Monday, February 10, 2020

Homili 10 Februari 2020


Hari Senin, Pekan Biasa ke-V
St. Skolastika
1Raj. 8:1-7,9-13
Mzm. 132:6-7,8-10
Mrk. 6:53-56

Semakin Mengenal Yesus

Pada hari ini kita mengenang St. Skolastika. Beliau adalah saudara kembar St. Benediktus, yang lahir di Nursia, Italia pada tahun 480. Ia menunjukkan jati dirinya sebagai sosok yang pintar, cerdas peramah, sangat religious karena sejak masih muda ia sudah berjanji untuk menyerahkan dirinya hanya kepada Tuhan. Apa yang dilakukannya? St. Benediktus saat itu memulai hidup sebagai seorang pertapa di Monte Kasino. Cara hidup Benediktus ini menarik perhatian Skolastika. Ia lalu menyusul saudaranya untuk bertapa dan tinggal di Plombariola. Di kemudian hari Skolastika mendapat inspirasi dari kakaknya sehingga ia pun mendirikan dan memimpin biara wanita.

Skolastika selalu mengunjungi Benediktus untuk meminta nasihat tentang kehidupan rohani dan masalah-masalahnya. Biasanya Benediktus ditemani oleh anggota-anggota komunitas untuk menemui Skolastika di sebuah rumah di depan gerbang biara Monte Kasino. Pada suatu hari Skolastika datang lagi untuk mengunjungi Benediktus. Mereka memuji Tuhan dalam doa dan renungan. Skolastika berkata kepada Benediktus: “Jangan tinggalkan aku malam ini; mari kita berbicara mengenai suka cita kehidupan rohani sampai pagi.” Benediktus menjawabnya, “Saudariku, apakah yang engkau katakan itu? Aku tidak boleh tinggal di luar biaraku.” Karena Benediktus menolak permintaannya, wanita suci ini menangkupkan kedua tangannya di atas meja, menundukkan kepala dan berdoa. Ketika ia mengangkat kepalanya kembali, halilintar datang sambar-menyambar, gemuruh guntur bersahut-sahutan dan hujan badai membasahi bumi sehingga Benediktus dan murid-muridnya tidak dapat pulang. Karena sedih, Benediktus mengeluh: “Semoga Tuhan mengampuni engkau, saudariku. Apa ini yang telah engkau lakukan?” Skolastika menjawabnya, “Yah, aku mohon padamu tetapi engkau tidak mau mendengarkan aku; jadi aku mohon pada Tuhan-ku dan Ia sungguh mendengarkan aku. Sekarang pergilah jika engkau bisa, tinggalkan aku dan kembalilah ke biaramu.”

Konon, tiga hari kemudian ketika Benediktus sedang berada di kamarnya di biara, ia menengadah ke langit. Ia melihat jiwa saudarinya meninggalkan tubuhnya dalam rupa seekor burung merpati, dan terbang tinggi menuju suatu tempat rahasia di surga. Benediktus amat bersukacita dan berterima kasih kepada Tuhan yang Mahakuasa dengan nyanyian serta puji-pujian. Hal ini terjadi pada tahun 543. Skolastika dikuburkan oleh Benediktus dan anggota-anggota komunitasnya.

Kisah kehidupan St. Skolastika ini turut membuka pikiran kita untuk memahami pesan Injil hari ini yakni semakin mengenal Yesus di dalam hidup kita. St. Benediktus yang terkenal karena memulai peraturan-peraturan biara membantu kembarannya Skolastika untuk semakin mengenal Yesus Kristus. Ia datang ke dunia sebagai satu-satunya Penyelamat manusia. Ia hidup sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni. Cara hidup Yesus ini sangat dipahami oleh Benediktus dan ia membantu Skolastika untuk mengenal Yesus dan mengikuti Yesus dari dekat sebagai pribadi yang taat, miskin dan murni. Cara hidup yang sama ini tetap diikuti dalam lembaga-lembaga hidup bakti yang lebih dikenal dengan nama nasihat-nasihat Injil. Seorang yang hendak mengikuti Yesus, harus belajar untuk mengenal-Nya dan menghayati nasihat-nasihat Injil yakni menjadi pribadi yang taat, miskin dan murni.

Pada hari ini kota mendengar kisah lanjutan tentang kehidupan Yesus. Ia berkeliling dan berbuat baik bersama para murid-Nya. Setelah menunjukkan hati-Nya yang tergerak oleh belas kasih kepada banyak orang, Ia  bersama para murid-Nya menyeberang danau Galilea menuju ke daerah Genesaret dan berhenti sejenak di sana. Dikatakan bahwa orang-orang segera mengenal Yesus dan mendekati-Nya. Orang-orang ini sangat antusias menanti kehadiran Yesus yang menyelamatkan. Mereka benar-benar membutuhkan Yesus untuk menyembuhkan dan menyelamatkan mereka. Merekalah domba-domba tanpa gembala yang sedang berjumpa dengan Yesus sang Gembala yang baik.

Apa yang terjadi saat itu? Orang-orang yang segera mengenal Yesus ini pergi dan memanggil serta membawa saudari dan saudara mereka yang sakit untuk disembuhkan Yesus. Ada di antara mereka yang diletakkan di atas tilam, ada mereka bawa dan meletakkannya di pasar supaya memohonkan penyembuhan dari Yesus, dan ada juga yang diperkenankan untuk menyentuh ujung jubah Yesus supaya menjadi sembuh. Kita dapat membayangkan betapa orang-orang saat itu sangat membutuhkan Yesus untuk melepaskan mereka dari segala penyakit dan kelemahan. Mereka tidak mengandalkan diri mereka, tetapi benar-benar mengandalkan Yesus di dalam hidupnya.

Apakah kita secara pribadi juga mengandalkan Tuhan Yesus di dalam hidup kita? Kalau kita mengandalkan Yesus berarti kita membutuhkan-Nya. Konsekuensinya kita akan selalu berusaha untuk mengenal Yesus melalui Kitab Suci terutama Injil, doa-doa, sakramen-sakramen dan pelayanan-pelayanan kasih kepada Tuhan dan sesama di dalam kehidupan menggereja. Orang-orang yang mengenal Yesus segera membawa orang-orang sakit adalah bentuk pelayanan tanpa pamrih. Mereka mengandalkan Yesus untuk sebuah kesembuhan dan keselamatan. Kita pun seharusnya demikian. Selalu berusaha untuk mencari dan menemukan Yesus serta mengenalnya lebih dalam dengan rajin membaca Kitab Suci dan melakukan dengan baik pelayanan-pelayanan yang tidak lain adalah pekerjaan-pekerjaan Yesus sendiri.

Raja Salomo dalam bacaan pertama melakukan sebuah program yang bagus yakni meminta para tua-tua dan kepala suku untuk memindahkan Tabut Perjanjian dari kota Daud ke Sion (Bethlehem ke Yerusalem). Dikatakan dalam Kitab Pertama Raja-Raja: “Mereka mengangkut tabut Tuhan dan Kemah Pertemuan dan segala barang kudus yang ada dalam kemah itu; semuanya itu diangkut oleh imam-imam dan orang-orang Lewi.” Raja Salomo bersama orang-orang lain menyiapkan kurban persembahan kepada Tuhan. Tabut Perjanjian diletakkan di tempat kudus di Yerusalem. Raja Salomo dan orang-orang Israel memiliki mata yang tertuju kepada Tabut Perjanjian karena mereka membutuhkan Tuhan dan menyadari kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka. Tuhan adalah Penyelamat, Pelindung dan Kekuatan bagi bangsa Israel.

Pada hari ini marilah kita berusaha untuk semakin mengenal Tuhan Yesus di dalam hidup kita. Dengan perantaraan St. Skolastika, biarlah dia mendoakan dan membuka hati kita untuk terbuka kepada Yesus, semakin mengenal dan mengasihi Yesus di atas segala-galanya. Hanya dengan prinsip ini kita dapat bersatu dengan-Nya. Kita dapat mencapai kekudusan. St. Skolastika, doakanlah kami. Amen.

PJ-SDB

No comments:

Post a Comment