Para Pengikut orang Nazaret
(The
Nazarenes)
Setelah Yesus naik ke surga, banyak dari pengikutnya yang tetap
tinggal di Yerusalem dan berkumpul menjadi sebuah kelompok yang amat sangat
dekat satu sama lain. Mereka ini dikenal dengan
sebutan Pengikut orang Nazaret. Menurut Kisah Para rasul 1: 13-16, kelompok ini
awalnya memiliki sekitar 120 anggota, termasuk Maria ibu Yesus dan semua
saudara-saudara Yesus. Dua pemimpin utama dari kelompok ini adalah Simon Petrus
dan saudara tertua Yesus yang dipanggil dengan sebutan Yakobus Tua. Dalam
pertemuan awal, seorang pria bernama Matias dipilih untuk menggantikan si
pengkhianat Yudas Iskariot untuk menjadi salah satu dari bilangan kedua belas
murid Yesus.
Pengikut orang Nazaret adalah kelompok inti asli, dari sinilah Kristianitas
tumbuh dan menyebar. Tetapi pada mulanya mereka masih menganggap diri mereka
adalah orang Yahudi. Mereka berdoa di Bait Allah di Yerusalem, dan mereka mengikuti kebanyakan
dari adat kebiasaan beragama orang Yahudi. Orang-orang lain menganggp mereka
sebagai sebuah sekte Yahudi baru.
Tetapi, mereka berbeda dari sekte-sekte Yahudi lainnya dengan sangat
fundamental, karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Dengan berani
mereka menyerukan pesan ini di jalan-jalan di Yerusalem dan mereka mulai
menarik banyak orang untuk bertobat dalam waktu cepat. Mereka juga
memberitahukan pesan ini kepada teman dan kerabat mereka di tempat-tempat lain.
Dan dalam beberapa tahun saja, kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
orang-orang yang percaya terbentuk di kota-kota lain.
Pertamanya, kebanyakan dari orang-orang yang bertobat itu adalah kaum
Yahudi lainnya. Banyak dari mereka yang sudah tertarik dengan nubuat-nubuat
tentang Mesias. Tetapi kemudian rasul Paulus mulai mempertobatkan banyak kaum
non-Yahudi (kaum kafir). Hal ini menimbulkan kontroversi ketika pengikut orang
Nazaret dari Yerusalem mengunjungi komunitas di Anthiokia. Mereka
memberitahukan kepada orang kafir yang baru bertobat di Anthiokia bahwa mereka
harus disunat supaya bisa diselamatkan. Paulus sangat tidak setuju dengan hal
ini, dan ia melakukan perjalanan khusus ke Yerusalem untuk mengatasi masalah
tersebut.
Saat Paulus tiba di Yerusalem, sebuah pertemuan diadakan untuk membahas
masalah ini. Walaupun beberapa pengikut orang Nazaret berdebat dengan Paulus,
rupanya Petrus memihak kepada Paulus. Setelah perdebatan yang panjang,
keputusan akhirnya adalah kaum kafir yang bertobat tidak perlu disunat, tetapi
mereka harus tetap mentaati hukum Yahudi mengenai penyembahan berhala,
moralitas seksual dan pola makan mereka. Pertemuan-pertemuan penting ini, yang
kadang disebut dengan Sidang Yerusalem, dijelaskan dalam Kis 15: 1-29.
Selama
tahun-tahun awal, orang yang
bertobat di kota lain menganggap pengikut nazaret di Yerusalem sebagai otoritas final untuk memutuskan masalah-masalah penting. Hal ini dikarenakan adanya Petrus, Yakobus Tua, dan orang percaya
asli lainnya. Mereka diberi status khusus ini karena mereka telah mengenal Yesus secara pribadi.
Tetapi Petrus akhirnya meninggalkan Yerusalem. Dan terutama
karena kegiatan Paulus,
jumlah orang yang bertobat di kota lain tumbuh dengan pesat. Karena
alasan inilah, pengikut orang
Nazaret mulai kehilangan pengaruh mereka. Tahun-tahun berlalu, kepatuhan mereka
pada tradisi religius agama Yahudi membuat mereka semakin kehilangan kontak dengan orang yang baru bertobat, di mana banyak dari mereka yang berasal dari luar Judaisme.
Pada tahun 66 Sesudah Masehi pecahlah sebuah perang sengit di Palestina antara
tentara Romawi dan sekelompok
pemberontak Yahudi. Korban yang berjatuhan sangat banyak,
terutama di kalangan warga sipil. Tetapi,
sebagian besar dari pengikut
orang Nazaret mampu menyelamatkan diri dengan cara meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri dari Yerusalem. Menurut sejarawan gereja bernama Eusebius, banyak dari mereka melarikan diri ke suatu tempat yang bernama Pella, di sebelah timur Sungai Yordan.
Tapi meskipun kebanyakan dari mereka
berhasil melarikan
diri, mereka mengalami pukulan yang amat berat.
Pada
saat itu, Kristianitas mulai memisahkan diri dari agama
Yahudi, dan pengikut oang Nazaret dengan cepat kehilangan pengaruh yang
tersisa yang mungkin mereka miliki.
Ada bukti bahwa banyak dari mereka
tidak pernah menerima Paulus sebagai rasul dan
tidak menyetujui beberapa praktek
gereja yang didirikan Paulus. Mungkin sebagian karena
alasan ini, secara bertahap mereka menjadi terisolasi dari gerakan Kristen
utama, dan tak banyak berpengaruh pada
sejarah gereja berikutnya.
Gaya hidup pengikut orang Nazaret
Selama tahun-tahun mereka tinggal di Yerusalem, mereka sering menyebut diri
mereka mereka sebagai para pengikut “Jalan”. Dengan ini mereka mengartikannya
sebagai gaya hidup mereka. Menurut Kis 4:32-33: “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka
sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari
kepunyaannya adalaj miliknya sendiri, tetapi tetapi segala sesuatu adalah
kepunyaan mereka bersama.”
Selain mendesaknya
kemauan mereka dalam hal berbagi, mereka menjunjung tinggi kekhusyukan, anti kekerasan,
dan gaya hidup yang sangat sederhana.
Semua hal ini bisa berasal dari ajaran Yesus langsung. Banyak sarjana telah menunjukkan bahwa gaya hidup mereka mirip dengan
dengan gaya hidup kaum
Eseni. Tapi teori-teori tentang
kemungkinan adanya hubungan
antara kedua kelompok ini sulit dibuktikan.
Asal usul dari nama "pengikut orang nazaret" ini tidak pasti. Karena Yesus sendiri kadang-kadang
disebut "orang Nazaret", yang sering
kita dengar adalah bahwa nama ini berasal dari
"Nazaret". Tapi ini tidak
bisa dibuktikan, dan ada alasan-alasan untuk meragukannya. Ketidakpastian ini dikarenakan kenyataan pada zaman itu para penulis
kuno mengeja nama dengan
beberapa cara yang berbeda, contohnya
"Nazirenes", "Nazaraeans",
dan "Nazoreans”.
Penganiayaan Pengikut orang
Nazaret
Ketika mereka masih berupa kelompok kecil, mereka sudah dianiaya oleh penguasa lokal di Yerusalem. Stefanus, martir Kristen pertama yang meninggal karena dirajam, diceritakan dalam Kisah Para Rasul 7:54-60.
Ancaman eksekusi selanjutnya menyebabkan mereka yang berada dalam
kelompok ini harus bersembunyi untuk sementara. Dalam masa inilah, Paulus yang saat itu dikenal sebagai Saulus, terlibat dalam penganiayaan itu, meskipun tidak dijelaskan seberapa besar peranannya.
Kemudian,
selama penganiayaan bergejolak lainnya, Yakobus Tua, anak Zebedeus dijatuhi hukuman mati dengan ditikam pedang. Petrus waktu itu juga akan dihukum mati, tapi malaikat datang pada malam hari itu dan membantunya melarikan diri dari penjara. Selama beberapa tahun ke depan, Petrus berusaha untuk
menghindari masalah, tapi akhirnya, menurut tradisi
gereja, ia dibunuh di Roma.
Yakobus Tua juga berhasil bertahan hidup dalam penganiayaan awal, tapi akhirnya
ia dibunuh pada tahun 62 SM.
Nasib akhir dari pengikut
orang Nazaret
Setelah kabur dari yerusalem, mereka menjadi terisolasi dari gerakan utama
Kristiani secara bertahap. Tetapi walaupun mereka terisolasi, mereka tetap
mampu bertahan hidup selama beberapa abad sebagai sekte independen. Kelangsungan
hidup mereka disebutkan oleh beberapa penulis, termasuk oleh Santo Hironimus,
yang melaporkan bahwa beliau mengunjungi komunitas mereka di gurun pasir Siria
sekitar tahun 380 SM.
Banyak
sarjana berpikir
bahwa kelompok mereka yang lain yang selamat memiliki sebutan kaum Ebonit. Kaum Ebionit ini mengakui Yesus sebagai Mesias tetapi menganggapnya sebagai keturunan dari manusia
normal. Mereka berpegang pada hukum Yahudi
kuno, memiliki Injil mereka
sendiri, dan tidak setuju
dengan ajaran Paulus. Karena alasan-alasan ini, Uskup Epifanius mengumumkannya
sebagai kelompok sesat pada abad
keempat.
Tidak
ada laporan
yang dapat diandalkan tentang apa
yang akhirnya
terjadi terhadap para pengikut orang Nazaret maupun kaum Ebonit. Sangat mungkin kedua kelompok tersebut benar-benar habis tak lama setelah abad keempat. Namun, beberapa sarjana berpikir bahwa komunitas kecil mereka dapat bertahan lebih lama di
daerah terpencil. Ada juga spekulasi
bahwa mereka yang paling lama bertahan adalah nenek moyang dari kelompok sesat pada abad
pertengahan, contohnya seperti Cathar. Jika tidak ada informasi
baru yang ditemukan, nasib akhir mereka akan tetap menjadi misteri.
Catatan: Menurut legenda,
sebuah kelompok Kristen modern dikenal sebagai Nasrani dari Malabar (India) didirikan oleh rasul Thomas pada tahun 52 AD. Dengan
demikian kelompok itu bisa
menjadi cabang
dari kelompok Nasrani asli Yerusalem. Kelompok modern lain, Nasrani Gunung Carmel, mengakui diri mereka sebagai "kebangkitan modern" dari orang Nasrani kuno.
PJSDB
No comments:
Post a Comment