Friday, October 28, 2011

Renungan 28 Oktober 2011: Pesta Simon dan Yudas

Bacaan: Ef 2:19-22; Mzm 19:2-3.4-5; Luk 6:12-19

“Meninggalkan dan Melupakan”

Hari ini kita memperingati pesta dua rasul Yesus yakni  Simon dan Yudas. Simon menurut Injil Lukas memiliki nama samaran orang Zelot (Luk 6:15; Kis 1:3), kemungkinan dia orang Kana (Mat 10:4; Mrk 3:18). Zelot dalam bahasa Yunani Zelotes atau Zealot berarti orang yang setia dan entusias. Kaum Zelot pada zaman Yesus merupakan komplotan geriliawan Yahudi yang memiliki idealisme teokratis dan mesianis. Mereka percaya bahwa Mesias yang datang akan memerdekakan orang-orang Yahudi dari penjajahan Romawi. Mereka juga biasanya melawan orang-orang Romawi, dan orang-orang Yahudi yang kebetulan bekerja bersama orang Romawi dalam pemerintahan (mis. pegawai pajak).

Yudas adalah rasul yang disebut juga Tadeus (Mrk 3:18; Mat 10:3) atau Yudas anak Yakobus (Luk 6:16; Kis 1:13). Pada malam perjamuan terakhir, Yudas Tadeuslah yang bertanya kepada Yesus alasan mengapa Yesus hanya mewahyukan diriNya kepada para rasul dan bukan kepada dunia. Yesus mewahyukan diriNya secara istimewa kepada orang yang mencintaiNya dengan jalan mendengar dan melakukan SabdaNya (Yoh 14:22). Mengapa Yudas bertanya demikian? Karena ia melihat Yesus sebagai calon penguasa negeri. Yesuslah yang cocok dengan aspirasi politik mereka.

Mengikuti Yesus secara radikal berarti siap untuk mengubah diri secara radikal. Simon sang geriliawan ini memang memiliki idealisme tersendiri dalam hidup bermasyarakat tetapi ia berhasil mengubah dirinya menjadi saudara bagi semua orang. Ia hidup bersama Lewi (Matius) mantan pegawai pajak Romawi dan lain seperti Zakeus kepala cukai. Maka mengikuti Yesus bagi para rasul adalah meninggalkan dan melupakan segala sesuatu yang mengikat hatinya dan hidupnya hanya terarah kepada Yesus saja. Contohnya pada Simon dan Yudas. Mereka masing-masing mempercayakan diri kepada Kristus dan setia mengikutiNya, meskipun mereka gagal dalam cita-cita mereka tentang Yesus sebagai penguasa untuk mengusir penjajah romawi. Mereka justru membawa banyak orang untuk datang mendengar Yesus dan untuk disembuhkan dari penyakit dan kuasa-kuasa yang jahat tanpa melihat golongan atau anggota partai mana orang itu masuk.

Tuhan Yesus juga selalu mempunyai rencana istimewa bagi kita sebagai pribadi. Kita harus berani meninggalkan dan melupakan segala-galanya serta mengarahkan pandangan kita hanya kepadaNya. Tentu saja bukan hanya harta yang mengikat hati dan ikatan keluarga tetapi kehidupan sosial politik pun perlu ditinggalkan.  Kita perlu belajar dari para rasul untuk hidup sebagai saudara di dalam aneka perbedaan yang kita miliki. Kiranya kita juga sama dengan mereka yang hanya berfokus pada satu semangat yaitu mewartakan Kerajaan Allah.

Semangat para rasul ini yang seharusnya mengikis sikap dan perilaku kita yang masih mengkotak-kotakan diri di antara sesama, menyimpan amarah dan dendam lama terhadap sesama yang bersalah terhadap kita. Betapa sulitnya mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Hari ini, jadilah rasul atau utusan Tuhan yang membawa damai dan cinta kasih kepada semua orang. Apakah anda siap untuk perutusan semacam ini? Kini saatnya kita jadi utusan (rasul). Selamat pesta nama Simon dan Yudas Tadeus. PJSDB

No comments:

Post a Comment