Sunday, September 8, 2019

Food For Thought: Apakah anda bernilai di mata Tuhan?


Bernilai di mata Tuhan!

Adalah Jimmy Carter. Mantan Presiden Amerika Serikat ini pernah berkata: “Komitmen kami untuk hak asasi manusia harus mutlak, hukum kita adil, keindahan alam kita dilestarikan; yang kuat tidak harus menganiaya yang lemah dan martabat manusia harus ditingkatkan.” Perkataan ini menggambarkan  bagaimana besarnya perhatian setiap orang terhadap orang lain di sekitarnya. Perhatian kepada keluhuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia. Tidak ada hitung menghitung kalau menyangkut martabat manusia.

Ada sebuah kisah di dalam Kitab Suci yang membuat saya merenung lebih dalam lagi. Kisah yang dimaksud adalah tentang Onesimus dalam surat Paulus kepada Filemon. Onesimus adalah seorang hamba dari Filemon. Nama Onesimus berarti berguna. Ia melakukan pekerjaannya sebagai seorang hamba, namun pada suatu kesempatan ia melarikan diri dengan membawa harta benda Filemon. Ia berhasil ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Di dalam penjara ini dia menemukan sosok Paulus yang juga sedang dipenjara. Onesmus lalu menceritakan seluruh pengalamannya kepada Paulus. Paulus tergugah dan menulis surat kepada Filemon supaya nantinya dapat menerima Onesimus dengan baik. Surat itu dibawa sendiri oleh Onesimus untuk diberikannya kepada Filemon. Dengan menyebut nama Onesimus, kita perlu mengingat sosok Filemon. Nama Filemon berarti penuh kasih. Dia merupakan salah seorang warga Kolose. Ia merupakan orang terkemuka dan memiliki banyak budak termasuk Onesimus. Rumahnya menjadi markas bagi para pengikut Kristus di Kolose.

Pada hari kita belajar bagaimana Santu Paulus mencari jalan untuk meredam isu perlakuan yang tidak adil dari tuan atau mandor dengan hamba atau anak buah. Ia menulis surat dengan nada yang menasihati dan berharap supaya nilai martabat manusia haruslah diperhatikan. Seorang hamba memang tidak lebih tinggi dari tuannya, namun tanpa hamba, semua pekerjaan tuannya juga tidak dapat selesai pada waktu yang diinginkan. Para hamba memiliki harkat dan martabat, nilai hidup yang harus dijunjung tinggi.

Sekarang mari kita memikirkan para pembantu rumah tangga, para sopir, para pekerja musiman. Banyak kali mereka ini mengalami perlakuan yang tidak adil dalam masyarakat. Mereka diukur berdasarkan uang bukan melihat manusia sebagai manusia. Ukuran ini ditambah dengan kekerasan verbal dan fisik. Betapa susahnya menjadi Oshin di saat mudik. Hanya saja ketika ada Oshin, jarang diperhatikan, malah dimarahi dan diperlakukan tidak adil. Mari kita menghargai sesama yang lain sebab masih banyak Onesimo di sekitar kita.

Damai Tuhan,

PJ-SDB

No comments:

Post a Comment