Hari Sabtu, Pekan Advent II
Sir 48:1-4.9-11
Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Mat 17:10-13
Semoga Api itu Menyalah!
Pada hari ini
kita berjumpa dengan seorang nabi besar dalam Kitab Perjanjian Lama yang
diyakini oleh orang-orang Yahudi bahwa ia akan datang kembali mendahului sang
Mesias. Dialah nabi Elia. Nama Elia dalam bahasa Yahudi disebut Eliyahu, Yunani
disebut Elias dalam bahasa Arab disebut Ilyas. Nama ini berarti Allahku adalah
Elohim (My God is Yahweh). Nabi Elia berasal dari Tisbe-Gilead hidup pada abad
ke IX sebelum Masehi. Dia terkenal sebagai pembela iman akan Tuhan yang
mahaesa, yang telah menyelamatkan Israel dari perbudakan Mesir. Dalam tradisi
dikatakan ia tidak mati melainkan langsung diangkat ke Surga dengan keretanya,
sehingga di harapkan akan datang kembali pada akhir zaman (Mal 3:23). Satu hal
lagi yang perlu kita ingat dari Elia adalah pada zaman Ratu Yizabel, ia
mendatangkan api dari langit.
Kitab Putra
Sirak dalam bacaan pertama hari ini mengisahkan kembali kenangan akan nabi
Elia. Nabi Elia dikatakan penampilannya bagaikan api, perkataannya laksana obor
yang membakar. Ia mendatangkan kelaparan bagi Israel yang keras hatinya dan
semangatnya mengurangi jumlah mereka. Ia juga yang memohon supaya langit
dikunci oleh Tuhan dan api diturunkan sampai tiga kali. Sebagaimana disebutkan
di atas bahwa dalam olak angin berapi ia diangkat dalam kereta dan kuda-kuda
berapi. Dialah yang akan mengembalikan hati bapa dan memulihkan segala suku
Yakub. Dengan tanda-tanda heran ini maka Elia patut dihormati sebagai nabi yang
penuh dengan Roh Kudus. Tuhan selalu menyertainya.
Figur Elia
ini dalam kacamata Kristiani hadir sempurna dalam diri Yohanes Pembaptis (Mat
17:10-13; Luk 1:17). Penginjil Matius bersaksi bahwa ketika Yesus dan para
murid terpilih turun dari gunung setelah menyaksikan kemuliaanNya, Yesus
melarang mereka untuk menceritakan pengalaman rohani mereka di gunung sebelum
melihat kebangkitan Anak Manusia dari kematian. Dengan nada keheranan mereka
bertanya: “Mengapa para ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang lebih
dahulu?” Menurut Yesus, Elia memang akan datang dan memulihkan segala sesuatu.
Lebih jelas lagi Yesus mengatakan bahwa Elia memang sudah datang tetapi
orang-orang tidak mengenal dia dan memperlakukannya sesuai dengan kehendak
mereka. Anak manusia pun akan diperlakukan demikian sehingga Ia sangat
menderita. Para murid menangkap maksud Yesus bahwa Yohanes Pembaptislah yang
sedang menderita di penjara karena memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Nabi Elia dan
Yohanes Pembaptis merupakan proto tipe dari Yesus Kristus sendiri. Elia meneriakkan
Israel untuk menyembah Allah yang benar di Kerajaan Utara (Samaria). Mereka
yang menyembah para baal diajak untuk bertobat dan kembali kepada Yahwe. Orang-orang
Yahudi yakin sebagaimana dinubuatkan Maleakhi bahwa Elia akan datang untuk
mempersiapkan kedatangan Mesias. Yohanes Pembaptis mengambil peran Elia untuk
menyiapkan kedatangan Tuhan Yesus sang Mesias. Ia adalah suara yang berseru di
padang gurun untuk pertobatan dan bagi mereka yang percaya siap untuk dibaptis.
Banyak orang berubah karena mendengar pewartaan Elia dan Yohanes. Satu hal yang
sama dari Elia dan Yohanes adalah mereka juga menderita. Hanya saja Elia
diangkat ke Surga sementara Yohanes menjadi martir.
Yesus adalah
Sabda Bapa yang menjadi manusia dan berkemah di tengah umat manusia (Yoh
1:14). Ia juga melawan arus ketika
berhadapan dengan orang-orang sezamanNya terutama para ahli taurat dan Farisi. Setiap
pengajaranNya pasti mendapat perlawanan dari kedua kelompok ini. Yesus akhirnya
wafat sebagai martir agung demi menyelamatkan umat manusia. Apa yang menjadi
kemiripan antara Elia, Yohanes dan Yesus? Inilah salah satu ungkapan Yesus yang
menyatukan ketiga figur ini: “Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan
betapakah Aku harapkan, api itu telah menyalah” (Luk 12:49). Api merupakan
simbol yang penting, pertama kehadiran Roh Kudus yang menguatkan semua orang.
Kedua sebagai simbol kemartiran dan kekudusan umat Allah yang hidup dalam
kepenuhan Kristus. Api juga menjadi tanda kesaksian yang menyala-nyala,
memberanikan semua orang kristiani untuk menunjukkan kasih Allah bagi manusia.
Sabda Tuhan
pada hari ini sangat menguatkan kita. Kita butuh Roh Kudus sebagai Api
kehidupan yang membakar semangat kita untuk berani mewartakan kebenaran dan
keadilan. Ini juga menjadi salah satu cita-cita kita semua sebagai Gereja dalam
masa adventus ini.
Doa: Tuhan
Yesus, bantulah kami untuk selalu setia kepadaMu dan berani mewartakan
keagunganMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment