Tuesday, December 24, 2013

Homili Sore Menjelang Hari Raya Natal

HARI RAYA NATAL
MISA SORE MENJELANG HARI RAYA
Yes 62:1-5
Mzm 89:4-5.16-17.27.29
Kis 13:16-17.22-25
Mat 1:1-25

Tuhan berkenan kepadamu



Kita mengawali perayaan Natal menjelang Hari Raya Natal dengan sebuah antiphon yang bagus: “Hari ini kamu akan tahu bahwa Tuhan akan datang menyelamatkan kita, dan besok pagi kamu saksikan kemuliaanNya” (Kel 16:6-7). Ini adalah kata-kata yang keluar dari mulut Musa dan Harun kepada jemaat Israel di Mara dan Elim sekitar padang gurun. Mereka sedang berada dalam pergumulan karena kelaparan dan kehausan yang sedang mereka alami. Maka Tuhan membesarkan hati mereka untuk menaru harapannya kepada Tuhan. Dialah satu-satunya yang akan datang dan menyelamatkan mereka dari pergumulan hidup mereka.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada perayaan ini mengarahkan kita untuk melihat Yesus sebagai tanda kasih Allah yang menjadi manusia karena manusia berkenan kepadaNya. Nabi Yesaya dalam bacaan pertama meyakinkan umat Israel bahwa Tuhan pasti akan memihak Sion. Dia tidak akan tinggal diam sampai kebenaranNya bersinar seperti cahaya dan keselamatannya menyalah seperti suluh. Dengan demikian semua bangsa dan raja akan melihat kebenaran dan kemuliaanmu. Orang juga akan menyebut nama baru yang akan ditentukan oleh Tuhan sendiri. Lihatlah bahwa Yesaya menghadirkan sosok seorang Allah yang baik, yang begitu solider dengan manusia sehingga tidak membiarkan anak-anakNya berada di dalam penderitaan. Dia justru membebaskan dan menyelamatkan umatNya.

Paulus dalam bacaan kedua mencoba mengingatkan kembali jemaat di Perga sejarah keselamatan yang umumnya dikenal oleh orang-orang Yahudi. Ia berkata: “Hai orang-orang Israel dan kamu yang takut akan Allah, dengarkanlah! Allah umat Israel telah memilih nenek  moyang kita dan membuat umat menjadi besar ketika mereka tinggal sebagai orang asing di Mesir. Dengan tanganNya yang perkasa, Ia mengeluarkan mereka”. Paulus sedang menekankan bahwa kuasa Tuhan bagi umat Israel sebagai bangsa terpilih sangatlah besar. Paulus juga mengisahkan tentang terpilihnya Daud menjadi raja Israel. Dari keturunan Daud muncullah Yesus sang juru selamat yang kedatangannya diwartakan oleh Yohanes Pembaptis.

Figur Daud ini amat penting. Matius ketika menuliskan silsilah Yesus menyebutkan bahwa Yesus Kristus adalah anak Daud, anak Abraham. Dalam silsilah Yesus ini kita menemukan nama orang-orang yang baik dan orang-orang yang tidak sempurna. Misalnya dalam silsilah ini juga disebutkan nama 4 wanita: Tamar, Rahab, Rut dan Batsyeba. Siapakah keempat wanita ini?

Nama Tamar berarti pohon palem (Kej 38; 1Taw 2:4). Dia merupakan puteri menantu Yuda, isteri Er. Setelah kematian Er, Onan menolak untuk melakukan perkawinan ipar dengannya. Dari ayah menantunya Tamar yang muncul sebagai wanita pelacur memperoleh dua putera kembar Zerah dan Peres.
Nama Rahab berarti luas. Dia adalah seorang pelacur di Yerikho (Yos 2:1-24) yang menolong dua orang Israel yang diutus sebagai pengintai sebelum Israel masuk ke kota Yerikho. Dengan demikian Rahab dan keluarganya dilindungi. Di dalam Perjanjian Baru, Rahab di puji karena imannya (Ibr 11:3; Yak 2:25). Oleh para Rabi, Rahab dianggap sebagai ibu dari para imam dan nabi.

Nama Rut  berarti sahabat. Dia adalah puteri Naomi, istri Boaz dan merupakan nenek dari raja Daud. Rut berasal dari Moab, seorang janda yang pergi ke Betlehem bersama Naomi ibu mertuanya (Rut 1:1-22). Di sana Rut memungut jelai di kebunnya Boaz, lalu Boaz menikah dengannya (Rut 3:1-18) dan dari perkawinan ini lahirlah Obed nenek moyang Daud.

Batsyeba adalah istri Uria, orang Hitit. Daud melihatnya sebagai wanita cantik ketika ia sedang mandi dan Daud mengingini dan juga merayunya. Selanjutnya Daud menyusun rencana supaya dalam pertempuran Uria suaminya dapat mati terbunuh, dengan demikian Daud dapat menikahi Batsyeba. Atas perbuatan Daud ini maka Nathan menghardiknya (2Sam 12). Dari perkawinan Daud dan Batsyeba ini maka lahirlah Salomo. Salomo juga menjadi raja karena campur tangan ibunya (1Raj 1:16).

Tuhan memang memiliki rencana untuk menyelamatkan semua orang. Maka figur keempat wanita ini memang tidak sempurna tetapi dengan terpilihnya Bunda Maria yang dikandung tanpa noda  menjadi Bunda Yesus sang Penebus dapat menyempurnakan semua manusia. Bunda Maria menunjukkan kesetiaannya yang besar kepada Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Ia dengan penuh iman mengatakan: “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu”. Kesediaan Bunda Maria yang dikandung tanpa noda, sang Hawa Baru menjadi Bunda Yesus sang Adam Baru menjadikan kita sebagai anak-anak Tuhan Allah.

Tuhan Yesus lahir dalam sebuah keluarga manusia, bertumbuh dan berkembang sungguh-sungguh sebagai manusia. Maria dan Yusuf adalah pilihan Tuhan yang layak untuk menerima Yesus dan mengasuhNya. Hidupnya di Nazareth sebagai manusia menunjukkan solidaritas Allah yang menjelma menjadi manusia. St. Yohanes Krisostomus mengatakan bahwa Yesus sang Anak Allah rela menjadi manusia sehingga kita juga dapat menjadi anak-anak Allah. Kelahiran Yesus hendaknya kita rasakan juga di dalam hidup setiap hari. Ia datang ke dunia, lahir dan bertumbuh juga dalam kehidupan iman kita. Selamat merayakan Natal.

Doa: Tuhan, kami bersyukur kepadaMu karena SabdaMu menjadi manusia dan tinggal di antara kami. Semoga kami boleh menjadi abdi-abdiMu yang setia. Amen.


PJSDB

No comments:

Post a Comment