Hari Senin, Pekan Biasa ke-V
St. Skolastika
1Raj. 8:1-7,9-13
Mzm. 132:6-7,8-10
Mrk. 6:53-56
Semakin Mengenal
Yesus
Pada hari ini kita mengenang St.
Skolastika. Beliau adalah saudara kembar St. Benediktus, yang lahir di Nursia, Italia
pada tahun 480. Ia menunjukkan jati dirinya sebagai sosok yang pintar, cerdas peramah,
sangat religious karena sejak masih muda ia sudah berjanji untuk menyerahkan
dirinya hanya kepada Tuhan. Apa yang dilakukannya? St. Benediktus saat itu memulai
hidup sebagai seorang pertapa di Monte Kasino. Cara hidup Benediktus ini
menarik perhatian Skolastika. Ia lalu menyusul saudaranya untuk bertapa dan
tinggal di Plombariola. Di kemudian hari Skolastika mendapat inspirasi dari
kakaknya sehingga ia pun mendirikan dan memimpin biara wanita.
Skolastika selalu mengunjungi
Benediktus untuk meminta nasihat tentang kehidupan rohani dan
masalah-masalahnya. Biasanya Benediktus ditemani oleh anggota-anggota komunitas
untuk menemui Skolastika di sebuah rumah di depan gerbang biara Monte Kasino.
Pada suatu hari Skolastika datang lagi untuk mengunjungi Benediktus. Mereka
memuji Tuhan dalam doa dan renungan. Skolastika berkata kepada Benediktus: “Jangan
tinggalkan aku malam ini; mari kita berbicara mengenai suka cita kehidupan
rohani sampai pagi.” Benediktus menjawabnya, “Saudariku, apakah yang engkau
katakan itu? Aku tidak boleh tinggal di luar biaraku.” Karena Benediktus
menolak permintaannya, wanita suci ini menangkupkan kedua tangannya di atas
meja, menundukkan kepala dan berdoa. Ketika ia mengangkat kepalanya kembali,
halilintar datang sambar-menyambar, gemuruh guntur bersahut-sahutan dan hujan
badai membasahi bumi sehingga Benediktus dan murid-muridnya tidak dapat pulang.
Karena sedih, Benediktus mengeluh: “Semoga Tuhan mengampuni engkau, saudariku.
Apa ini yang telah engkau lakukan?” Skolastika menjawabnya, “Yah, aku mohon
padamu tetapi engkau tidak mau mendengarkan aku; jadi aku mohon pada Tuhan-ku
dan Ia sungguh mendengarkan aku. Sekarang pergilah jika engkau bisa, tinggalkan
aku dan kembalilah ke biaramu.”
Konon, tiga hari kemudian ketika Benediktus
sedang berada di kamarnya di biara, ia menengadah ke langit. Ia melihat jiwa
saudarinya meninggalkan tubuhnya dalam rupa seekor burung merpati, dan terbang
tinggi menuju suatu tempat rahasia di surga. Benediktus amat bersukacita dan
berterima kasih kepada Tuhan yang Mahakuasa dengan nyanyian serta puji-pujian. Hal
ini terjadi pada tahun 543. Skolastika dikuburkan oleh Benediktus dan
anggota-anggota komunitasnya.
Kisah kehidupan St. Skolastika
ini turut membuka pikiran kita untuk memahami pesan Injil hari ini yakni
semakin mengenal Yesus di dalam hidup kita. St. Benediktus yang terkenal karena
memulai peraturan-peraturan biara membantu kembarannya Skolastika untuk semakin
mengenal Yesus Kristus. Ia datang ke dunia sebagai satu-satunya Penyelamat manusia.
Ia hidup sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni. Cara hidup Yesus ini
sangat dipahami oleh Benediktus dan ia membantu Skolastika untuk mengenal Yesus
dan mengikuti Yesus dari dekat sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni. Cara
hidup yang sama ini tetap diikuti dalam lembaga-lembaga hidup bakti yang lebih
dikenal dengan nama nasihat-nasihat Injil. Seorang yang hendak mengikuti Yesus,
harus belajar untuk mengenal-Nya dan menghayati nasihat-nasihat Injil yakni
menjadi pribadi yang taat, miskin dan murni.
Pada hari ini kota mendengar
kisah lanjutan tentang kehidupan Yesus. Ia berkeliling dan berbuat baik bersama
para murid-Nya. Setelah menunjukkan hati-Nya yang tergerak oleh belas kasih
kepada banyak orang, Ia bersama para
murid-Nya menyeberang danau Galilea menuju ke daerah Genesaret dan berhenti
sejenak di sana. Dikatakan bahwa orang-orang segera mengenal Yesus dan
mendekati-Nya. Orang-orang ini sangat antusias menanti kehadiran Yesus yang
menyelamatkan. Mereka benar-benar membutuhkan Yesus untuk menyembuhkan dan
menyelamatkan mereka. Merekalah domba-domba tanpa gembala yang sedang berjumpa
dengan Yesus sang Gembala yang baik.
Apa yang terjadi saat itu?
Orang-orang yang segera mengenal Yesus ini pergi dan memanggil serta membawa saudari
dan saudara mereka yang sakit untuk disembuhkan Yesus. Ada di antara mereka
yang diletakkan di atas tilam, ada mereka bawa dan meletakkannya di pasar supaya
memohonkan penyembuhan dari Yesus, dan ada juga yang diperkenankan untuk menyentuh
ujung jubah Yesus supaya menjadi sembuh. Kita dapat membayangkan betapa orang-orang
saat itu sangat membutuhkan Yesus untuk melepaskan mereka dari segala penyakit
dan kelemahan. Mereka tidak mengandalkan diri mereka, tetapi benar-benar
mengandalkan Yesus di dalam hidupnya.
Apakah kita secara pribadi juga
mengandalkan Tuhan Yesus di dalam hidup kita? Kalau kita mengandalkan Yesus
berarti kita membutuhkan-Nya. Konsekuensinya kita akan selalu berusaha untuk
mengenal Yesus melalui Kitab Suci terutama Injil, doa-doa, sakramen-sakramen
dan pelayanan-pelayanan kasih kepada Tuhan dan sesama di dalam kehidupan
menggereja. Orang-orang yang mengenal Yesus segera membawa orang-orang sakit adalah
bentuk pelayanan tanpa pamrih. Mereka mengandalkan Yesus untuk sebuah kesembuhan
dan keselamatan. Kita pun seharusnya demikian. Selalu berusaha untuk mencari
dan menemukan Yesus serta mengenalnya lebih dalam dengan rajin membaca Kitab
Suci dan melakukan dengan baik pelayanan-pelayanan yang tidak lain adalah
pekerjaan-pekerjaan Yesus sendiri.
Raja Salomo dalam bacaan pertama
melakukan sebuah program yang bagus yakni meminta para tua-tua dan kepala suku
untuk memindahkan Tabut Perjanjian dari kota Daud ke Sion (Bethlehem ke
Yerusalem). Dikatakan dalam Kitab Pertama Raja-Raja: “Mereka mengangkut tabut Tuhan
dan Kemah Pertemuan dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya
itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi.” Raja Salomo bersama
orang-orang lain menyiapkan kurban persembahan kepada Tuhan. Tabut Perjanjian
diletakkan di tempat kudus di Yerusalem. Raja Salomo dan orang-orang Israel
memiliki mata yang tertuju kepada Tabut Perjanjian karena mereka membutuhkan
Tuhan dan menyadari kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Tuhan adalah
Penyelamat, Pelindung dan Kekuatan bagi bangsa Israel.
Pada hari ini marilah kita
berusaha untuk semakin mengenal Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Dengan perantaraan
St. Skolastika, biarlah dia mendoakan dan membuka hati kita untuk terbuka
kepada Yesus, semakin mengenal dan mengasihi Yesus di atas segala-galanya.
Hanya dengan prinsip ini kita dapat bersatu dengan-Nya. Kita dapat mencapai
kekudusan. St. Skolastika, doakanlah kami. Amen.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment