2Raj 19:9b-11.14-21.31-35a.36
Mzm 48:2-3a.3b-4.10-11
Mat
7:6.12-14
Masuklah melalui pintu yang sempit!
Ada seorang artis penyanyi
terkenal. Ia sangat konservatif memegang tradisi para artis penyanyi terdahulu.
Dari cara berpakaian sampai goyang di atas panggung selalu mengikuti tradisi
para pendahulunya. Apabila ada artis penyanyi pendatang baru yang berpakaian
dan bergoyang di atas panggung tidak sesuai dengan aliran musik dan kebiasaan
umum maka dialah orang pertama yang membuka mulut dan memberikan kritikan yang
pedas. Namun pada suatu kesempatan terdapat pentas musik di tempat yang berbeda
dan sadar atau tidak sadar ia melakukan goyangan yang mengarah ke goyangan
erotis. Pada saat setelah kejadian ini facebook, twitter dan surat khabar angkat
bicara. Ia dikritik habis-habisan. Grafik penghargaan dan konsep dirinya pun menurun
drastis. Ia kehilangan pamornya sebagai artis penyanyi yang disegani mereka
yang lebih muda.
Hari ini Tuhan Yesus memperjelas
pengajaran di bukit dengan sebuah pengajaran yang sederhana. Ia berkata, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki
diperbuat orang kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi
seluruh hukum Taurat dan Kitab para nabi.” Pengajaran Yesus ini berkaitan
dengan upaya menghayati hukum kasih. Cinta kasih itu universal maka harus dihayati
dengan tuntas. Kita mengenal hukum kasih yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi
sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. Mengasihi Tuhan dapatlah dipahami
karena Tuhan adalah segalanya bagi kita. Mengasihi sesama berarti porsi kasih kepada diri sendiri harus sama
dengan porsi kasih kepada sesama. Sebelumnya Yesus sudah mengajarkan hal-hal
lain yang praktis seperti: mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka yang
menganiaya para muridNya (Mat 5:44), memberi sedekah atau beramal (Mat 6:2-3). Perbuatan-perbuatan
kasih ini nilainya sangat mahal. Maka Ia menghendaki agar para muridNya melakukan
sebuah perbuatan kasih sehingga orang juga dapat melakukan hal yang sama.
Setelah menjelaskan hukum kasih,
Yesus mengajak para muridNya untuk memiliki visi ke depan tentang hidup kekal.
Ia berkata, “Masuklah melalui pintu yang
sempit itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kebinasaan, dan
banyak orang telah masuk melalui pintu dan jalan itu. Tetapi sempitlah pintu
dan sesaklah jalan yang menuju kehidupan, dan sedikitlah orang yang
menemukannya.” Perikop ini paralel dengan perikop dalam Injil Lukas, “Dan ada orang yang berkata kepada Yesus,
‘Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?’Yesus menjawab,”Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sempit itu. Sebab Aku berkata kepadamu, banyak
orang berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk 13: 23-24).
Apa makna yang terkandung dalam
pengajaran Yesus tentang pintu yang
sempit ini? Mungkin latar belakang pertanyaannya mirip dengan Injil Lukas yaitu,
“Siapakah yang akan diselamatkan?”
(Mat 19:25). Yesus tidak pernah mengatakan dengan jelas berapa orang yang akan
diselamatkan. Ia hanya berkata bahwa sedikit orang saja yang dipilih dari
banyak orang yang dipanggil. Banyak orang memiliki kesempatan untuk mengenal
Yesus tetapi hanya sedikit saja yang mengasihiNya. Banyak orang
berbondong-bondong mengikutiNya tetapi hanya sedikit saja yang akan mengalami
kekayaan injili dan menghasilkan banyak buah untuk dirinya dan sesama.
Orang-orang pilihan Tuhan adalah mereka yang tetap bertahan dan setia mengikuti Kristus meskipun nyawa
menjadi taruhan. Banyak orang juga yang
tidak bertahan dalam pemuridan. Mereka-mereka ini dianggap oleh Yesus sebagai
pribadi yang melewati pintu yang lebar dan jalan yang luas. Mereka ini adalah
pribadi yang memiliki pola hidup gampang, tidak berani berkorban untuk
mempertahankan iman. Mereka juga sudah tidak punya hati nurani yang membedakan
tentang hidup dalam dosa atau dalam rahmat.
Pengajaran Yesus tentang pintu
yang sempit ini membantu kita untuk mengerti apa yang Dia katakan sebelumnya, ”Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu
dicela atau dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacitalah
dan bergembiralah karena upahmu besar di sorga sebab demikian juga telah
dianiaya para nabi yang sebelum kamu” (Mat 5:11-12).
Pengalaman dalam dunia Perjanjian
Lama juga membuktikan bagaimana orang harus berjuang untuk melewati pintu yang
sempit. Dalam Bacaan Pertama dikisahkan bahwa setelah Raja Asyur menguasai Kerajaan
Israel di Samaria dan membawa banyak orang dari Samaria untuk menjadi budak di
kota-kota Kerajaan Asyur maka ketakutanlah Raja Hizkia di Kerajaan Yehuda. Raja
Hizkia lalu berdoa memohon bantuan Tuhan
sehingga Tuhan menolongnya. Tuhan mengutus MalaikatNya dan membunuh 185
ribu tentara Asyur di perkemahan mereka. Dengan kejadian ini maka bangsa Asyur
tidak menyerang Yerusalem. Kiranya yang menjadi modal raja Hizkia adalah
imannya kepada Yahwe. Ketakutan dan penderitaan berubah menjadi sukacita.
Sabda Tuhan menguatkan kita untuk
beberapa hal mendasar dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus. Pertama, Hukum
cinta kasih harus kita hayati sebagai
kunci untuk membuka pintu yang sempit. Cinta kasih inilah yang mengantar kita
kepada keselamatan kekal. Maka hasilkanlah buah dalam ketekunan dan keteladanan
hidup. Kedua, Pintu yang sempit adalah salib dan pengurbanan kita setiap hari
dalam mengikuti Yesus. Dengan memikul salib hari demi hari dan mengikutiNya
maka pintu kebahagiaan yang sempit akan terbuka. Kesaksian hidup sebagai bentuk
kemartiran juga menjadi kunci untuk membuka pintu yang sempit. Banyak yang
dipanggil tetapi sedikit yang dipilih untuk melewati pintu yang sempit.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk
layak memasuki pintu yang sempit yakni pintu keselamatan.
PJSDB
No comments:
Post a Comment