1Raj 17:7-16
Mzm 4:2-3.4-5.7-8
Mat 5: 13-16
"Menjadi Garam dan Terang"
Seorang Romo pernah berkata
kepada semua umat di paroki dalam perayaan ekaristi sore hari, “Pikirkanlah waktumu sepanjang hari ini,
lalu temukanlah berapa banyak perbuatan baik yang kamu lakukan sepanjang hari
ini.” Banyak umat mulai membayangkan aneka perbuatan baik yang mereka
lakukan sepanjang hari. Pada hari berikutnya, romo meminta lagi umat yang hadir
untuk menghitung perbuatan baik yang mereka lakukan. Sampai satu bulan romo tetap
berbicara hal yang sama tentang perbuatan baik. Memang kedengaran membosankan
tetapi suasana di paroki perlahan mulai berubah. Umat di paroki itu mulai
menata diri dengan melakukan perbuatan baik dari umat, oleh umat dan untuk
umat.
Dalam pengajaran Sabda Bahagia di
Bukit, Yesus menyapa semua muridNya: “Berbahagialah”. Pengajaran Yesus di bukit
ini harus menjadi nyata dalam perbuatan-perbuatan baik. Artinya segala
pengajaran Yesus bukan hanya sebagai teori yang mudah dilupakan tetapi
perbuatan yang dihayati hari demi hari. Yesus mengambil contoh garam dan terang
untuk menjelaskan kebahagiaan yang dihayati setiap pribadi. Yesus berkata,
“Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar dengan apakah diasinkan?
Tidak ada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang.” Mengapa garam? Israel
memiliki laut mati. Di laut mati tidak ada kehidupan karena kadar garamnya 28
kali lebih asin dari laut biasa. Mereka juga memiliki laut tengah yang memiliki
kadar garam cukup tinggi. Garam merupakan barang yang multi fungsi. Untuk
mengawetkan makanan, memberi rasa asin pada makanan, manfaat bagi kesehatan.
Kebiasaan orang saat itu adalah kalau garam sudah terlalu lama di simpan maka
kadar garamnya turun dan dibuang di jalan-jalan supaya di injak orang.
Yesus juga berkata, “Kalian
adalah cahaya dunia”. Yesus menyadari bahwa Israel rata-rata merupakan daerah
pegunungan. Maka lampu-lampu yang menyala di kampung-kampung di daerah
pegunungan akan memancarkan cahaya tertentu. Demikian di rumah-rumah penduduk
juga menggunakan pelita yang harus diletakan di tempat yang agak tinggi untuk
menerangi seluruh rumah. Contoh-contoh ini diambil Yesus untuk menegaskan
kepada para muridNya bahwa supaya betul-betul mengalami kebahagiaan, mereka
tidak boleh berhenti berbuat baik.
Perbuatan baik itu ibarat garam
atau cahaya. Garam itu diam-diam harus melebur dirinya dan memberi rasa pada
makanan dari dalam makanan. Dia tidak cukup memberi rasa dari luar saja.
Bagaimana manusia dapat berbahagia dan membahagiakan? Manusia juga harus melebur
dirinya, melupakan dirinya dan memberi arti kehidupan sesama dari dalam diri
sesama. Jadi supaya membuat orang bahagia maka masuklah melalui pintu Tuhan dan
keluarlah melalui pintu orang itu. Perbuatan baik juga ibarat cahaya. Cahaya
itu memiliki kemampuan menembusi cela-cela yang sempit, memiliki daya pantul
yang bagus. Perbuatan baik itu bercahaya sehingga dilihat orang dan ketika
orang melihatnya mereka akan memuji sang pencipta kehidupan. Jadi yang dipuji
bukan siapakah anda dan saya yang berbuat baik tetapi siapakah Dia yang
menciptakan sehingga pribadi ini dapat berbuat baik? Sang pencipta itu mahasempurna
maka patut dimuliakan melalui para ciptaanNya. Tepatlah doa Mazmur hari ini
yang mengatakan, “Biarlah wajahMu
menyinari kami ya Tuhan.” Biarlah Tuhan terus menyinari kita dan membuat
banyak orang melihat terang Tuhan di dalam hidup kita.
Perbuatan-perbuatan baik itu
mendapat ganjaran istimewa dari Tuhan. Kisah Nabi Elia yang berjumpa dengan
seorang janda di Sarfaat, sebuah daerah kafir bagi orang Yahudi. Nabi Elia
sedang mengalami kelaparan karena sungai Kerit kering. Tuhan memerintahkan Nabi
Elia untuk menjumpai janda Sarfaat yang akan memberinya makan. Memang si janda
itu merasa ketakutan juga karena bekalnya akan habis tetapi Elia meyakinkan dia
untuk melakukan segala sesuatu sebagaimana diperintahkan Tuhan. Hasilnya
adalah: tepung di dalam tempayan dan minyak di dalam buli-buli tidak habis.
Perbuatan baik adalah mujizat harian atau mujizat yang selalu terjadi setiap
hari. Ketika kita tidak khawatir dengan apa yang kita makan atau apa yang kita
minum, Tuhan akan menambahkan seperti pengalaman janda di Sarfaat ini.
Sabda Tuhan hari ini memfokuskan
perhatian kita pada nilai luhur perbuatan baik. Perbuatan baik yang kita
lakukan, entah kecil atau besar tetap memiliki nilai luhur karena menghadirkan
Tuhan sendiri. Biarlah orang mengakses kebaikan-kebaikan Tuhan di dalam
hidupmu! Sabda Tuhan juga mendorong kita untuk selalu berbagi. Jangan takut
untuk berbagi apa yang kita miliki. Tuhan akan tetap menambahkannya di dalam
hidup kita. Yesus berkata, “Kamu telah
menerima dengan cuma-cuma maka berikanlah juga dengan cuma-cuma.” (Mat
10:8)
Doa: Tuhan, mampukan aku untuk
dapat berbagi dengan saudara-saudariku. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment