Kis 18:9-18
Mzm 47: 2-3.4-5.6-7
Yoh 16:20-23
Yoh 16:20-23
Jangan takut untuk mewartakan Firman!
Yesus telah naik ke Surga. Para
murid mengingat kembali wejangan Yesus, “KepadaKu
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah,
jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman”
(Mt 28:19-20). Perintah Yesus ini dipegang teguh oleh para Rasul. Ketika menerima Roh Kudus pada hari raya Pentekosta, mereka
semakin berani untuk mewartakan Injil.
Paulus juga melakukan perjalan
missioner untuk mewartakan Injil. Kita mengingat pengalamanNya bersama Silas.
Mereka mengalami penolakan bahkan dipenjarakan. Ketika berada di Athena, Paulus
juga tidak diterima dengan baik terutama ketika ia menjelaskan tentang
kebangkitan orang mati. Banyak orang memilih mundur daripada membuang waktu
untuk mendengarnya.
Apakah pengalaman "ditolak" ini
membuat Paulus mundur dari tugas pewartaan? Tidak! Paulus memiliki prinsip,
“Celakalah Aku juga tidak mewartakan Injil” (1Kor 9;16). Ketika berada di
Korintus, Paulus mendapat suatu
penglihatan, “Jangan takut! Teruslah
memberitakan Firman dan janganlah diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak
ada seorang pun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umatKu
di kota ini” (Kis 18:9-10). Penglihatan ini mendorong Paulus untuk tinggal
di Korintus selama satu tahun enam bulan dan Ia mengajar Firman Allah bagi
mereka. Paulus pun tetap mendapat
kesulitan dengan orang-orang Yahudi dalam hal ini Galio Gubernur di Akhaya.
Pengalaman penderitaan Paulus ini kiranya cocok dengan ucapan Yesus dalam wejangan sebelum berpisah dengan para
muridNya. Yesus berkata, “Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan
bergembira, kamu akan berdukacita tetapi dukacitamu akan berubah menjadi
sukacita. Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan
melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang
dapat merampas kegembiraan itu dari padamu” (Yoh 16: 20.22). Nada optimisme
diberikan Yesus sebagai penyertaanNya di kala para rasulNya mengalami
penderitaan. Siapa yang bertahan dalam derita bersama Yesus akan memiliki sukacita kekal.
Hari ini kita dikuatkan untuk
memahami kembali seruan Yesus bagi kita, “Barangsiapa mau mengikuti Aku
hendaknya Ia menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Aku” (Mt 16:24).
Salib adalah segala pengalaman duka dan derita yang kita alami sehingga membuat
orang lain merasa bahagia. Yesus menderita dengan salib supaya manusia
memperoleh penebusan berlimpah. Paulus menderita supaya Injil Allah dapat disebarkan
ke mana-mana dan banyak orang semakin mengenal Yesus. Banyak pengikut Kristus
yang menjadi martir supaya Gereja dapat bertumbuh subur.
Menjadi pengikut Kristus berarti
menjadi murid dalam sekolah penderitaanNya. Dalam sejarah Gereja, banyak orang
menumpahkan darahNya karena mencintai Yesus. Kita pun mengalami dalam situasi social
tindakan diskriminasi, larangan untuk beribadat, atau membangun tempat ibadat
dan devosional. Secara manusiawi memang menimbulkan rasa kesal dan benci tetapi
sebagai orang beriman kita harus tegar karena iman itu anugerah Allah. Iman itu
sebuah panggilan istimewa yang tidak akan hilang! Tidak ada kuasa apa pun yang
dapat melenyapkan iman. Yesus sendiri berkata, “Dan kamu, rambut kepalamu pun
terhitung semuanya” (Mt 10:30). Maka tepat apa yang Tuhan katakan kepada Paulus,
“Jangan takut!”
Doa: Tuhan Yesus, terima kasih
karena Engkau telah menderita bagi kami. Semoga penderitaanMu menguatkan kami
juga untuk membahagiakan saudara-saudari kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment