Cinta tidak pernah berubah
Saya sudah lupa berapa orang yang saya sudah berkati
dan mengukuhkan pernikahan mereka di Gereja. Dari sekian banyak pasangan suami
dan isteri, belum ada yang datang kepadaku untuk meminta jalan masuk ke tribunal
kuuskupan. Artinya posisi mereka masih aman-aman saja. Semoga selamanya ‘tak
berubah’. Namun demikian saya juga menjumpai pasangan suami dan istri yang
sedang berada di persimpangan jalan. Pasangan suami dan istri itu sudah mencapai
jalan buntu. Mereka tidak tahu lagi kemana arah sakramen perkawinan yang sudah
mereka terima. Janji perkawinan yang mereka ucapkan hanya sia-sia saja. Pada
saat-saat kritis seperti ini, masing-masing pasutri hanya akan mengingat kelebihannya
dan lupa bahwa ia juga memiliki kekurangan yang banyak.
Seorang yang sudah menikah bertanya kepadaku: “Apakah
cinta itu dapat berubah?” Saya memohon supaya dia menjelaskan secara pribadi
kepadaku. Setelah mendengar semua kisah hidupnya, saya mengatakan kepadanya
bahwa cinta itu sebenarnya tidak berubah. Hanya ketegaran hati yang masih ada
di dalam hidup itulah yang mengubah kemampuan untuk mengasihi. Tepat sekali
perkataan Paulo Coelho: “Cinta tak pernah berubah. Manusialah yang berubah di dalam
hidupnya”. Banyak orang masih percaya bahwa manusia dapat berubah. Dan itu
memang betul. Ada perubahan yang radikal di dalam hidupnya sehingga ia mempertahankan
cintanya kepada Tuhan.
Apakah cintamu di dalam keluarga juga sedang
berubah? Apakah masih ada quality time di dalam keluarga untuk
mempererat dan mempersatukan keluarga?
PJ-SDB
No comments:
Post a Comment