Kis 15:1-6
Mzm 122:1-2.3-4a.4b-5
Yoh 15:1-8
Siapa yang diselamatkan?
Beberapa
hari terakhir ini kita sering mendengar, melihat dan menerima berita tentang
pelarangan pemakaian tempat ziarah, pembakaran gereja, dan aksi-aksi lain yang
kiranya dianggap menghalangi pertumbuhan iman kristiani. Saya mengingat
apa yang dikatakan Paulus dan Barnabas kepada orang-orang Antiokhia, “Untuk
dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah, kita harus mengalami banyak sengsara” (Kis
14:22). Pengalaman-pengalaman penderitaan semacam ini hendaknya bersifat menguatkan iman.
Orang boleh menghancurkan gedung gereja, patung dan tempat ziarah tetapi iman
adalah rahmat istimewa dari Tuhan yang tidak akan hancur dan hilang. Iman itu laksana
meterai kekal yang diberikan sendiri oleh Tuhan bagi kita manusia.
Tentu
saja untuk dapat menjadi orang beriman seperti ini, kita harus menyadari diri sebagai ranting dari pokok anggur yang benar. Yesus berkata kepada para
muridNya, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”. Yesus sebagai
pokok anggur dengan segala kebajikan yang ditunjukkan lewat, Sabda dan karyaNya
meragkul semua orang. Ia tidak membeda-bedakan siapakah orang itu tetapi Dia
justru mengasihi, mengampuni dan menebus. Dia justru mengajak, “Tinggalah di
dalam kasihKu”. Bagaimana dengan kita sebagai ranting-ranting? Sebagai
ranting-rantingNya, kita seharusnya berlaku seperti Yesus: mengasihi seperti Yesus
mengasihi, mengampuni seperti Yesus mengampuni, menderita seperti Yesus sendiri
menderita.
Gereja
perdana memiliki kesulitan dalam membangun kebersamaan. Pertanyaan yang muncul
adalah, “Apakah hanya orang bersunat saja yang diselamatkan oleh Tuhan?” Para
Rasul dalam Konsili I di Yerusalem berusaha menerima aspirasi sekaligus
meluruskan pemahaman tetang keselamatan dalam Yesus. Tentu saja para pengikut
Kristus harus selalu bersunat. Tetapi bersunat dalam arti sunat hati bukan
sunat bagian tubuh. Sunat hati ditandai dengan hati yang terbuka untuk
bermetanoia, menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Yesus sang pokok
anggur.
Sabda
Tuhan hari ini menguatkan kita untuk membangun habitus baru. Kita harus selalu
bersatu, tinggal dalam Yesus sebagai pokok anggur. Wawasan kita juga diperbaharui untuk menerima
semua orang apa adanya. Mengapa? karena Dia juga mengasihi semua orang. Mereka yang baik dikasihiNya, yang memusuhi sekalipun
diampuniNya. Maka janganlah kita sebagai ranting-ranting membedakan siapakah orang itu, tetapi lakukanlah perbuatan
kasih seperti Yesus sendiri lakukan. Dengan demikian keselamatan akan datang ka atasmu.
Doa: Tuhan terima kasih karena Engkau menjadi pokok anggur dan kami ranting-rantingnya. Engkau juga mengajarkan kami untuk menerima semua orang sebagaimana adanya, dengan tidak membeda-bedakan setiap individu. Kiranya kami tetap menyerupai Engkau dalam perilaku hidup kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment