Wednesday, October 26, 2011

Renungan 26 Okrober 2011


Bacaan: Roma 8: 26-30; Mzm 13:4-6; Luk 13:22-30


“Berjuanglah masuk melalui pintu yang sempit”

Dalam perjalanan ketigaNya ke Yerusalem, Tuhan Yesus ditanya oleh seseorang: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang berada di jalan keselamatan?” Pertanyaan ini mungkin berawal dari keterpesonaan banyak orang atas perumpamaan Yesus tentang Kerajaan Allah yang diumpamakan dengan biji sesawi dan ragi.  Apakah biji yang kecil dan ragi yang sedikit dapat menjadi banyak? Yesus tidak menjawab pertanyaan yang tidak berguna tentang kuantitas melainkan kualitas orang yang layak memperoleh keselamatan. Yesus menggunakan kesempatan ini untuk mengingatkan kembali mereka tentang pentingnya pertobaan sesuai dengan waktu yang disiapkan Tuhan bagi mereka. Itu sebabnya dia mengatakan, “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sempit karena banyak orang yang berusaha namun tidak dapat masuk.” (ayat 24). 


Berjuanglah (agonisesthe) menjadi kata penting dengan makna eskatologis diucapkan Yesus untuk para muridNya supaya mereka memiliki komitmen moral dan hidup kristiani setiap hari supaya dapat berpartisipasi dalam perjamuan abadi di surga. Pintu yang sempit dilalui orang menuju ke ruang perjamuan abadi (Yes 25:6) namun banyak orang tidak mampu sampai ke ruangan perjamuan. Pintu yang sempit  adalah komitmen pribadi dan usaha yang besar dari setiap orang untuk mencari Kerajaan Allah dan masuk ke dalamnya. Komitmen itu didasarkan pada kesadaran bahwa diri pribadi kita adalah bagian dari Yesus sendiri. Komitmen untuk menjadi bagian dari Yesus adalah suatu pilihan mendasar di mana orang dengan sadar dan bebas mengikuti Yesus secara radikal: siap menderita dan bahagia bersama Yesus. Oleh karena itu belum cukup orang berbangga sebagai pribadi yang dibabtis, menerima aneka pelayanan sakramen. Ia akan berkata, “Aku tidak tahu dari mana kalian datang.” Orang harus bertobat dan membaharui komitmennya hari demi hari sebagai bagian dari Kristus. 


Paulus (bc 1) memberi peneguhan kepada kita dengan menjelaskan peran Roh Kudus yang senantiasa membantu kita dalam kelemahan. Roh Kuduslah yang oleh Paulus berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Allah juga turut bekerja demi kebaikan kita. Ia yang memanggil,  membenarkan serta memuliakan kita. Betapa berharganya kita di mata Tuhan. Syukurilah selalu hidupmu dan jangan takut melewati pintu yang sempit. 


Saya teringat kata-kata Hellen Keller: “Ketika satu jendela kebahagiaan tertutup, jendela lainnya terbuka, tetapi kita sering melihat terlalu lama jendela yang telah tertutup sehingga tidak melihat jendela lain yang terbuka untuk kita.” Memang ketika Tuhan menutup pintu, Dia akan membuka jendela. Namun sayang sekali, ada banyak orang yang terus saja melihat, meratapi dan menunggu pintu yang tertutup itu dan tidak berusaha mencari jendela yang telah dibukakan Tuhan.  


Doa kita: Aku percaya akan kasih setiaMu ya Tuhan. PJSDB 

No comments:

Post a Comment