2Raj 22:8-13; 23:1-3
Mzm 119: 33-34.35-36.37.40
Mat 7:15-20
“Dari buahnyalah kalian akan mengenal mereka”
“Hanya seporsi bakmi lalu aku mengkhianati Yesus Tuhanku? Sekali-kali
tidak!” Demikian seorang sahabat menceritakan pengalamannya ketika ditawari
seporsi bakmi campur di sebuah kedai. Sambil duduk dan menunggu bakmi
pesanannya, ia di datangi seorang pemuda yang berpakaian rapi dan halus budi
bahasanya. Sambil ngobrol, pemuda itu mulai “sok akrab sok dekat”. Ia menanyakan
identitas sahabat saya dan dengan polos ia memberi identitasnya kepada pemuda
itu. Setelah ngobrol, pemuda itu bahkan membayar makanan sahabat saya.
Mengherankan karena orang yang barusan dikenal begitu baik dan murah hati.
Keesokan harinya datanglah pemuda itu dan temannya, berpakaian rapi mengunjungi
sahabat saya dan mulai “mencuci otaknya”dengan pengajaran-pengajaran yang
sesat. Hari berikutnya pada jam yang sama datang lagi pemuda itu dan temannya
dan mengajar, memberi buku dan pamphlet.
Hari berikutnya pemuda itu datang lagi dengan temannya dan melanjutkan
pengajaran mereka. Sahabat saya sudah tahu bahwa mereka adalah saksi Yehova
maka ia pun mulai cerdik. Sebelum pemuda itu datang, sahabat saya menyiapkan
altar kecil, meletakkan patung Bunda Maria yang besar dan beberapa Rosario. Ketika mereka tiba, sahabatku mengajak mereka masuk
ke ruang doa untuk berdoa Roario. Kedua orang itu langsung minta pamit dan
tidak muncul lagi di rumah itu. Yah, orang bisa tersesat hanya karena seporsi
bakmi campur.
Setelah mengajak para muridNya
untuk berjuang masuk melalui pintu yang sempit, Yesus memberi nasihat lain
tentang bagaimana bertahan dalam iman dan menghasilkan buah yang baik. Untuk
bertahan dalam iman, Ia menasihati para muridNya supaya tegar menghadapi nabi-nabi
palsu. Ia bersabda, “Waspadalah terhadap
nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi
sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu mengenal
mereka” Orang dapat saja berpakaian rapih, halus budi bahasanya tetapi
berniat untuk menyesatkan seperti kisah di atas. Banyak orang menjadi murtad
karena pengaruh orang yang “sok akrab sok dekat”.
Menjadi pertanyaan kita adalah,
siapakah nabi palsu itu sehingga patut diwaspadai? Di dalam Kitab Suci terdapat
banyak pengertian mengenai nabi palsu.
Nabi palsu adalah orang yang pura-pura mengatakan bahwa dirinya disuruh Allah (Yer
23:17,18,31) atau tidak disuruh oleh Allah (Yer 14:14; 23:21; 29:31). Mereka
yang dipakai Allah untuk mencobai orang Israel (Ul 13:13). Nabi palsu adalah
orang yang ceroboh dan pengkhianat (Zef 3:4), yang serakah dengan uang (Mi
3:11), orang mabuk (Yes 28:7), yang berzinah dan tidak jujur (Yer 23:11,14).
Mereka juga bernubuat dengan palsu (Yer 5:31), palsu atas nama Tuhan (Yer
14:14), nubuat palsu berdasarkan rekaan hatinya (Yer 23:16, 26; Yeh 13:2). Dari
pemahaman biblis tentang nabi palsu ini maka jelaslah bagi kita betapa banyak
nabi palsu yang pernah masuk dalam lingkaran kehidupan dan mau menyesatkan
kita.
Selanjutnya Yesus membuka pikiran
para muridnya untuk memahami kehadirannya dan para nabi palsu yang menyesatkan.
Ia berkata,”Dapatkah orang memetik buah
anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Pohon yang baik akan
menghasilkan buah yang baik sedangkan pohon yang tidak baik akan menghasilkan
buah yang tidak baik pula.” Tentu saja buah anggur pasti dari pohon anggur,
buah ara pasti dari pohon ara. Jadi bagi Yesus, “Dari buah pohonnya kita akan mengenal pohon yang menghasilkan buah
tersebut”. Pohon itu ibarat nabi sebagai utusan Allah atau nabi palsu. Oleh
karena itu kita perlu mawas diri terhadap berbagai ancaman dan pengaruh yang
menyesatkan dari pribadi atau kelompok-kelompok tertentu.
Pengajaran Yesus ini membuat kita
merenungkan lebih dalam pengajaranNya dalam Injil Yohanes. Ia berkata, “Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Tinggalah dalam Aku, dan Aku di dalam kamu. Barangsiapa
tinggal bersama Aku, akan menghasilkan banyak buah.” (Yoh 15:1.5). Yesus
sebagai pokok anggur sekaligus sebagai pohon yang memberi buah yang baik. Maka
konsekuensinya adalah para ranting yaitu kita semua yang dibaptis memiliki
tugas untuk menghasilkan buah yang baik. Hidup dan kesaksian hidup kita hendaknya
menghasilkan buah penebusan bagi banyak orang.
Sabda Tuhan mendorong untuk
memahami tugas dan panggilan hidup kita. Kita dikuatkan untuk menjadi pohon
yang baik sehingga menghasilkan buah yang baik pula. Artinya kita tidak boleh
berhenti pada kata atau pengajaran yang baik dan intensi-intensi yang saleh
saja karena menjadi pohon yang baik supaya menghasilkan buah yang baik
merupakan tugas dan tanggung jawab yang besar dan sulit. Hanya dengan bantuan
Allah kita dapat berhasil. Pohon yang baik ada di dalam keluarga masing-masing. Orang tua yang baik memiliki anak-anak yang baik pula. Pohon yang baik adalah para pembina dan guru yang berada di lembaga-lembaga pendidikan. Para siswa dianggap sungguh-sungguh manusia kalau para pembina dan gurunya manusia yang baik.
Kita semua juga diingatkan untuk mawas diri terhadap berbagai godaan dan pengaruh dari orang-orang di sekitar kita. Mereka ibarat nabi palsu yang dapat menyesatkan kapan saja. Apa yang harus kita lakukan? Pandanglah Yesus, Dialah pohon kehidupan yang memberikan segalanya bagi kita. Dialah satu-satunya penyelamat kita.
Kita semua juga diingatkan untuk mawas diri terhadap berbagai godaan dan pengaruh dari orang-orang di sekitar kita. Mereka ibarat nabi palsu yang dapat menyesatkan kapan saja. Apa yang harus kita lakukan? Pandanglah Yesus, Dialah pohon kehidupan yang memberikan segalanya bagi kita. Dialah satu-satunya penyelamat kita.
Doa: Tuhan, jadikanlah aku pohon
yang baik yang mampu menghasilkan buah yang berlimpah.
PJSDB
No comments:
Post a Comment