Tuesday, November 5, 2013

Renungan 5 November 2013

Hari Selasa, Pekan Biasa XXXI
Rm 12:5-16a
Mzm 131:1.2.3
Luk 14:15-24

Satu Tubuh di dalam Kristus

Pada suatu kesempatan saya berjumpa dengan sepasang pasutri. Mereka berdua datang menemui saya di komunitas dengan pakaian seragam batik dengan motif yang sama. Saya memuji mereka: “Wah bajunya seragam”. Isterinya menjawab spontan, “Karena kami satu Romo”. Sebuah jawaban yang spontan tetapi menunjukkan bagaimana gambaran diri mereka sebagai suami isteri, yang bukan lagi dua pribadi tetapi melainkan menjadi satu daging. Prinsip persekutuan di dalam perkawinan memang sangat luhur. Kata-kata Yesus: “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Karena itu mereka bukan lagi dua melainkan satu” (Mat 19:5; Mrk 10:8; Ef 5:31). Persekutuan yang akrab dan bersahabat antara dua pribadi menjadi satu adalah tanda yang kelihatan hubungan antara Kristus dan Gereja.

St. Paulus dari bacaan pertama melanjutkan pengajarannya kepada jemaat di Roma tentang persekutuan pribadi dalam kasih. Menurut Paulus, “Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya” (Rm 11:36). Kata-kata ini menggambarkan bagaimana Allah sebagai Pencipta bersatu dengan manusia ciptaanNya. Dia sudah menciptakan, memberikan kebebasan sebagai martabat bagi mereka dan mengarahkan mereka untuk kembali kepadaNya. Suasana kasih ini dilakukan Tuhan bagi manusia ciptaanNya. Selanjutnya Paulus mengatakan bahwa anggota-angota Gereja itu banyak tetapi semuanya membentuk satu tubuh di dalam Kristus. Kita masing-masing anggota yang seorang terhadap yang lain. Oleh karena itu setiap anggota yang membentuk satu tubuh Kristus yang satu dan sama ini memiliki rupa-rupa karunia dan harus mewujudkan aneka karunia itu dalam hidup bersama.

Misalnya karunia untuk melayani maka orang itu melayani, karunia mengajar maka orang itu mengajar, karunia menasihati maka orang itu menasihati, berbagi dengan iklas hati dan murah hati. Jadi Tuhan sudah memiliki rencana untuk memberikan aneka karunia kepada manusia sesuai dengan kemampuannya. Semua karunia itu dipakai untuk kebaikan bersama. Prinsip hidup bersama dan saling melayani itu dibangun di atas dasar cinta kasih. Paulus mengatakan cinta kasih itu hendaknya tulus, jangan pura-pura. Segala kejahatan dijauhkan dan yang ada hanyalah kebaikan. Ia juga menghimbau: “Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara, dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Rm 12:10). Cinta kasih harus benar-benar menjadi nyata dalam hidup yang konkret.

Di dalam bacaan Injil, Tuhan Yesus mengambil satu contoh bagaimana membangun cinta kasih dalam perjamuan bersama. Orang-orang yang diundang dalam perjamuan bukanlah orang yang dekat dengan kita tetapi orang-orang yang kecil, miskin, cacat, sakit karena mereka tidak akan membalasnya. Tuhan juga melakukan hal yang sama dengan memperhatikan kaum pendosa. Ia datang mencari orang berdosa untuk diselamatkan. Ia memberi makna kehidupan kepada orang-orang yang dianggap sampah dalam kehidupan social.

Tuhan juga memberi kesempatan kepada umat kesayangannya untuk mengalami cinta kasih. Tetapi tawaran kasihNya ini tidak diterima dengan baik oleh umat. Ada yang menerima dan ada juga yang menolak undangan. Ketika terjadi penolakan atas undangan maka Tuhan memberi kesempatan bagi orang lain untuk menikmati perjamuanNya. Ini adalah gambaran Allah yang murah hati kepada manusia dengan menunjukkan kesabaranNya. Ia memberi kesempatan dan mengundang. Namun demikian tanggapan dari umat itu bebeda-beda. Ada yang merasa undangan itu adalah jaminan terakhir maka ia berbuat semaunya. Orang belum menyadari diri sebagai orang berdosa yang harus bertobat.

Sabda Tuhan pada hari ini memanggil kita untuk menyadari betapa luhurnya cinta kasih dalam hidup bersama. Mari kita membangun cinta kasih sebagai sebuah peradaban di mana semua orang menjadi saudara dalam kasih.

Doa: Tuhan, kami bersyukur atas Sabda yang Engkau berikan kepada kami. Semoga pada hari ini kami semua bertumbuh dalam cinta kasih. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment