Friday, October 11, 2019

Food For Thought: Seharusnya 'BenCi'

Seharusnya ‘BenCi’

Adalah Heidy Diana. Banyak di antara kita yang mengenang penyanyi ini karena pernah mempopulerkan lagu ‘istilah cinta’. Ada sebagian liriknya yang bunyinya: “Didalam kamus bercinta, selalu saja memakai istilah, yang bukan didapat dari guru bahasaku: BENCI: Benar-benar cinta…” Saya menduga bahwa banyak orang yang kaget saat mendengar istilah benci yang seharusnya diperlawankan dengan cinta, ternyata bukan demikian. Benci itu benar-benar cinta! Istilah cinta ini mestinya membantu banyak orang mengalami transformasi diri supaya keluar dari zona energi negatif ke zona energi positif. Artinya orang-orang yang terbiasa membenci orang lain berubah dari dalam hatinya untuk mencintai sesamanya. Orang-orang yang suka mencari kesalahan-kesalahan orang lain itu berubah untuk mencari yang terbaik di dalam diri sesamanya. Orang-orang yang berhati keras berubah menjadi berhati lembut sehingga mampu mengasihi.

Kata ‘benci’ dengan bentukannya yang lain seperti membenci, dibenci dan kebencian sering kali menjadi tranding topic di media sosial. Orang memang sadar bahwa setiap perkataan atau tulisan itu memiliki daya kebencian yang kuat dan mematikan tetapi masih saja mengungkapkannya melalui tulisan. Orang secara tidak sadar nimbrung dengan mendukung ujaran kebencian itu sehingga menjadi sangat viral. Situasi sosial ini memang sangat memprihatinkan karena banyak hal yang tidak sesuai dengan kenyataan. Kalau saja anda dan saya yang menjadi korban ujaran-ujaran kebencian di media sosial misalnya, mungkin kita akan merasa dunia ini sangat berbeda.Mungkin tidak jauh dari sebuah neraka di dunia saat ini.

Rasa benci itu menjamur. Tuhan Yesus sendiri menjadi korban ujaran kebencian ketika Yesus mengusir setan, ada orang-orang tertentu yang tidak bersyukur. Mereka malah  nyinyir dengan menunjukkan rasa benci mereka kepada Yesus: “Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, kepala setan. Ada juga yang mencobai Yesus dengan meminta tanda dari surga.” (Luk 11: 15-16). Mereka melihat Yesus berbicara dan berkarya tetapi mereka malah tidak percaya dan membenci. Yesus menjadi musuh bagi manusia yang hatinya tertutup kepada rahmat Tuhan. Kebencian adalah milik orang-orang yang merasa diri lebih besar dari Tuhan sang pencipta dan sesama manusianya. Apa untungnya anda membenci Tuhan dan sesama manusia dalam hidupmu?

Mahatma Gandhi pernah berkata: “Cinta tidak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tetapi tidak pernah berdendam, tak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta, disitu ada kehidupan. Berbeda dengan kebencian yang membawa kepada kemusnahan.” Orang hindu saja berpikiran sangat kristiani, universal dan dia melakukannya. Bagaimana kita yang selaku bangga bahwa Allah kita adalah kasih? Benar Allah kita adalah kasih (1Yoh 4:8.16), hanya manusianya yang tidak mau menyerupai penciptanya, padahal Dia menciptakan manusia serupa dengan wajah-Nya. Mari kita belajar malu dan berbenah diri. Janganlah membenci tetap berusahalah untuk benar-benar cinta.


PJ-SDB

No comments:

Post a Comment