Kej 1:26-2:3; (atau Kol 3:14-15.17.23-24)
Mzm 90:2-4.12-14.16
Mt 13:54-58
Si Anak Tukang Kayu
Hari ini kita merayakan Pesta St. Yosef pekerja. Yosef dikenal sebagai orang yang tulus dan jujur di dalam hidupnya. Ia tidak tampil di depan umum sebagai orang yang terkenal, tetapi ia justru bekerja di belakang layar sebagai tukang kayu untuk menghidupkan keluarga kudus Nazaret: Yesus, Maria dan Yusuf sendiri. Di seluruh dunia juga merayakannya sebagai hari buruh sedunia.
Penginjil Matius bersaksi bahwa Yesus
kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan. Ketika itu, orang-orang Nazareth
mungkin sudah mendengar tentang Dia dari cerita-cerita orang di daerah-daerah
lain seperti Kapernaum dan daerah lainnya di sekitar pantai Danau Galilea. Mungkin
orang-orang Nazaret mendengar tentang pengajaranNya dengan penuh kuasa (exousia) dan wibawa dan juga berbagai
mukjizat yang Ia lakukan dan menakjubkan banyak orang. Ketika mereka mendengar
pengajaranNya di dalam Sinagoga semuanya merasa kaget karena mereka mengenal
siapakah Yesus itu. Dia adalah anak Tukang Kayu, dan ibuNya bernama Maria dan
para saudaraNya juga mereka kenal. Orang-orang di dalam Sinagoga itu tidak
percaya dan menolak Dia. Yesus lalu berkata, “Seorang nabi dihormati di
mana-mana kecuali di negeri asalnya sendiri.” Dari situ Dia juga tidak
melakukan mukjizat di negeri dimana Dia dibesarkan.
Kita merayakan Pesta St. Yusuf
Pekerja. Di dalam Injil kita mendengar bahwa Yesus anak Tukang Kayu. Nama Yusuf
sengaja tidak disebutkan untuk menunjukkan bahwa ia seorang pekerja tulen.
Dengan demikian Yesus juga menjadi pekerja. Ia sendiri berkata, “BapakKu bekerja sampai sekarang, maka Aku
pun bekerja juga” (Yoh 5:17).
Pertanyaan bagi kita, secara
rohani mengapa kita perlu bekerja? Kita perlu bekerja karena beberapa alasan
sebagai berikut: pertama, kita bekerja supaya kita menjadi sungguh-sungguh manusia.
Manusia memiliki martabat sebagai makhluk berakal budi maka ia terbantu untuk
bisa bekerja dengan memanfaatkan akal budinya. Dengan demikian ia
sungguh-sungguh menjadi manusia. Akal budi membuat manusia berbeda dengan
hewan. Kedua, kiat bekerja supaya menyerupai Allah. Kita sudah diciptakan
sewajah dengan Allah. Oleh karena itu dengan bekerja, kita mau mewujudkan diri
kita sebagai pekerja seperti Yesus sendiri.
Kita bersyukur kepada Tuhan
karena Ia senantiasa berkarya di dalam kehidupan kita. Renungkanlah pesan St.
Paulus ini, “Segala sesuatu yang kamu
lakukan dengan perkataan atau dengan perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam
nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah Bapa kita.
Apapun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia”. (Kol 3:17.23).
Hari ini kita juga memulai Bulan Maria. Mari kita dekatkan diri kita kepada Puteranya Yesus Kristus melaluinya. Serahkanlah segala pekerjaan, suka dan duka kita kepada Tuhan melalui perantaran Bunda Maria penolong umat Kristiani.
Doa: St. Yosef, doakanlah kami! Bunda Maria Penolong Umat Kristiani, Doakanlah kami! Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment