Mzm 51: 3-4.5-6a.12-13.14-17
2Kor 5:20-6:2
Mat 6:1-6.16-18
Bapamu melihat yang
tersembunyi!
Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan. Hari ini kita memasuki
masa prapaska. Hari Rabu Abu adalah hari pertama puasa dan pantang. Kita memulai masa
tobat dan akan berlangsung selama 40 hari. Ada dua hal pokok dalam masa prapaska ini: pertama, untuk mempersiapkan para calon baptis dan bagi yang sudah
dibaptis untuk mengenangkan pembaptisan yang sudah diterima. Kedua, untuk
membina semangat tobat kaum beriman dengan mengajak mereka untuk setia
mendengar sabda Tuhan dan tekun berdoa. Maka tema permenungan dari Sabda Tuhan
menyadarkan orang kristiani untuk memahami sakramen pembaptisan dan pertobatan
yang sifatnya individu dan sosial sebagai umat atau Gereja. Masa prapaska lalu
dirasakan sebagai sebuah retret agung selama 40 hari.
Bacaan-bacaan suci pada hari ini memfokuskan perhatian kita
pada semangat tobat yang patut kita bangun dan menyadarkan kita untuk mendengar
dan melakukan Sabda Tuhan. Yoel dalam bacaan pertama melihat bahwa semua orang
pasti mengalami kesulitan dan tantangan. Dalam situasi seperti ini, apakah
Tuhan tinggal diam? Bagi Yoel, Tuhan tidak akan tinggal diam. Dia akan memberi
kekuatan kepada manusia untuk tahan dan berani menghadapi segala kesulitan. Bagaimana
manusia menjawabi kasih Tuhan ini? Menurut Yoel, orang harus bertobat: “Berbaliklah kepadaKu dengan segenap hatimu dengan berpuasa, dengan
menangis, dan mengaduh. Koyakanlah hatimu dan janganlah pakaianmu, berbaliklah
kepada Tuhan, Allahmu sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan
berlimpah kasih setia dan Ia menyesal karena hukumNya.” Seruan tobat Yoel
ini sangat menarik. Orang bertobat dari dalam bukan hanya sekedar tampak
lahirianya saja bahwa orang itu bertobat. Bagi banyak orang lebih mudah
bertobat dari luar (jangan ini dan jangan itu) dan sulit sekali mengoyakkan hati
di hadapan Tuhan. Dengan mengoyakkan hati, orang dapat mengalami Allah di dalam
hidupnya. Seorang Allah yang berbelas kasih kepada setiap orang berdosa.
Dengan mengoyakkan hati atau pertobatan batiniah maka setiap
orang percaya akan berubah secara radikal dari dalam hatinya. St. Paulus dalam
bacaan kedua mengajak umat di Korintus untuk memberikan diri diperdamaikan dengan
Tuhan Yesus Kristus. Kristus sendiri tidak mengenal dosa telah dibuatNya
menjadi dosa keren kita supaya di dalam Dia kita dibenarkan. Ini adalah karunia
dari Tuhan yang patut diterima oleh semua orang. Bagi Paulus, bertobat berarti
keterbukaan hati untuk berdamai dengan Tuhan dalam Yesus Kristus. Ini adalah
waktu yang tepat untuk bertobat. Jangan sia-siakan waktu istimewa ini.
Pertobatan itu sifanya pribadi, antara manusia dengan Tuhan.Tuhan
Yesus Kristus dalam kotbahNya di bukit menyerukan Sabda Bahagia kepada para
muridNya. Sabda Bahagia ini dijelaskan sedemikian rupa supaya mudah di mengerti
oleh para pengikutNya. Sesudah menjelaskan banyak hal dengan contoh-contohnya,
Yesus berkata, “Hati-hatilah, jangan
sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika
demikian kamu tidak akan memperoleh upah dari BapaMu yang di Surga”. Apa
artinya perkataan Yesus ini? Semua hal yang sifatnya rohani atau yang berhubungan
dengan Tuhan tidak harus dipamer supaya diri kita dikenal dan dipuji orang
tetapi sebaiknya dilakukan tersembunyi supaya hanya nama Tuhanlah yang
dimuliakan.
Untuk itu Yesus mengambil tiga contoh olah rohani yang
praktis:
Pertama, derma. Derma merupakan satu bentuk
karya amal kasih kepada sesama terutama diperuntukkan bagi mereka yang
berkekurangan. Tuhan sendiri telah memberikan segalanya kepada kita dan tugas
kita adalah memperhatikan saudara yang lain tanpa menuntut balas atau
menceritakan besarnya karya amal yang diberikan kepada orang lain.
Kedua, doa. Orang tidak harus pamer diri
supaya diketahui sebagai orang beriman. Ini adalah bentuk kesombongan rohani.
Doa adalah persatuan atau relasi yang intim antara diri pribadi dengan Tuhan.
Iman adalah anugerah pribadi dari Tuhan bagi setiap pribadi maka lakukanlah
secara pribadi.
Ketiga, puasa. Puasa dan pantang adalah
latihan rohani yang mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Hal ini juga dilakukan
secara pribadi sebagai tanda pertobatan.
Tuhan Yesus tahu bahwa manusia mudah sekali jatuh dalam dosa
kesombongan. Orang dapat berderma, berdoa dan berpuasa tetapi tantangan
manusiawinya adalah dapat membuat orang menjadi sombong, munafik dan bahkan
lebih populer dari Tuhan. Nasihat Tuhan Yesus dalam Injil adalah lakukanlah
semuanya dengan sembunyi karena Bapa di surga melihat yang tersembunyi dan
membalasnya.
Satu tanda simbolis yang hari ini kita terima adalah abu. Abu
yang diterima mengingatkan kita pada beberapa hal berikut ini:
Pertama, abu mengingatkan bahwa kita adalah orang
berdosa. Meskipun kita sudah menjadi anak Allah melalui sakramen pembaptisan tetapi
pada saat ini kita masih berada di dunia yang berdosa. Abu adalah debu yang tak
bernyawa. Sejauh ini kita masih memiliki kecenderungan untuk ingat diri dan berdosa.
Kita juga menjadi debu yang tak bernyawa. Dosa memisahkan kita dengan Allah sebagai
sumber kehidupan. Dialah yang menebus
dan memberikan hidup kekal kepada kita.
Kedua, abu mengingatkan bahwa dosa-dosa,
tindakan-tindakan ingat diri telah menimbulkan kerusakan tertentu di dalam
hidup kita. Abu berasal dari daun-daun palem yang dipakai pada hari minggu
palma tahun yang lalu. Daun palma dipakai orang-orang zaman dahulu untuk
mengelukan Yesus yang masuk ke Yerusalem sebagai Raja. Ia telah memenangkan
dosa. Ingatlah bahwa ternyata dosa-dosa telah menghilangkan kemenangan Kristus di dalam diri kita. Dosa-dosa menghancurkan
hidup yang Tuhan kehendaki bagi kita. Ini kiranya sama dengan daun palem dari yang
dibakar untuk membuat abu yang akan dioles di kepala kita.
Ketiga, abu mengingatkan kita bahwa meskipun
kita memiliki banyak dosa, masih memiliki sifat-sifat egois tetapi Tuhan Allah
tidak pernah melupakan kita. Yesus Kristus adalah satu-satunya penebus kita.
Kita adalah milikNya. Tugas kita adalah mewartakan kerajaanNya. Ia juga tetap
menghendaki kita sebagai utusan atau rasul-rasulNya.
Hari ini kita ditandai dengan abu karena kita orang berdosa.
Tanda yang dioles di dahi berbentuk salib Kristus, tanda kemenangan Kristus dan
menjadi rahmat bagi kita untuk memulai hidup baru. Mengapa abu itu dioles dalam
bentuk tanda salib di dahi? Karena Tuhan Yesus Kristus menghendaki agar kita juga
berani menjadi saksiNya. Ia tidak mempermalukan kita. Ia menghendaki
persahabatan kita yang mendalam karena Dialah satu-satunya penyelamat kita. Mari
saudara-saudariku kita berderma, berdoa dan berpuasa. Semoga retret agung ini
membuat kita semakin dekat dan akrab dengan Tuhan. Ingat, “Engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu”. (Kej 3:19). Marilah kita juga semakin beriman, bersaudara dan berbela rasa dengan semua orang.
Doa: Tuhan semoga dalam masa pra paskah ini kami bertobat dan
mengalami kemurahan kasihMu. Buatlah kami menjadi baru sesuai dengan
kehendakMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment