Hati yang mulia
Dunia baru
kehilangan seorang tokoh dunia bernama Nelson Mandela. Banyak di antara kita yang
menyaksikan saat penguburannya yang berlangsung sangat meriah. Seorang sahabat
saya spontan mengatakan: “Kita sungguh-sungguh dikatakan manusia yang manusiawi
bukan saat kita masih hidup dan gemilang dalam karier tetapi pada saat kita
mati, mata semua orang tertuju kepada kita dan dengan sedih mereka mangatakan
rasa kehilangan diri kita dari hidup mereka”. Saya merenungkan kata-kata
sahabat ini dan coba mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang pernah lewat
dalam hidup saya. Sebagai seorang imam saya sering merayakan misa arwah di
rumah duka. Pada suatu hari saya menyaksikan sebuah pemandangan yang menarik di
rumah duka. Ada dua kamar yang bersebelahan. Jenazah di kamar A adalah seorang
bapa yang bekerja selama puluhan tahun sebagai sopir di sebuah perusahan.
Jenazah di kamar B adalah seorang pengusaha yang mendadak meninggal dunia
karena serangan jantung.
Saya
mengatakan sebelumnya bahwa ada sebuah pemandangan yang menarik di rumah duka itu
karena ketika merayakan misa di kamar A jumlah umatnya membeludak. Koornya
meriah dan kelihatan semua orang merasa sangat kehilangan pak Sopir yang sederhana
dan sudah berumur itu. Ketika saya meminta kesaksian dari mantan pimpinannya ia
mengatakan bahwa sekarang dia merasa kesulitan untuk mendapat seorang sopir
yang jujur, setia dan siap kapan saja dipanggil untuk melayani seperti almarhum.
Ada juga orang lain yang memberi kesaksian bahwa almarhum itu ramah dan menyapa
siapa saja yang bersama dengannya di dalam mobil. Jenazah di kamar B adalah
seorang pengusaha katolik tetapi kelihatan sepi, hanya sedikit orang yang
melayat. Ada juga seorang romo yang memimpin misa tetapi misa itu boleh
dikatakan misa hening. Pengalaman ini mengingat kembali kata-kata sahabat di
atas, “Kita sungguh-sungguh menjadi manusia pada saat orang beramai-ramai
datang dan melayat kita di hari kematian dan penguburan”.
Nelson Mandela
adalah salah satu contoh pria sejati yang sangat mempengaruhi dunia.
Orang-orang di kampung halamannnya yakni Qunu dengan wajah yang sedih
mengucapkan selamat jalan kepada pahlawan mereka. Di New York terdapat restoran
baru bernama Nelson Mandela. Ada juga orang yang sedang membuat monumen Nelson
Mandela dengan wajah yang menunjukkan sifatnya sebagai pendamai. Tentu saja
satu hal yang selalu dikenang adalah kebaikan-kebaikan Mandela. Ia dipenjarakan
selama 27 tahun karena memperjuangkan persamaan hak para warga kulit hitam dan
putih di negerinya. Ia tetap menunjukkan kebaikannya dengan mengampuni dan
menerima para lawan politik apa adanya. Mandela adalah tokoh yang dapat mengubah
cara hidup banyak orang terutama para pemimpin dunia, khususnya di negeri kita.
Di tengah-tengah krisis leadership Negara kita, Mandela boleh dibilang
inspiratif bagi banyak orang untuk menjadi pemimpin yang mencintai dan dicintaim
jujur dan setia.
Mungkin saja para
pemimpin kita yang korup saat ini seharusnya merasa malu. Untuk sekedar diketahui
bahwa Indonesia Corruption Watch berhasil menghadirkan angka-angka yang
signifikan dan memalukan tentang keadaan korupsi di Indonesia. Selama 6 bulan
terakhir terdapat 81 anggota DPR yang terjerat kasus korupsi. Para anggota legislative
ketika berkampanye mengatakan soal kejujuran tetapi mereja sendirilah yang
menjadi tidak jujur! Kementrian dalam negeri Indonesia mencatat 83,7 persen
kasus korupsi yang dilakukan DPRD tingkat provinsi. Semakin jauh dari Jakarta,
semakin nyaman berkorupsi. Banyak jajaran eksekutif yang terjerat kasus korupsi
dan sangat terstruktur mulai dari lurah dan kepala desa, camat, bupati,
gubernur bahkan para mentri yang korup. Saya pernah melihat di sebuah kelurahan
ada mentalitas preman dari lurah dan anak buahnya. Saya baru tahu bahwa untuk
menjadi seorang lurah, mereka juga berkampanye dan butuh dana yang besar. Dari
lembaga yudikatif, kita mengenal Akil Mochtar mantan ketua MA dan Subri seorang
kepala kejaksaan negeri Lombok Tengah NTB yang batrusan ditangkap tangan.
Kalau membaca
nama-nama para koruptor ternyata lebih banyak koruptonya adalah kaum pria.
Memang kita harus merasa malu karena Tuhan menciptkan kita bukan untuk mencuri,
merampok atau melakukan korupsi. Tuhan menciptakan kita sewajah denganNya untuk
menjadi orang kudus, tak bercela di hadiratNya. Tuhan bahkan melengkapi kita
semua dengan hati supaya mampu mengasihi dan bersikap jujur. Ketika hati nurani
sudah lumpuh maka orang akan sulit membedakan mana dosa dan bukan dosa. Orang
akan melakukan perbuatan-perbuatan dosa tanpa ada perasaan malu lagi.
Saya ingat
Kardinal Xavier Nguyen Van Thuan pernah berkata: “Hatimu itu tidak terbuat dari
batu. Hatimu itu mulia karena terbuat dari daging supaya memampukan anda untuk
mencintai. Dengan gagah berani berpeganglah pada Salib Suci dengan kedua
tanganmu dan letakkanlah di dalam hatimu salib itu”. Mari kita memandang Yesus
sang Inspirator Spiritualitas Pria Katolik. Dia rela memikul Salib karena Ia
sangat mencintai kita semua. Hingga saat ini Yesus Kristus tetaplah figur paling
populer dari semua tokoh yang mengubah dunia ini. Kita berjalan bersama Kristus
untuk membangun dunia ini menjadi baru.
Mari kita
merenungkan hidup kita sepanjang hari ini dan boleh memeriksa bathin: “Perbuatan
baik apa saja yang sudah anda lakukan sepanjang hari? Apakah hidupmu sebagai
Pria katolik sepanjang hari ini mampu mengubah hidup banyak orang menjadi lebih
baik, dan layak di hadirat Tuhan? Selidikilah hidupmu. Anda pria katolik pasti
bisa! Anda juga berhati mulia!
PJSDB
No comments:
Post a Comment