Mzm
71: 1-2.3-4a.5-6ab.15ab
1Kor
12:31-13:13
Luk
4:21-30
Menjadi nabi masa kini!
“Suara
kenabian masa kini memang sangat diperlukan” demikian komentar seorang tokoh
umat ketika melihat situasi sosial dan politik yang tidak menentu di negara
kita. Suara kenabian dari tokoh-tokoh masyarakat kita yang tidak kenal lelah
memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Kita mengingat nabi-nabi kecil dan
tersembunyi yang bekerja dengan caranya tersendiri untuk memperjuangkan
kebenaran dan keadilan tetapi harus tersingkir. Ada saudara-saudara kita
yang karena taat dalam hidup agama dan kepercayaannya maka ia tersingkir dengan
sendirinya dalam hal kedudukan
struktural dalam pekerjaan atau dalam hal kenaikan pangkat. Mungkin ia terlalu
disiplin, vocal dan kritis maka nasibnya seperti itu.
Saya
tetap ingat kisah Uskup Agung Óscar Romero y Arnulfo Galdámez (15 Agustus 1917
- 24 Maret 1980). Ia adalah seorang uskup di El Salvador. Dia menjadi Uskup
Agung San Salvador keempat, menggantikan Uskup Luis Chavez. Dia dibunuh pada
tanggal 24 Maret 1980. Ia pernah berkata:
“Menjadi martir adalah karunia Allah yang saya rasa saya belum mendapatkannya.
Tapi bila Tuhan berkenan menerima persembahan hidupku, maka darahku akan
menjadi benih kebebasan, dan tanda datangnya harapan akan kenyataan. Seorang
Uskup akan mati, tapi Gereja Tuhan, yaitu umatNya, tidak akan pernah mati.
Kalau mereka (militer) membunuh saya, saya akan hidup kembali dalam hati umat
Salvador”
Dalam
Kitab Suci kita mengenal Yohanes Pembaptis. Ia mengkritisi kehidupan pribadi
Herodes yang merebut Herodias istri saudaranya Filipus untuk menjadikannya
sebagai istri baru. Yohanes mengatakan, “Tidak baik anda mengambil istri
saudaramu menjadi istrimu” (Mrk 6:17-18). Teguran ini membuat Yohanes harus
tersingkir bahkan wafat sebagai martir karena dipenggal kepalanya. Yesus Kristus
sendiri mengalami nasib yang sama dengan Yohanes. Yesus
datang ke dunia, tidak melakukan kesalahan apa-apa. Dia justru mengajar dengan
kuasa dan wibawa, membuat banyak mukjizat, tetapi bukan semua kebaikan itu yang
dilihat. Orang-orang zaman itu justru melihat hal-hal yang berlawanan dengan
hukum Taurat. Yesus adalah nabi yang melengkapi hukum Taurat bukan
meniadakannya (Mat 5:17). Dia sendiri bahkan ditolak di kampung halamanNya
sendiri. Ini bukti keegoisan manusia.
Bacaan-bacaan
suci hari ini membantu kita memahami makna menjadi nabi masa kini. Nabi adalah
utusan Tuhan.Ia dipilih dari kalangan masyarakat luas untuk berbicara atau
bernubuat atas nama Tuhan. Dalam bacaan pertama, kita dibantu untuk mengerti
tentang panggilan menjadi nabi. Yeremia dipanggil menjadi nabi pada abad VII-VI
sM. Panggilan menjadi nabi bagi Yeremia ternyata ketika masih di dalam
kandungan ibunya: “Sebelum Aku membentuk
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau. Aku telah menguduskan
engkau sebelum lahir dan menetapkan engkau sebagai nabi bagi bangsa-bangsa”.
Menjadi nabi bukan keinginan manusia semata tetapi Tuhanlah yang
menghendakinya. Manusia punya tugas menjawab panggilan menjadi nabi. Totalitas
hidup sang nabi hanya untuk Tuhan!
Menjadi
nabi yang berbicara atas nama Tuhan ternyata tidak mudah. Melayani Tuhan itu
berat! Yeremia meskipun dipanggil menjadi nabi sejak masih di dalam kandungan
tetapi Tuhan juga mengingatkannya untuk kuat dan tegar. Banyak penderitaan yang
akan dia alami. Dan harus diakui bahwa orang-orang yang membuat Yeremia
menderita adalah orang-orang dekatnya. Tetapi Tuhan mengatakan bahwa
orang-orang tidak akan mengalahkan Yeremia karena Ia menyertainya.
Pengalaman
Yeremia juga menjadi pengalaman Yesus. Yesus juga kecewa dengan orang sekampung
halamanNya di Nazaret. Mereka memandang Yesus sebagai Yesus saja. Dia anak
Maria, anak Yusuf sang tukang kayu tetapi mengapa Ia memiliki kemampuan yang
luar biasa ketika berbicara? Yesus bahkan mengambil contoh dua nabi dalam
Perjanjian Lama yakni Elia dan Elisa yang diutus bukan hanya untuk orang-orang
Yahudi saja tetapi kepada semua orang bahkan di luar komunitas Yahudi sekali
pun.Itu sebabnya Yesus kecewa dan berkata, ”Sungguh
tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya.”
Kata-kata
Yesus ini merupakan pengalamanNya dan juga masuk dalam pengalaman kita. Banyak
kali kita sulit sekali memberi apresiasi kepada anggota keluarga atau anggota
komunitas manakala ia melakukan suatu perbuatan atau pelayanan. Mungkin mencari
kelemahannya lebih mudah dari pada mengapresiasinya. Kita dikoreksi bahwa cara
hidup seperti ini tidak manusiawi. Kita seharusnya tahu bersyukur, tahu
memberi pujian dan terima kasih.
Kita
juga di tantang oleh Yesus untuk bersikap terbuka padaNya yang tentu berbeda
dengan orang sekampung halaman Yesus. Kita sudah dibaptis dan mengaku sebagai
orang Katolik atau Kristen tetapi bisa jadi kita menjadi ateis! Orang yang
melihat Yesus secara langsung saja mereka tidak percaya, kita yang sudah
dibaptis bisa juga menjadi ateis yang berlaku sebagai orang percaya. Hati kita
bisa jadi sangat tertutup di hadirat Yesus meskipun kita mengaku percaya
kepadaNya. Menolak lebih gampang daripada mengakui! Banyak orang gampang mengakui
Yesus tetapi mudah menjadi murtad demi kedudukan atau kuasa dan uang.
Bagaimana
menjadi nabi yang baik?
Santo
Paulus dalam bacaan kedua merumuskan kebajikan-kebajikan teologal yang kiranya
perlu dimiliki seorang nabi:
Seorang nabi memiliki iman. Iman adalah karunia
yang diberikan Tuahan Allah melalui Roh Kudus. Sebagai sebuah karunia maka iman
menunjukkan relasi yang akrab antara manusia dan Tuhan. Relasi yang akrab ini
juga merupakan jawaban pasti akan kehendak Tuhan Allah dalam karya pelayanan. Nabi dapat
melayani Tuhan Allah karena dia beriman, dia percaya.
Seorang
nabi memiliki harapan. Ia tidak hanya memiliki iman tetapi ia juga memiliki
harapan akan hidup kekal. Semua pelayanan yang dilakukan itu demi kemuliaan
Allah dan ada harapan pasti bahwa suatu saat ia akan bersatu dengan Tuhan. Iman
membuat orang itu memiliki harapan yang pasti.
Seorang nabi
itu pribadi yang mampu mengasihi. Apa kekhasan kasih? Bagi Paulus, kasih itu
sabar, murah hati dan tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong,
tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah, dan tidak menyimpan
kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman tetapi bersukacita
atas kebenaran. Kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,
mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak
berkesudahan.
Sabda
Tuhan hari ini luar biasa. Menjadi nabi itu panggilan Tuhan dan kita punya
tugas adalah menjawab dan melakukan kehendak Tuhan. Dengan iman, harapan dan
kasih kita mewujudkan kenabian masa kini. Siap menderita seperti Yesus tetapi
memenangkan banyak jiwa untuk kemuliaan Tuhan Allah. Anda juga menjadi nabi karena
pembaptisan. Wujudkanlah panggilan itu dalam hidupmu setiap hari.
Doa:
Tuhan terima kasih karena Engkau juga menjadikan aku sebagai gembala bagi umat
kesayanganMu. Amen.
PJSDB
No comments:
Post a Comment