Hari Raya Semua Orang Kudus
Why 7:2-4.9-14
Mzm 24:1-6
1Yoh 3:1-3
Mat 5:1-12a
Jadilah Orang Kudus
Pada hari ini
kita merayakan Hari Raya semua orang Kudus. Hari Raya ini dimulai di dalam
lingkungan Gereja-Gereja Timur untuk menghormati para martir. Para martir telah
menumpahkan darahnya untuk mempertahankan iman mereka kepada Yesus Kristus. Di
dalam Gereja Barat atau Gereja Katolik Roma, perayaan ini di mulai pada tahun
609 ketika Paus Bonifasius IV merombak Pantheon yang saat itu menjadi tempat
ibadat kafir kepada para dewa-dewi Romawi menjadi sebuah Gereja yang
dipersembahkan kepada Bunda Maria dan para Rasul. Selama waktu yang cukup lama
devosi kepada para kudus ini dirayakan setelah hari raya Pentekosta. Semakin
lama dirasakan bahwa umat memiliki devosi kepada para kudus dalam hal ini
mereka yang sudah dikanonisasi atau yang belum dikanonisasi, bahkan yang tidak
diketahui karena doa-doa mereka dikabulkan Tuhan dengan perantaraan para kudus.
Hari Raya
Semua Orang Kudus dikhususkan untuk menghormati segenap anggota Gereja yang
bergabung dalam persekutuan para kudus. Mereka sudah mempercayakan dirinya
untuk disucikan dengan Darah Anak Domba. Di dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa
mereka adalah rombongan besar yang berdiri di hadirat takhta Allah, karena
mereka semua sudah memelihara iman dengan baik sehingga memperoleh ganjaran besar
di Surga. Para kudus adalah mereka yang sudah meninggal dunia dan masuk ke
dalam hidup abadi di Surga. Bunda Maria, para kudus dan martir yang jaya merupakan
Gereja yang jaya dan bahagia di Surga. Yesus menyalami mereka: “Berbahagialah mereka yang murni hatinya
karena mereka akan melihat Allah” (Mat 5:8). Para kudus juga bersatu dengan
kita semua yang masih mengembara di dunia ini. Mereka menikmati kehidupan kekal
di Surga dan tidak bersatu secara fisik dengan kita di dunia dalam iman dan
harapan tetapi mereka bersatu dalam kasih dengan kita. St. Paulus mengatakan
bahwa dari tiga kebajikan ilahi ini yang tinggal selamanya adalah kasih (1Kor
13:13). Kasih yang mempersatukan kita dengan Allah Tritunggal Mahakudus.
Para kudus di
dalam Gereja katolik dikenal dengan gelar-gelar tertentu. Pertama adalah Servo
di Dio (Hamba Allah). Servo di Dio adalah pengakuan dari Gereja terhadap
kekudusan seseorang sesudah meninggal dunia. Ini adalah proses awal untuk
menghormati orang kudus dengan memperhatikan kekudusan dan kepahlawanannya
sebagai orang beriman. Proses ini bisanya dibuat pada tingkat keuskupan. Kedua,
Venerabile. Gelar Venerabile ini dianugerahkan kepada seseorang melalui dekrit
Kongregasi untuk proses seseorang digelar kudus karena kebajikan-kebajikan
kepahlawanan yang dimilikinya untuk mempertahankan iman kepada Kristus. Ketiga,
Beato atau Beata (Yang berbahagia). Ada sekurang-kurangnya satu mukjizat Tuhan
melalui perantaraan Venerabile sehingga Venerabile itu dapat digelar Beato atau
Beata. Keempat, Orang kudus (Santo atau Santa). Ketika ada mukjizat kedua dengan
perantaraan seorang Beato maka Beato tersebut akan di beri gelar Santo. Jadi para
santo dan santa itu dikanonisasi oleh Paus setelah melewati proses yang
panjang. Ada mukjizat-mukjizat dari Tuhan dan dirasakan oleh banyak orang dan
diakui sebagai karya Tuhan.
Para kudus
dari tingkat Servo di Dio, Venerabile, Beato atau Beata dan Santo atau Santa mengalami kemuliaan
abadi di Surga. Kemuliaan dan kebahagiaan mereka digambarkan oleh St. Paulus
seperti ini: “Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah didengar
oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia; semua yang
disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia” (1Kor 2:9). Para kudus adalah
mereka yang sudah memandang Allah dengan mata mereka dan tinggal selama-lamanya
dengan Tuhan. Para kudus adalah mereka yang berbahagia di Surga bersama Yesus. Ini
adalah sebuah realitas dari Rahasia keselamatan. Rahasia yang kita akui setiap
kali mendoakan doa Aku Percaya: “Aku percaya akan persekutuan para kudus”.
Yohanes dalam
Bacaan Kedua menegaskan bahwa para kudus adalah semua orang yang akan melihat
Kristus dalam keadaan yang sebenarnya. Hal ini dapat terjadi pada orang yang
merasakan kasih Allah dan menjadi anak-anak Allah. Dengan demikian orang
tersebut akan menguduskan dirinya bagi Tuhan. Sebenarnya Yesus sendiri sudah
berjanji kepada para muridNya bahwa Ia akan tetap bersama mereka selamanya.
Dalam malam perjamuan terakhir Yesus berkata: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah
juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian,
tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan
tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat
bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat
di mana Aku berada, kamupun berada” (Yoh 14:1-3).
Perayaan Hari
Raya Semua Orang Kudus mengorientasikan kita sebagai orang yang sudah dibaptis untuk
berjalan dalam jalan kekudusan. St. Paulus mengatakan bahwa kekudusan adalah
sebuah panggilan dari Tuhan (Rm 1:7) bahkan sebelum dunia dijadikan, Tuhan
sudah memanggil kita untuk menjadi kudus supaya hidup tanpa cacat di hadiratNya
(Ef 1:4). Kekudusan menjadi panggilan kita sesuai rencana Allah. Oleh karena
itu kita menyiapkan diri kita dengan berdoa dan menghayati kebajikan-kebajikan
Kristiani. Kiranya kita juga dapat masuk dalam hitungan sejumlah besar orang
yang tak terhitung jumlahnya dan yang berpakaian putih di hadirat takhta Allah.
Doa: Tuhan,
kami bersyukur kepadaMu karena anugerah hidup kudus yang Engkau berikan kepada
kami. Semoga kami dapat bersatu dengan Dikau selamanya. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment