Monday, October 31, 2011

Renungan 31 Oktober 2011



Bacaan: Roma 11:30-36; Mzm 68:30-31.33-34.36-37; Luk 14:12-14

Memberi tanpa pamrih

Pada suatu ketika Yesus diundang untuk makan di rumah seorang pemimpin Farisi. Kesempatan ini digunakan oleh Yesus untuk mengajarkan kebijaksanaan baru.

Pengalaman hidup mengajarkan kita bahwa mengundang para sahabat, orang tua dan keluarga dekat merupakan suatu tanda cinta kasih yang mudah dan spontan. Tetapi ada satu ajaran baru dari Yesus yakni kita seharusnya mengundang orang-orang miskin, cacat, lumpuh dan buta untuk ikut dalam suatu perjamuan. Bagi Yesus, mereka ini akan memberikan kebahagiaan istimewa karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya tetapi Tuhanlah yang akan memperhitungkannya pada hari kebangkitan orang benar. Komunitas yang dibentuk oleh Kristus adalah komunitas yang diperuntukan bagi orang-orang kecil bukan orang yang menganggap dirinya elit. Sebuah komunitas universal di mana di dalamnya terdapat orang-orang miskin, cacat dan para pendosa yang tahu diri sehingga bertobat.

Pastilah komposisi komunitas seperti ini membuat kita bertanya mengapa Tuhan memilih orang-orang ini untuk ikut dalam perjamuan? Mengapa bukan orang-orang terbaik sesuai kategori pemikian kita? Santu Paulus mangatakan bahwa Tuhanlah yang punya kehendak untuk memilih dan menentukan siapa yang masuk dan ikut perjamuan kekal bersamaNya. Mereka yang berhak mengikuti perjamuan kekal adalah pribadi-pribadi yang setia mengikuti kehendak dan rencana Tuhan. Dan boleh dikatakan bahwa orang-orang miskin, cacat dan pendosa yang bertobat adalah mereka yang menyadari kehendak Tuhan dan mentaatinya.

Tuhan sendiri yang punya rencana dan kuasa untuk menentukan orang-orang pilihanNya untuk ikut dalam PerjamuanNya. Santu Paulus menulis “Alangkah dalamnya kekayaan, kebijaksanaan, dan pengetahuan Allah. Tidak ada seorang manusiapun yang mengetahui pikiran Allah. Tidak ada seorang manusiapun yang menjadi penasihat Allah. Karena segala sesuatu berasal dari Allah, ada karena Allah dan menuju kepada Allah.” Segala-galanya ada di dalam rencana Tuhan bukan rencana manusia.

Apa yang harus kita lakukan? Berikanlah yang terbaik kepada semua orang tanpa menuntut balasan. Diri kita sebagai pribadi yang terbaik, dengan hati sebagai seorang abdi dapatlah menjadi pemberian terbaik bagi Tuhan dan sesama. Maka jadikanlah hari ini sebagai petualangan yang sangat menarik dan menantang. Terimalah tantangan dan kesulitan yang datang dan pergi. Tangkaplah setiap kesempatan yang engkau temukan tanpa mempedulikan komentar orang lain. Jalanilah hari ini dengan mata terbuka, rasakanlah dalam-dalam kemenangan dan perjuanganmu. Terimalah yang baik maupun yang buruk, janganlah memilih salah satu saja. Hanya dengan begitu engkau akan menjadi sadar dan merasakan sukacita hidup karena memberi dan memberi tanpa menuntut balasan. Inilah kebijaksanaan baru dari Tuhan untuk kita.  PJSDB

No comments:

Post a Comment