Thursday, August 16, 2012

Meditasi

Meditasi Mat 18:21-19:1

Sabarlah dahulu...

Seorang anak menangis histeris di ruang makan karena ibunya lambat menyiapkan bubur kesayangannya. Buntutnya adalah selesai bubur disiapkan dan mau disuap, anaknya tidak mau makan. Ibunya berusaha mengontrol rasa marahnya. Dia meletakkan kembali bubur ke dalam tempat masaknya. Dua tokoh dengan sifat yang berbeda. Anak ini tidak sabar, bermental instan. Ketika menginginkan bubur maunya “bersabda maka jadilah” kalau tidak dia akan menolak untuk makan bubur. Jadi ujung dari tidak sabar adalah menolak. Ibu itu berusaha untuk menjadi orang yang sabar. Ia memilih diam, tenang menyiapkan bubur, menawarkan bubur lalu menyimpan kembali. Kesabaran itu selalu berjalan bersama dengan kontrol diri dan ketenangan bathin.

Sekarang perhatikan kisah Injil ini. Setelah Yesus mengajar Petrus untuk mengampuni tanpa batas, Ia merasa masih kurang jelas sehingga perlu menjelaskannya dengan perumpamaan. Ada dua orang hamba yang sama-sama memiliki hutang. Hamba pertama memiliki utang 10.000 talenta (10.000 talenta sebanding dengan Rp. 750 Miliar). Ketika Raja menagih hutangnya,  hamba ini berlutut sambil berkata, “Sabarlah dahulu, hutang akan kubayar.” Raja menunjukkan kesabarannya. Hamba pertama bertemu hamba kedua yang berhutang 100 dinar (upah sehari kerja sekitar Rp.75.000) kepadanya. Hamba kedua meminta, “Sabarlah dahulu, aku akan membayarnya”. Hamba pertama tidak sabar, malah menganiaya hamba kedua. Akibatnya Raja hilang kesabaran dan menghukum hamba pertama yang utangnya lebih besar.

Perhatikanlah betapa raja yang tidak lain adalah Allah Bapa sendiri begitu sabar dengan manusia. Ketika hamba yang utangnya (sama dengan dosa) banyak meminta belaskasih dan pengampunan maka Allah mengampuninya. Tetapi ketika hamba itu berhadapan dengan sesamanya, dia tidak sabar, tidak berbelaskasih dan tidak mampu mengampuni. Hamba pertama adalah cerminan anda dan saya yang tidak sabar. Suka meminta belaskasih dan pengampunan tetapi tidak mampu berbelaskasih dan mengampuni sesama. St. Paulus menasihati kita untuk sabar dengan sesama (Kol 3:12-13). St. Petrus mengingatkan kita bahwa kesabaran Tuhan itu adalah saat keselamatan bagi kita (2Ptr 3:15). 

Apa untungnya anda menjadi orang yang tidak sabar?

PJSDB

No comments:

Post a Comment