Hari Senin Oktaf Natal
1Yoh. 2:12-17
Mzm. 96:7-8a,8b-9,10
Luk. 2:36-40
Dia bertambah besar dan kuat!
Saya barusan mengunjungi sebuah
keluarga muda yang memiliki seorang anak balita. Saya membaptisnya dua tahun
yang lalu. Ketika tiba di rumah, ia memanggilku uncle Romo, sesuai ajaran kedua
orang tuanya. Saya sendiri merasa happy saja ketika dipanggil uncle Romo. Tanpa
sadar kedua orang tuanya pun memanggil saya uncle Romo. Sambil duduk dan
bercerita bersama, mereka merasa bahagia karena Tuhan sudah memberikan hadia
terbaik, seorang putera yang sekarang mulai lancar dalam berkomunikasi dengan
semua orang. Banyak orang menilai anak ini lebih cepat berbicara dan berpikir
dibandingkan teman-teman sebayanya yang masih belajar untuk berbicara dan
berpikir. Saya mengatakan kepada kedua orang tuanya untuk bersyukur sambil
membiarkannya bertumbuh menjadi dewasa di dalam keluarga.
Setiap keluarga memiliki
pengalaman-pengalaman tertentu terutama bagaimana membangun relasi yang baik antara
orang tua dengan anak-anak. Para orang tua pasti berusaha untuk menunjukkan
kebanggaan terhadap anak-anaknya sendiri. Ketika mereka bertumbuh sebagai anak yang
sehat dan baik, juga memiliki keunggulan tertentu dalam hidupnya maka kata-kata
yang keluar dari mulut orang tua adalah adalah apresiasi dan pujian tertentu kepada
mereka. Hal ini memang dibutuhkan supaya anak-anak memiliki karakter yang baik.
Mereka harus bertambah besar secara fisik dan kuat secara mental di dalam hidup
pribadi mereka.
Pada hari ini kita mendengar
kisah Tuhan Yesus dipersembahkan di dalam Bait Allah. Maria dan Yusuf
menunjukkan jati diri sekaligus tanggung jawab mereka sebagai orang tua yang
beriman kepada Tuhan Alla. Sebab itu mereka mengantar Yesus, anak mereka ke
Yerusalem untuk dipersembahkan di dalam Bait Allah. Ada perjumpaan yang menakjubkan
oleh keluarga kudus dengan nabi Hana, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia menanti
dengan penuh kerinduan akan kedatangan Yesus sang Mesias. Penantiannya ini
diisi dengan berpuasa dan berdoa. Sebab itu kedatangan sang bayi Yesus memang
sangat menyukakakn hatinya. Ia memuliakan Tuhan Allah sebab semua yang dibicarakan
para nabi menjadi kenyataan yang dapat dilihat dengan matanya sendiri. Yesuslah
yang bagi Hana akan membawa kelepasan bagi bangsa Israel. Maria dan Yusuf
menunjukkan tugas dan tanggung jawab mereka dengan membawanya kembali ke rumah
mereka di Nazaret untuk dibesarkan. Penginjil Lukas bersaksi: “Anak itu
bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya”
(Luk 2:40). Yesus sungguh-sungguh bertumbuh menjadi sungguh manusia dan sungguh
Allah.
Dari keluarga kudus ini kita
belajar bagaimana Maria dan Yusuf tidak kenal lelah dalam membesarkan, mendidik
dan mengantar Yesus kepada iman. Para orang tua dapat menjadi serupa dengan Maria
dan Yusuf untuk membawa anak-anak mereka menjadi semakin dekat dengan Tuhan.
Mereka bertumbuh dalam iman, harapan dan kasih kepada Tuhan. Persekutuan dengan
Tuhan ini menjadi sebuah kekuatan rohani bagi anak-anak di dalam keluarga.
Anak-anak semakin bertambah besar, menjadi kuat, penuh hikmat dan penuh kasih
karunia Tuhan.
Bagaimana mewujudkannya?
Yohanes dalam bacaan pertama mencoba
untuk membentuk keluarga yang benar-benar katolik. Yohanes menulis suratnya
kepada anak-anak sebab dosa mereka diampuni Tuhan karena nama Yesus dan bahwa
mereka juga mengenal Bapa. Yohanes menulis surat kepada bapa-bapa sebab mereka
telah mengenal Tuhan yang ada dari mulanya. Yohanes menulis kepada kaum muda
sebab mereka berani mengalahkan yang jahat, mereka juga kuat dan Firman Tuhan
ada di dalam diri mereka.
Santu Yohanes juga mengingat
komunitasnya supaya jangan terjebak sehingga mereka mengasihi dunia lebih dari
yang lain. Masih banyak orang yang mengasihi dunia dan ini ciri khasnya: “Sebab
semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia
ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak
Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1Yoh 2:16-17). Keinginan dunia masih
menguasai dunia. Keinginan dunia membuat banyak orang semakin jauh dari Tuhan.
Tugas kita pada hari ini adalah
membahwa semua orang kepada Tuhan Yesus. Kita berani bersaksi tentang iman kita
yang mampu mengasihi semua orang tanpa syarat. Kesaksian hidup kita dapat
mengantar orang untuk berambah besar dan menjadi kuat dalam iman, harapan dan
kasih kepada Kristus. Para orang tua mendapat porsi untuk mendidik anak-anak
kepada iman akan Tuhan Yesus Kristus.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment