1Ptr 1:10-16
Mzm 98: 1.2-3ab.3c-4
Mrk 10:28-31
Hidup berkelimpahan!
Semangat kemiskinan! Demikian
tema umum Rekoleksi bulanan di komunitassaat itu. Setelah mengikuti konferensi
tentang nilai injili kemiskinan yang kami ikrarkan, kami diajak oleh pemimpin
rekoleksi untuk merenungkan lebih mendalam tema kemiskinan. Masing-masing
peserta diajak untuk kembali ke kamar, membuka lemari pakaian dan menghitung
isi lemari yang murni dibawa dari rumah, yang diberi oleh sahabat kenalan dan
yang diberikan oleh kongregasi. Setelah setengah jam kami kembali ruangan untuk
melaporkan isi lemari kami masing-masing. Pada saat itu seorang frater
bersaksi, “Pater, saya sudah mencek isi
lemari pakaian saya, dan saya menemukan bahwa 99,9 persen isi lemari saya
diberikan oleh kongregasi kepadaku. Sisanya saya terima dari rumah dan
teman-teman” Bagi saya ini sebuah kesaksian yang luar biasa! Frater sudah
mengerti apa makna “Pergilah, jualah
segala milikmu, berikanlah itu kepada orang miskin. Setelah itu ikutlah Yesus”
Kisah orang dewasa dalam Injil
Markus yang ingin masuk surga membuka pikiran kita untuk tidak terikat pada
harta dunia yang bisa dimakan ngengat (Mt 6:19). Setiap orang diperkenankan
masuk dan mencoba harta surgawi yang
dijanjikan Tuhan terutama bagi mereka yang meninggalkan segalanya demi Yesus. Harta
surgawi yang dimaksud adalah kekudusan, kesempurnaan bersama Tuhan yang kudus
dan sempurna.
Petrus sebagai pemimpin menyadari
sikap lepas bebas sebagai murid dan berkata kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau”. Nah Yesus, menggunakan kesempatan untuk menjelaskan kepada
Petrus dan para murid lainnya: “Barangsiapa
meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau Bapa, anak-anak atau ladangnya
pada masa ini akan menerima seratus kali lipat sekalipun ada penderitaan dan
pada masa depan akan memperoleh hidup kekal”. Artinya, dengan meninggalkan
segalanya, seorang murid Tuhan yang setia pada masa ini juga tetap hidup
berkelimpahan. Dengan meninggalkan segalanya, seorang murid Tuhan mendapat
rumah baru, saudara dan saudari baru, ibu dan bapa baru, anak-anak baru dan ladang
baru. Semuanya berkelimpahan! Semuanya ada di dalam Tuhan.
Pada akhir Injil Yesus berkata, “Banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”. Di sini, Yesus juga mau mengatakan bahwa mereka yang kaya dan berkuasa memang terlampau mengandalkan kekayaan dan kuasa, akan menjadi yang terakhir, sedangkan para murid yang setia akan menjadi orang yang pertama masuk surga. Itulah hidup berkelimpahan yang paling sempurna.
Meninggalkan segala-galanya untuk
mengikuti Yesus merupakan jalan menuju kekudusan. Para nabi telah mengalaminya
sendiri. Mereka meninggalkan negeri dan keluarganya untuk mewartakan kebesaran
Tuhan. Petrus dalam bacaan kedua mengingatkan orang beriman di Asia kecil bahwa
para nabi dengan kuasa Roh Kudus bukan melayani diri mereka sendiri tetapi
melayani Injil dan memberitakannya. Petrus juga menasihati mereka supaya
meninggalkan hawa napsu dan hidup dalam kekudusan. Tuhan yang telah memanggil
mereka adalah Tuhan yang kudus maka mereka juga hendaknya hidup dalam kekudusan.
Sabda Tuhan hari ini membuka
pikiran kita untuk memahami kebesaran Tuhan. Tuhan Yesus mengingatkan para
rasul yang telah meninggalkan segalanya bahwa mereka akan hidup berkelimpahan.
Oleh karena itu mereka tidak boleh menjadi takut atau serakah. Kemiskinan apostolic
yang mereka miliki akan membuat mereka menjadi orang-orang pertama masuk ke
dalam kerajaan surga. Inilah hidup berkelimpahan yakni kekudusan karena Tuhan
sendiri bersabda: “Hendaklah kalian kudus, seperti Aku kudus adanya.
Apakah anda menyadari bahwa anda juga
sedang hidup dalam kelimpahan? Mungkin pikiran kita terlalu sempit karena hanya
berpikir bahwa hidup berkelimpahan berarti “punya banyak harta sampai tujuh
turunan”. Hidup berkelimpahan berarti hidup bersama Allah yang kudus, Allah
yang menciptakan segala sesuatu, Allah yang kekal! Allah menjadi segala-galanya
bagi kita! Apa yang kiranya masih kurang dalam hidupmu kalau sudah tinggal
bersama Allah?
Doa: Tuhan terima kasih.
Engkaulah segalanya bagiku. Semoga aku menjadi kudus sebagaimana Engkau sendiri
kudus adanya. Amen.
PJSDB
Hidup berkelimpahan berarti hidup bersama Allah yang kudus, Allah yang menciptakan segala sesuatu, Allah yang kekal! Allah menjadi segala-galanya bagi kita! Apa yang kiranya masih kurang dalam hidupmu kalau sudah tinggal bersama Allah?
ReplyDeleteHidup berkelimpahan yang kayak ini jarang sudah diajarkan oleh keluarga dan sekolah. Semua sekarang serba hitungan untung rugi.