Monday, August 27, 2012

Parenting ala Yesus

Meditasi  Luk 7: 11-17

Berbelas kasih seperti Yesus

Penginjil Lukas mengisahkan bahwa Yesus bersama para muridNya melakukan suatu perjalanan ke kota Nain. Ketika itu ada seorang janda barusan kehilangan putera tunggalnya dan sedang dibawa ke kuburan. Melihat janda itu, Yesus tergerak hati oleh belas kasihan dan mengatakan kepada ibu itu, “Jangan menangis”. Yesus mendekati usungan dan membangkitkan anak itu. Anak itu bangkit dan Ia menyerahkannya kepada ibunya. Tanda heran ini cepat tersiar dan mereka berkata, “Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita. Allah telah melawat umatNya”.

Ada beberapa unsur penting dalam kisah ini:

Pertama, Yesus berjalan bersama para muridNya. Dalam hal parenting, kebersamaan merupakan hal yang amat mahal harganya. Para orangtua zaman ini selalu sibuk dengan pekerjaan, cari duit dan hampir tidak ada waktu untuk bersama dengan anak-anak. Pada pagi hari mereka meninggalkan rumah, malam ketika kembali anak-anak sudah tidur. Demikianlah ritme kehidupan setiap hari. Anak-anak kadang hanya bertumbuh bersama pembantunya. Itu sebabnya kadang dia lebih segan dengan pembantu dari pada dengan orang tua sendiri. Perilakunya juga sangat dipengaruhi oleh pembantu. Misalnya cara berbicara dengan orang tuanya seolah seorang pembantu dengan majikannya.

Kedua, Yesus tergerak hati oleh belas kasih. Yesus memiliki rasa empati dengan umat manusia. Ia tidak hanya merasakan tetapi melakukan dalam perbuatan nyata. Sebagai orang tua rasa tergerak hati dan belas kasih itu sangatlah penting. Ketika seorang anak mengalami kesulitan orang tualah yang seharusnya menjadi orang pertama untuk hadir dalam hidupnya. Masuklah lewat pintu hati anak itu, dan biarlah dia sendiri merasa bahwa dirinya diperhatikan dan dikasihi.

Ketiga, Yesus mendekati ibunya dan mengatakan, “Jangan menangis”. Tugas orangtua adalah selalu menghibur anak ketika mengalami kesulitan atau penderitaan. Janganlah anak dibiarkan menangis sendirian sedangkan orang tua tertawa di atas penderitaan anak sendiri.

Keempat, Yesus menyerahkan anak itu kepada ibunya. Orang tua perlu memiliki sikap membaktikan diri kepada anak. Anak merasakan kehadiran orang tua di dalam hidupnya. Apakah orang tua menyadari penyerahan diri secara total bukan hanya kepada pasangan tetapi juga kepada anak-anaknya?

Seandainya semua orang tua seperti Yesus, maka keluarga-keluarga akan selalu indah dan bahagia. Hai orang tua, kamu pasti bisa!

PJSDB

No comments:

Post a Comment