Yes 49:1-6
Mzm 71: 1-2.3-4a.5-6ab.15.17
Yoh 13:21-33.36-38
Ketika Yudas dan Petrus beraksi
Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan. Ada sebuah keluarga memiliki 3 orang anak. Mereka hidup bahagia sebagai satu keluarga. Ketiga anak itu memiliki karakter yang berbeda-beda yang membuat keluarga itu indah kelihatannya. Orang tuanya menciptakan situasi yang menyenangkan anak-anak mereka. Memang sebagai anak kadang-kadang mereka saling bersaing merebut hati orang tua. Anak sulung diberi banyak tugas untuk memperhatikan adik-adiknya. Anak kedua diberi kebebasan untuk belajar karena memiliki kemampuan intelektual yang bagus. Anak bungsu sering dimanja namun diberi kepercayaan untuk memperhatikan barang-barang di rumah karena kelihatan dia teliti dan rapi. Pada suatu malam, sambil makan malam ibunya mengatakan kepada mereka semua: "Mami merasa kecewa dengan kalian bertiga". Ketiganya serentak bertanya, “Mengapa mom?” “Karena di antara kalian ada yang tidak jujur. Uang di dompet mami selalu hilang dan jumlahnya selalu sama”, jawab ibunya. Ketiga kakak beradik itu saling memandang dan menuduh satu sama lain. Anak bungsu selalu dimanja dan terbiasa mengambil uang tanpa izin maminya. Ini kekeliruan orang tua dalam mendidik anaknya.

Sejak menerima roti yang dicelup Yesus, Yudas disuruh untuk melakukan keinginannya. Ia digambarkan kerasukan setan dan pergi “malam itu” menjauh dari komunitasnya. Pada saat itulah Yesus berdoa supaya diriNya dipermuliakan dan Ia juga mengatakan kepergiaanNya. Petrus yang diberi kepercayaan sebagai Kefas atau Wadas mengatakan niatnya untuk mengikuti Yesus dan menyerahkan nyawanya bagi Yesus tetapi Yesus mengatakan bahwa pada saatnya nanti ia juga akan menyangkal Yesus tiga kali.

Petrus memang dipilih oleh Yesus menjadi Kefas (Mat 16:18). Ia tidak setuju kalau Yesus menjadi Mesias yang menderita maka dihardik oleh Yesus sebagai iblis (Mat 16:23). Ia juga menyangkal Yesus tiga kali tetapi kemudian berjanji kepada Yesus bahwa ia mengasihiNya. Petrus bertobat dan tetap menjadi pemimpin dan wakil Kristus.
Dalam hidup setiap hari kita pun menyerupai Yudas Iskariot dalam perilaku hidup pribadi. Yudas hanya sekali berkhianat, kita berkali-kali mengkhianati Yesus demi uang, gengsi, popularitas. Banyak orang keluar dari Gereja supaya posisi dan status sosialnya lebih baik, kalau tetap menjadi pengikut Yesus maka tidak akan naik pangkat. Kita juga bisa menjadi Petrus yang menyangkal Yesus. Kalau Petrus menyangkal Yesus tiga kali dan ayam jantan juga berkokok tiga kali, kita menyangkal Yesus berkali-kali sampai ayam jantan aksi mogok berkokok. Kita menyukai malam, membelakangi Yesus sebagai Terang sejati.
Sabda Tuhan hari ini inspiratif untuk hidup kita yang penuh pengkhianatan dan penyangkalan terhadap Yesus. Apakah kita berhenti di sini? Jawaban pastinya adalah Tidak! Kita percaya bahwa Yesus adalah Terang dan Dia tetap menunjukkan ketaatanNya kepada Bapa untuk menyelamatkan kita. Maka meskipun kita hidup dalam kegelapan tetapi Ia tetap mau menyelamatkan kita, Ia tetap mau supaya kita hidup dalam TerangNya. Yesus dikhianati, disangkal tetapi Ia tidak membalasnya, Ia juga tidak dendam. Kita malu dengan Yesus karena suka membalas dendam.
Doa: Tuhan, kami lebih suka kegelapan dari pada terang, bantulah kami untuk menikmati terangMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment