Kuduskan tempat ini…
Pada sore hari ini saya dikirimi link lagu ini: https://youtu.be/JVcsfYxPMS4 dan saat membukanya saya mendengar lagu yang sudah bukan lagu baru lagi: “Kuduskan tempat ini, untuk kami berdoa. Kuduskan hati ini, untuk kami menyembah. Biar segala perkara, kuserahkan pada-Mu Yesus. Dan Roh Kudus bekerja, membimbing kami semua.” Lagu ini kalau diulang beberapa kali dan perlahan-lahan akan mengantar kita supaya berdoa lebih baik lagi.
Sambil mendengar lagu yang indah ini, pikiran saya tertuju pada ‘tempat ini’. Kita memohon supaya Tuhan menguduskan tempat di mana kita berada supaya dapar berdoa lebih baik lagi. Saya teringat pada Musa ketika dia berada di padang gurun dekat dengan gunung Tuhan, dia melihat belukar menyala tetapi api tidak membakarnya. Dia mendekati tempat itu dan mendengar dari dalam belukar itu suara ini: "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.” (Kel 3:5). Musa menyadari perkataan ini, sejak saat itu ia meninggalkan hidup lama dan siap menjadi utusan Tuhan untuk membebaskan bangsa Isarel.
Nabi Yehezkiel juga membagi pengalaman rohaninya, tentang bagaimana Tuhan menjadikannya sebagai utusan untuk menyadarkan bangsa Israel yang dilabel kaum pemberontak di hadirat Tuhan. Ketika itu Tuhan membawanya ke pintu gerbang baik suci yang menghadap ke Timur. Ia melihat kemuliaan Tuhan Allah Israel datang dari Timur, terdengar seperti suara air terjun yang menderu dan bumi bersinar karena kemulian-Nya. Yehezkiel berlutut dan menyembah karena ia melihat Bait Suci penuh dengan kemuliaan Tuhan. Pada saat itu Tuhan berkata kepada Yehezkiel: "Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati.” (Yeh 43:7).
Pengalaman Yehezkiel ini sangat jelas mengatakan kepada kita bahwa Gereja saat ini adalah shekina atau tempat Tuhan beresemayam. Tuhan mengatakan tentang takhta dan tempat tapak kaki-Nya. Ini berarti Gereja adalah tempat yang kudus karena Tuhan sendiri bersemayam dan menjadikan tempat itu kudus. Kalau demikian mari kita berefleksi lebih jauh lagi. Gereja sebagai shekina atau tempat Tuhan bersemayam maka kita harus berani untuk menguduskannya bukan mengotorinya. Pikirkanlah cara orang katolik pergi ke Gereja untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Ada yang belum bisa membedakan mana pakaian ke gereja, mana ke supermarket dan mana jalan pagi. Coba lihat saudara-saudara dari gereja sebelah atau saudara-saudara Muslim kalau ke masjid. Mereka ada kesadaran bahwa tempat ibadah itu kudus. Di dalam Gereja memang tempat kudus tetapi ada orang yang tidak malu untuk mencuri uang kolekte dalam kotak kolekte. Di dalam Gereja menjadi tempat orang tertentu ‘tidak nalu-malu’ untuk berselingkuh. Dan tindakan lain di dalam Gedung gereja yang sungguh mengotori gereja.
Pada hari ini kita disadarkan kembali untuk menguduskan tempat ibadah kita, menguduskan rumah tangga dan komunitas, menguduskan tempat kerja masing-masing. Ingat, Tuhan melihat engkau!”
Tuhan memberkati kita semua,
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment