Kis 2: 36-41
Mzm 33:4-5.18-19.20.22
Yoh 20:11-18
“Aku telah melihat Tuhan”
(Yoh 20:18)
Maria
Magdalena! Wanita yang satu ini menjadi sorotan banyak orang yang membaca atau
belum membaca Kitab Injil. Dia adalah salah seorang pengikut Yesus Kristus, murid
perempuan yang paling terkenal. Di dalam Injil, namanya disebut 12 kali
terutama yang berhubungan dengan peristiwa penyaliban dan kebangkitan Yesus.
Peran pentingnya adalah sebagai orang pertama yang bertemu Yesus setelah
bangkit dari kematian, dan orang pertama yang mengabarkan tentang "Yesus
yang bangkit" kepada murid-murid yang lain. Di masa lalunya, ia
disembuhkan oleh Yesus dari penyakitnya, yaitu yang dicatat: "Dari padanya Yesus pernah mengusir
tujuh setan." (Mrk 16: 9). "Dan
juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau
berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan
dari tujuh roh jahat" (Luk 8: 2).
Penginjil
Yohanes mengisahkan bagaimana Maria Magdalena mencari Yesus. Ia melihat makam
Yesus sudah kosong. Secara emosional, ia merasa kehilangan Yesus maka ia pun
menangis. Ia menjenguk ke dalam makam Yesus dan melihat dua orang malaikat yang
berpakaian putih di sebelah kiri dan kanan kepala Yesus. Mereka bertanya kepada
Maria Magdalena tentang alasan mengapa ia menangis. Ia
menjawab: “Tuhanku telah diambil orang,
dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.” (ayat 13). Kata-kata Maria Magdalena ini
merupakan ungkapan emosional, manusiawi di mana ia mencari Yesus masih pada
level manusia Yesus, belum Yesus sebagai Tuhan yang mulia.
Ketika
berbicara langsung dengan Yesus yang sudah bangkit mulia Maria masih
mengungkapkan perasaannya: “Tuan, jikalau
tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia,
supaya aku dapat mengambilNya.” (ayat 16). Yesus mengenal dan merasakan pencarian
Maria Magdalena dan memanggilnya “Maria”. Pada saat itu Maria Magdalena
mengenal Yesus dan menyapaNya “Guruku” Maria Magdalena mendapat tugas sebagai
utusan, “Pergilah kepada
saudara-saudaraKu dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku pergi kepada
Bapaku dan Bapamu, kepada Allahku dan Allahmu.” (ayat 17) Dengan sukacita Maria
Magdalena bersaksi, “Aku telah melihat
Tuhan dan Tuhan mengatakan semua hal ini.” (ayat 18).
Kita
melihat proses formasi iman Maria Magdalena. Maria Magdalena sebelumnya sudah
bertemu dengan Yesus. Perasaan Maria Magdalena tentang Yesus lebih didominasi
oleh perasaan manusiawi. Mungkin karena ia banyak memberi sumbangan untuk
komunitas Yesus dan hampir setiap hari ada bersama Yesus. Maka pengenalan akan
Yesus juga sangat manusiawi. Ini diperkuat dengan proses pencariannya akan
Yesus. Ungkapan diri dengan menangis, mau mengambil Yesus menunjukkan sifatnya
yang posesif. Tetapi Tuhan mengantar dia sampai pada pengenal dirinya. Ketika
namanya dipanggil, ia mengalami pencerahan diri. Dari situ ia siap diutus untuk
memberi kesaksian. Inilah yang disebut pengalaman pemuridan.
Petrus
dan para Rasul lainnya juga memiliki pengalaman yang mirip Maria Magdalena.
Setelah tinggal bersama Yesus, mereka juga belum mengenal secara mendalam
tentang siapa Yesus sebenarnya. Memang, Petrus pernah mengakui di suatu
kesempatan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup. Tetapi pengakuan
seperti ini belum cukup dipahami maka Ia juga masih menyangkal Yesus. Tetapi
ketika dikuatkan oleh Roh Kudus pada hari Pentekosta, ia dengan berani berkata:
“Seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus
yang kamu salibkan itu menjadi Tuhan dan Kristus.” Pengakuan Yesus sebagai
Tuhan dan Kristus menjadi pokok pewartaan atau kesaksiannya. Ini pertumbuhan
iman yang menjadi iman yang matang.
Pewartaan
Petrus ini menggugah hati banyak orang. Mereka menjadi percaya maka sebagai
ungkapan iman, mereka dibaptis dalan nama Yesus Kristus sebagai tanda pengampunan
dosa sehingga mereka juga dapat menerima Roh Kudus. Petrus juga mengajak
penduduk Yerusalem: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini”. (ayat 40).
Sabda
Tuhan mengundang kita untuk menyadari proses pemuridan yang kita alami sebagai
orang yang dibaptis. Pengenalan akan Allah dan pertumbuhan iman hendaknya
berkembang sampai pada tahap mengenal Yesus sebagai Putera Allah yang hidup,
Dia yang wafat dan bangkit dengan mulia. Jadi Yesus bukan hanya sekedar orang
Nazaret yang lahir di Betlehem, ibunya Maria dan bapaNya Yosef tetapi lebih
dari itu Dia juga Anak Allah yang hidup! Dia yang telah wafat dan telah bangkit
dengan mulia. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kita sungguh-sungguh percaya
bahwa Yesus bangkit dengan mulia? Atau kita hanya terpancing secara emosional
dan berhenti. Iman kita kepada Yesus harus matang!
Iman
yang matang akan mendorong kita untuk bersaksi. Maria Magdalena berubah dari
gerakan emosional ke pengalaman iman yang matang: “Aku telah melihat Yesus dan Dia berbicara kepadaku tentang semuanya
ini!” Atau seperti Petrus yang berkata: “Yesus
yang kamu salibkan itu telah menjadi Tuhan dan Kristus!” (ayat 36). Iman yang matang
membuat orang berani melakukan apa saja yang penting untuk pertumbuhan imannya.
Mampukah kita menjadi saksi? Imanilah Kristus dan berilah kesaksian yang benar!
PJSDB
No comments:
Post a Comment