khas komunitas Gereja Perdana di Yerusalem adalah semangat sehati
sejiwa. Semangat ini ditandai dengan sikap saling berbagi sehingga di antara
mereka tidak ada yang kekurangan suatu apa pun (Kis 2:44-47). Kekhasan ini
menjadi kuat ketika para Rasul terjun langsung dalam tugas untuk melayani.
Akibat pewartaan yang tekun dari para Rasul maka orang-orang
yang percaya kepada Yesus bertambah. Mereka bukan hanya orang-orang Yahudi
tetapi orang-orang bukan Yahudi pun percaya kepada Yesus.
Persoalan yang muncul adalah
bagaimana semangat sehati dan sejiwa yang diwujudkan dalam semangat saling
berbagi itu dapat terlaksana dengan baik? Ada orang-orang Yahudi yang berbahasa
Yunani bersungut-sungut karena pelayanan kasih kepada para janda tidak merata.
Dengan demikian para rasul berkumpul dan memutuskan untuk membagi tanggung
jawab dengan semua orang yang percaya. Pertemuan ini menghasilkan satu
keputusan penting: para rasul yang tadinya tidak puas karena melalaikan Sabda
untuk melayani meja bersedia berbagi tugas dan tanggung jawab kepada para
pilihan yang punya tugas istimewa untuk melayani. Mereka inilah yang disebut
Diakon. Komunitas berhasil memilih tujuh diakon yang dianggap baik, penuh Roh
Kudus dan bijaksana. Salah satu di antara mereka yang terkenal adalah Stefanus.
Dampaknya adalah Firman Allah semakin tersebar ke mana-mana dan jumlah murid
Tuhan makin bertambah. Para imam Yahudi pun ada yang bertobat.
Penginjil Yohanes mengisahkan
bahwa para murid Yesus merasa puas dengan mujizat penggandaan roti dan ikan.
Ini adalah pengalaman berbagi yang luar biasa. Banyak di antara orang-orang
yang mengalami mukjizat ini berniat untuk mengangkat Yesus sebagai raja. Yesus
dikhabarkan menyingkir ke gunung dan menyendiri. Ini adalah saat untuk bersatu
dengan Bapa. Para Murid sendiri saking bahagia dan percaya diri maka mereka
memberanikan diri untuk pergi menyebrangi danau tanpa Yesus. Ketika
perahu mereka diterpa badai, mereka ketakutan. Yesus berjalan di atas air dan berseru
kepada mereka, “Ini Aku, Jangan Takut!”
Komunitas Gereja perdana
sebagaimana dilukiskan St. Lukas menjadi dasar yang kuat bagi perkembangan
Gereja hingga saat ini. Hal yang dosoroti oleh Lukas adalah bahwa di dalam
komunitas perlu ada para pelayan tertentu yang bertugas untuk melayani Sabda,
melayani Jemaat dan memimpin jemaat. Tugas-tugas ini yang kemudian diambil oleh
para imam, uskup dan Paus tertahbis untuk mewartakan Sabda, melayani
sakramen-sakramen di dalam Gereja dan memimpin Gereja. Di dalam Gereja katolik
juga terdapat Diakon yang memiliki tahbisan khusus untuk melayani Gereja baik
sabda maupun beberapa pelayanan sakramen sebelum mereka ditahbiskan penuh di dalam Gereja katolik.
Meskipun sudah memiliki hirarki
dengan aneka pelayanan, namun bersungut-sungut selalu ada. Umat
bersungut-sungut kalau para gembalanya melayani pilih kasih dan mengabaikan
umat yang lain. Gembala yang tidak menyiapkan diri untuk melayani Sabda,
Sakramen dan memimpin umat. Bersungut-sungut selalu ada di dalam Gereja dan
tidak akan terhapus. Darah Yesus saja tidak mempan dalam menghapus sikap bersungut-sungut dikalangan umat.
Mengapa selalu ada rasa
bersungut-sungut di kalangan umat? Karena Gereja berpikir dapat berjalan
sendiri tanpa Yesus. Gereja seperti bahtera yang dipakai para rasul dan belayar
sendiri tanpa pendampingan dari Yesus. Nah, perlu adanya mukjizat baru. Yesus
perlu berjalan di atas air dan berseru, “Jangan takut, Aku ini!” kepada GerejaNya. Terkadang
ketakutan Gereja justru pada rasa bersungut-sungut ini. Bagaimana membangun
komunikasi yang baik untuk mereka yang bersungut-sungut ini?
Sabda Tuhan pada hari ini
memfokuskan kita semua pada satu kata, “melayani”. Mari kita melayani lebih
sungguh kepada semua orang tanpa pamrih. Melayani materi kepada yang
berkekurangan. Melayani Sabda sebagaimana diperintahkan Yesus yakni kepada
segala makhluk sampai ke ujung dunia. Melayani Sakramen-sakramen sebagai jalan
menuju kekudusan. Kita butuh Tuhan yang mendampingi dan meneguhkan kita dengan
kata-kataNya, “Aku ini, Jangan takut!” Maukah anda melayani dan berbagi?
PJSDB
No comments:
Post a Comment