Sunday, November 17, 2019

Homili Hari Minggu Biasa ke-XXXIII/C - 2019

Hari Minggu Biasa XXXIII/C
Mal. 4:1-2a
Mzm. 98:5-6,7-8,9a,9bc
2Tes. 3:7-12
Luk. 21:5-19

Kesempatan untuk bersaksi!

Kalimat ini sudah tidak asing lagi bagi kita: "Sesudah dirimu diselamatkan, jadilah saksi Kristus". Sesudah anda dan saya diselamatkan oleh Tuhan Yesus Kristus maka kita mendapat panggilan baru untuk bersaksi tentang Kristus yang kita imani. Sesudah kita mati karena dosa-dosa kita maka kita dibangkitkan oleh Tuhan Yesus Kristus dan hidup hanya bagi Tuhan. Santu Paulus pernah berkata: "Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan." (Rom 14:8). Sungguh perkataan ini sangat bermakna bagi hidup kita sebagai pengikut Kristus. Satu kata kunci yang perlu adalah kesaksian atau kemartiran.

Istilah kemartiran, dalam Bahasa Yunani disebut μαρτυρ, artinya "saksi" atau "orang yang memberikan kesaksian". Dalam kaca mata kristiani, kemartiran selalu dikaitkan dengan orang-orang yang membaktikan dirinya sampai tuntas karena iman dan kasihnya kepada Kristus. Tertullianus adalah seorang bapa Gereja, yang pernah mengatakan: "Il sangue dei martiri è il seme dei cristiani.“ (Darah para martir adalah benih Kristiani). Banyak orang menumpahkan darahnya karena kasih kepada Kristus. Penulis Kitab Wahyu bersaksi tentang para martir: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba. Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka." (Why 7:14-15). 

Tuhan Yesus dalam bacaan Injil hari ini menyadarkan kita untuk setia dalam hidup kristiani. Suasana menjelang akhir zaman digambarkan menakutkan kita semua. Ada nabi-nabi palsu yang mengakui diri sebagai Mesias, suasana chaos seperti perang dan pemberontakan. Fenomena alam khususnya bencana alam, berbagai penyakit dan kelaparan. Ada juga tanda-tanda menakutkan dari langit. Tentang para muridnya, Yesus menasihati: "Tetapi sebelum semuanya itu kamu akan ditangkap dan dianiaya; kamu akan diserahkan ke rumah-rumah ibadat dan penjara-penjara, dan kamu akan dihadapkan kepada raja-raja dan penguasa-penguasa oleh karena nama-Ku." Ini adalah kesempata terbaik untuk bersaksi bahwa kita sungguh-sunguh pengikut Kristus. Kita bangga sebagai orang kristiani. Dalam Bahasa Inggris disebut Christian: Christ-ian 'Christ, i am nothing'. Tuhan Yesus adalah segalanya dan kita bersaksi tentang Dia.

Bagaimana menjadi saksi yang baik? Suasana chaos tidak hanya terjadi di dalam keluarga masing-masing dan masyarakat sosial tetapi di dalam diri kita sendiri yang langsung berhubungan dengan Tuhan Yesus. Di samping itu Tuhan Yesus menasihati kita semua: "Kamu akan dibenci semua orang oleh karena nama-Ku. Tetapi tidak sehelaipun dari rambut kepalamu akan hilang. Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu." (Luk 21:17-19). Sesulit apa pun hidup ini sebagai pengikut Kristus, kita harus terus menulis, terus setia, terus dalam panggilan dan pelayanan untuk kebaikan banyak orang. Singkatnya, semua pengalaman hidup ini adalah kesempatan untuk bersaksi bahwa kita mengimani Yesus, Tuhan dan Juru Selamat kita.


PJ-SDB

No comments:

Post a Comment