HARI MINGGU PASKAH VI/A
Kis. 8:5-8,14-17
Mzm. 66:1-3a,4-5,6-7a,16,20
1Ptr. 3:15-18
Yoh. 14:15-21
Roh Kudus turut
bekerja
Pada hari ini kita memasuki Hari
Minggu Paskah ke-VI/A. Tuhan membimbing kita melalui Sabda-Nya, di mana
perlahan-lahan kita bersama-sama menuju kepada puncak keabadian. Pada Hari
Minggu Paskah ke-V/A yang lalu, Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai Jalan,
Kebenaran dan Hidup. Dan bagi-Nya, siapa yang menuju kepada Bapa, harus
melewati satu-satunya Jalan kepada Bapa yaitu diri-Nya sendiri. Tidak ada Jalan
lain, hanya Yesus saja satu-satunya Jalan keselamatan kita. Yesus sebagai
Jalan, Kebenaran dan Hidup mengantar kita kepada Bapa yang satu dan sama.
Dialah Allah yang selalu mencipta, tak kenal lelah bagi kita semua yang mencari
keselamatan. Dan Keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus. Lukas di dalam Kisah
Para Rasul menulis: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di
dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan
kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis 4:12).
Pada hari Minggu Paskah ke-VI/A
ini, Tuhan Allah mengungkapkan diri-Nya dalam Pribadi ilahi Roh Kudus. Saya
mengingat Paus Fransiskus pernah mengungkapkan imannya kepada Roh Kudus pada
Hari Raya Pentekosta 14 Mei 2016 yang lalu seperti ini: “Meskipun dosa
memisahkan manusia dari Allah, Roh Kudus akan tetap mempersatukannya lagi
sebagai anak Allah. Tujuan utama misi Yesus memuncak dalam karya Roh Kudus yang
memperbarui hubungan manusia dengan Allah Bapa akibat dosa. Berkat Roh Kudus,
kita tak akan ditinggalkan sebagai anak yatim. Sebaliknya sebagai anak Allah,
kita berdamai dengan-Nya dan kita ada di dalam-Nya. Roh yang diberikan kepada
kita akan membawa kita kembali kepada Bapa.” Roh Kudus memiliki peran yang
sangat kuat dalam keselamatan kita. Sebab itu Dia menginspirasi, dan turut
bekerja untuk mempersatukan setiap pribadi.
Tuhan Yesus dalam bacaan Injil
mengungkapkan kebenaran bahwa Ia akan pergi kepada Bapa: “Tinggal sesaat lagi dan
dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan
kamupun akan hidup. Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam
Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.”(Yoh 14: 19-20). Yesus
sudah menyelesaikan tugas-Nya sebagai ‘sungguh-sungguh Allah dan
sungguh-sungguh manusia’, dan kini kembali kepada Bapa supaya bersatu di dalam
Roh. Pesan Yesus ini bukan hanya dialamatkan kepada para rasul tetapi juga
kepada Gereja sepanjang zaman. Artinya, Yesus tidak membiarkan kita hidup tanpa
arah yang jelas, tidak menjadi yatim dan piatu. Maka Ia berjanji untuk datang
kembali kepada kita semua. Kita percaya bahwa Ia akan datang untuk mengadili
orang yang hidup dan mati.
Apa yang Tuhan janjikan bagi kita
semua? Ia pertama-tama mengharapkan kita semua untuk mengasihi-Nya karena Ia
lebih dahulu mengasihi kita. Tanda kasih yang sejati adalah menuruti segala
perintah-Nya, dan kita tahu bahwa perintah-Nya adalah cinta kasih. Dia
menghendaki supaya kita mengasihi Tuhan, demikian juga saling mengasihi sebagai
saudara. Dengan relasi kasih yang mendalam ini maka Ia akan meminta kepada Bapa
supaya memberikan kepada kita seorang Penolong yang lain. Penolong itu berperan
untuk menyertai. Dialah Roh Kebenaran atau Roh Kudus sendiri. Roh Kudus yang
kita terima dalam Sakramen Pembaptisan ini akan tinggal di dalam kita dan kita
pun tinggal di dalam-Nya. Roh Kudus sebagai Penghibur, Roh cinta kasih berperan
untuk mengajar dan mengingatkan semua ajaran cinta kasih Yesus di dalam Injil.
Roh Kudus turut bekerja di dalam Gereja, tetap bekerja di dalam Gereja sehingga
cinta kasih sebagai buah Roh ini sungguh mengilhami Gereja sepanjang masa.
Roh Kudus yang satu dan sama
mengilhami Diakon Filipus untuk mewartakan Injil di tanah Samaria. Kita
mengetahui relasi sosial daerah Yudea dan Samaria itu tidaklah baik. Tetapi
Tuhan menghendaki Filipus untuk menjadi misionaris di sana. Buah dari
pelayanannya adalah banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan, terjadi mukjizat
dalam nama Yesus dan merekapun dibaptis. Saya sekali karena Filipus membaptis
dalam nama Yesus sehingga Gereja di Yerusalem mengutus Petrus dan Yohanes untuk
menghadirkan Pentekosta baru di Samaria. Petrus dan Yohanes berdoa supaya semua
orang Samaria beroleh Roh Kudus. Petrus dan Yohanes juga menumpangkan tangan di
atas orang-orang percaya dan mereka menerima Roh Kudus. Ada Pentekosta baru. Roh
Kudus turut bekerja di dalam komunitas Gereja perdana, dan berlangsung
sepanjang zaman.
Kebiasaan baik di dalam Gereja
katolik ini yakni menumpangkan tangan untuk pencurahan Roh Kudus berlangsung
turun temurun. Para imam dan diakon di dalam Gereja Katolik ditahbiskan oleh
Uskup dengan menumpangkan tangannya sebagai tanda memohon kepada Allah untuk
mencurahkan Roh Kudus kepada Diakon atau Imam yang akan ditahbiskan. Para imam
juga menumpangkan tangan dalam melayani sakramen-sakramen tertentu, memberkati
sesuatu untuk keperluan Gereja. Gereja percaya bahwa Roh Kudus turut bekerja
untuk membaharui dan menguduskannya. Roh Kudus yang satu dan sama juga
membangkitkan Yesus Kristus dari kematian-Nya (1Ptr 3:18).
Apa yang harus kita lakukan
sepanjang pekan ke-VI Paskah ini?
Pertama, menyiapkan diri, membuka
hati untuk menanti kedatangan Roh Kudus. Kita berdoa: “Veni, Sancte Spiritus,
reple tuorum corda fidelium, et tui amoris in eis ignem accende.” (Datanglah ya
Roh Kudus, penuhilah hati umat-Mu, dan nyalakanlah api cinta-Mu di dalam hati
kami). Biarkan Roh Kudus turut bekerja di dalam hidup kita, menyalahkan api
cinta kasih di dalam hati kita semua. Biarkan buah-buah Roh menjadi berkembang
di dalam hidup kita. Buah-buah Roh menandakan bahwa kita sungguh percaya dan
mewartakan Kristus kepada sesama manusia hingga akhir zaman.
Kedua, Bertahan dalam derita. St.
Petrus dalam bacaan kedua mengajak kita untuk bertahan dalam penderitaan
sebagai wujud kasih kepada Tuhan dan sesama. Ini adalah tanda bahwa kita mau
menguduskan Kristus di dalam hati sebagai Tuhan kita. Maka satu prinsip penting
yang harus kita lakukan adalah: “Lebih baik menderita karena berbuat baik, jika
hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.” (1Ptr
3:17). Kita harus belajar untuk malu atau memiliki perasaan malu ketika kita
lebih memilih menderita karena berbuat jahat bukan berbuat baik.
Kita memohon perantaraan Bunda
Maria Penolong Umat Kristiani, sang mempelai Roh Kudus, supaya meneguhkan kita
semua agar bertumbuh dalam kasih. Kasih adalah segalanya! Selamat Hari Minggu
Paskah ke-VI/A.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment