Pemberkatan Gereja Basilik Santa Perawan Maria
Yer. 31:1-7
MT Yer. 31:10,11-12ab,13
Mat. 15:21-28
Lectio:
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Datanglah seorang wanita Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh.
Demikianlah Injil Tuhan kita.
Terpujilah Kristus.
Renungan:
Inilah Wajah Kerahiman Allah
Paus Fransiskus pernah menulis Bulla ‘Misericordiae Vultus’ (Wajah Kerahiman) sebagai pemberitahuan Yubileum Luar Biasa Kerahiman pada tanggal 11 April 2015. Mengawali Bulla Pemberitahuan ini, beliau menulis dengan jelas seperti ini: “Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Bapa. Kerahiman telah menjadi hidup, nampak dan mencapai puncaknya dalam Yesus dari Nazaret.” (MV,1). Selanjutnya dalam Bulla yang sama, Sri Paus menulis: “Gereja diutus untuk mewartakan kerahiman Allah, hati Injil yang berdetak, yang dengan caranya sendiri harus menembus hati dan pikiran setiap orang. Mempelai Kristus harus mencontoh sikap Anak Allah yang keluar menjumpai setiap orang tanpa kecuali.” (MV, 12).
Saya mengawali renungan hari ini dengan mengutip dokumen Gereja ini untuk menginspirasikan kita semua supaya memandang wajah Yesus yang menampakkan wajah kerahiman Allah Bapa kepada kita semua. Di masa pandemi-covid-19 ini kita semua merindukan wajah kerahiman Allah Bapa dalam diri Yesus Kristus, teristimewa dalam Ekaristi Kudus. Ada banyak umat yang sedang mengalami penderitaan dan kemalangan akibat pandemi covid-19 ini, tetapi tidak berhenti merindukan Allah yang tersamar dalam Sakramen Mahakudus. Dari Tuhan Yesus Kristus yang selalu berkeliling dan berbuat baik (Kis 10:38), kita belajar untuk keluar dan menjumpai setiap orang untuk menunjukkan wajah kerahiman Allah yang satu dan sama.
Pada hari ini kita mendengar sebuah kisah Injil yang melukiskan sosok Yesus yang menunjukkan wajah kerahiman Allah Bapa kepada orang asing yang beriman kepada-Nya. Dikisahkan bahwa Yesus meninggalkan markas-Nya di Galilea, menuju ke daerah Tirus dan Sidon. Ini adalah sebuah perjalanan yang jauh. Perlu diketahui bahwa jarak tempuh dari Kapernaum ke Tirus adalah 35 mil atau sekitar 56,3Km dan dari Kapernaum ke Sidon adalah 50 Mil atau sekitar 80,4Km. Jarak dari Tirus ke Sidon adalah 36Km. Dalam perjalanan yang jauh dan melelahkan ini, Yesus berjumpa dengan seorang wanita Kanaan tanpa nama, dia adalah seorang asing artinya dia berada di luar komunitas Yahudi dan dianggap oleh kebanyakan orang saat itu, tidak ada keselamatan baginya. Ia tidak malu-malu untuk memohon layaknya orang beriman seperti kita saat ini: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita."
Reaksi Yesus adalah tidak menjawabnya. Para murid bahkan meminta Yesus untuk mengusirnya karena ia mengikuti mereka sambil berteriak-teriak. Yesus sendiri mengatakan bahwa misi-Nya adalah diperuntukan hanya bagi domba-domba yang hilang karena tidak diperhatikan oleh para gembalanya. Dia selalu melihat umat Israel seperti domba tanpa gembala dan Ia menunjukkan hati-Nya yang penuh kerahiman, tergerak hati oleh belas kasihan. Namun wanita asing ini tetap mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan tolonglah aku!”. Tuhan Yesus melihat iman dan kerendahan hati wanita ini maka layaklah ia mengalami kerahiman Allah. Anaknya sembuh seketika karena imannya sebagai ibu kepada Yesus.
Bacaan Injil ini sangat kaya maknanya bagi kita. Ada sosok-sosok yang memberi pelajaran hidup kepada kita:
Pertama, wanita Kanaan. Wanita Kanaan ini berada di negeri asing. Ia percaya kepada Yesus dan ingin mengalami keselamatan dalam Yesus Kristus. Mukjizat penyembuhan terjadi karena imannya kepada Yesus. Kata-kata yang keluar dari mulutnya menunjukkan iman dan kerendahan hatinya di hadirat Tuhan Yesus: “Kasihanilah aku, tolonglah aku.” Banyak kali kita sudah dibaptis, bangga sebagai orang Katolik tetapi malu dan masa bodoh untuk memohon kerahiman Tuhan dengan seruan yang sama dengan wanita ini. Di antara kita justru memohon kepada dukun atau pendoa mata duitan untuk menolongnya. Andalkanlah Tuhan maka anda akan selamat.
Kedua, para murid. Para murid merasa berada di zona nyaman. Mereka meminta Yesus untuk menyuruh wanita itu pergi menjauh dari mereka. Para murid adalah kita banget! Karena merasa berada di zona nyaman juga status quo keselamatan maka mudah sekali menghalangi orang lain untuk mengalami keselamatan. Berapa kali kita menghalangi sesama untuk dekat dengan Tuhan? Berapa kali kita menjatuhkan sesama ke dalam dosa karena perkataan dan sikap-sikap yang lain? Tuhan ampunilah kami.
Ketiga, Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah segalanya. Dia menunjukkan wajah kerahiman Allah Bapa kepada manusia yang membutuhkan dan mengimani-Nya. Dia menunjukkan sosok Allah yang menyelamatkan semua orang. Keselamatan universal karena iman kepada-Nya. Kita mestinya selalu siap untuk membahagiakan semua orang, apalagi di masa pandemi-covid-19 ini. Prinsip kita adalah sharing is caring. Berbagi adalah tanda kepeduliaan. Inilah sikap Yesus yang menunjukkan wajah kerahiman Allah kepada kita.
Doa: Tuhan, kasihanilah kami karena banyak kali kami tidak peka dengan sesama yang membutuhkan pertolongan kami. Kami masa bodoh, hanya menolong orang yang kami sukai sehingga membuat kami sulit berbagi. Bantulah kami supaya memiliki hati seperti-Mu supaya mengasihi dan membahagiakan semua orang. Bunda Maria Tolonglah kami anak-anakmu. Amen.
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment