Saturday, September 7, 2019

Food For Thought: Keluarga, surgaku


Keluarga, surgaku!

Pada sore hari ini, saya mendapat kunjungan dari sebuah keluarga. Sudah lama keluarga ini meminta waktu untuk bertemu sekaligus berbincang-bincang. Saya memperhatikan putera sulungnya mengenakan baju kaos dengan tulisan di dadanya: FAMILY= Father And Mother I Love You. Anak kecil ini mungkin tidak memperhatikan tulisan pada bajunya ini. Andaikan dia sudah bisa membaca dan mengerti Bahasa Inggris maka dia pasti mengerti tulisan ‘Family’ namun dengan usia yang masih sekitar setahun  maka tentu dia belum mengerti apa-apa. Saya lalu bertanya kepada pasutri ini tentang baju yang dikenakan puteranya. Mereka menjawab dengan penuh keyakinan: “Ini adalah salah satu komitmen kami sebelum menikah yakni kami harus mendidik anak untuk mencintai keluarga” Wah, saya merasa bangga dengan keluarga ini dan berkata dalam hati: ‘Luar biasa!’

Apa yang istimewa dari sebuah keluarga katolik? Dari pengalaman pastoral saya, hampir semua keluarga memberi jawaban yang sama yakni cinta. Dalam hal ini, para pasutri dan anak-anak mengatakan hal yang sama: “Saya merasa yakin dikasihi tanpa syarat apapun”. Maka yang terjadi di dalam sebuah keluarga adalah hidup bersama yang indah itu penuh dengan kasih sayang, solidaritas, penghargaan, komitmen untuk tidak mementingkan diri sendiri, saling menolong dan membangun rasa adil. Hal lain yang turut menghiasi sebuah keluarga adalah setiap anggota keluarga itu merasa diakui, diterima apa adanya dan martabatnya dihormati. Singkatnya, cinta adalah segalanya. Semua yang diungkapkan ini begitu indah meskipun harus diakui masih sulit untuk dilakukan dalam hidup nyata.

St. Paus Paulus ke-VI dalam kunjungannya ke Nazaret, mengungkapkan pengalaman rohaninya seperti ini: “Keluarga Nazaret mengajari kita arti kehidupan keluarga, harmoni kasih sayang, kesederhanaan dan keindahan mendalam, karakter yang kudus dan tak bernoda, semua itu mengajarkan betapa manis dan tidak tergantikannya ajaran keluarga kudus, betapa mendasar dan tak tertandingi perannya dalam hidup bermasyarakat.” Ini adalah sebuah ekspresi yang luhur tentang keindahan keluarga kudus dari Nazaret yakni Yesus, Maria dan Yusuf.

Mari kita kembali ke dalam keluarga kita masing-masing. Baik atau tidak baik keluarga kita selalu yang terbaik. Keluarga di mana kita memiliki ibu, ayah dan saudari saudara selalu menjadi yang terbaik. Anda boleh bermimpi tentang keluarga ideal dan memang keluarga ideal adalah keluargamu sendiri. Sebab itu terimalah, milikilah dan cintailah keluargamu. Jangan pernah mengidolakan keluarga lain di dalam keluargamu sendiri. Rumput tetangga boleh hijau tetapi rumput di dalam rumah sendiri jauh lebih subur, tidak hanya hijau saja.

Damai Tuhan,

PJ-SDB

No comments:

Post a Comment