Kis
7:51-8:1a
Mzm 31:3cd-4. 6ab.7b-8a.17.21ab
Yoh 6:30-35
Aku melihat langit
terbuka
Banyak di antara kita yang
mungkin masih mengingat lirik lagu ini: “Sesudah dirimu diselamatkan,
jadilah saksi Kristus. Cahaya hatimu jadi terang, jadilah saksi Kristus. Tujuan
hidupmu jadi nyata, jadilah saksi Kristus”. Saya pernah merasa terkesan
mendengar lagu ini dinyanyikan dengan bagus oleh paduan suara anak-anak muda.
Mereka betul-betul mengantar semua orang di dalam Gereja untuk merasakan
kehadiran Tuhan Yesus Kristus yang bangkit dengan mulia.
Kisah kemartiran St. Stefanus, kita dengar dalam bacaan
pertama hari ini. Stefanus merasakan keselamatan yang berasal dari Tuhan Yesus
Kristus. Oleh karena itu Ia berani memberi kesaksian di hadapan Mahkamah Agama: “Hai
orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu
selalu menantang Roh Kudus, kamu sama seperti nenek moyangmu.” Apa persamaan di
antara mereka dengan nenek moyang mereka? Mereka sama-sama berniat buruk untuk
membunuh dan menghancurkan para nabi
sebagai utusan Allah. Hal ini tentu mengundang amarah yang besar di kalangan
mahkamah Agama Yahudi. Stefanus tidak
merasa takut dengan situasi. Dalam kepenuhan Roh, Ia melihat langit terbuka, ia
juga melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
Kesaksian Stefanus ini berujung kemartiran. Ia di seret ke
luar kota dan di lempari dengan
batu karena dianggap telah menghujat Allah. Sebelum memutuskan nafasnya, ia masih berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka”. Stefanus meninggal dunia sebagai saksi Kristus.Keberanian Stefanus ini merupakan keberanian banyak orang di dalam Gereja dari dahulu hingga sekarang. Semua dilakukan karena cinta yang tulus kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Apakah para pengikut Kristus masih berani seperti Stefanus yang menyerahkan nyawa kepada Tuhan Yesus dan masih punya waktu untuk mengampuni para algojonya?
batu karena dianggap telah menghujat Allah. Sebelum memutuskan nafasnya, ia masih berdoa: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku. Janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka”. Stefanus meninggal dunia sebagai saksi Kristus.Keberanian Stefanus ini merupakan keberanian banyak orang di dalam Gereja dari dahulu hingga sekarang. Semua dilakukan karena cinta yang tulus kepada Yesus Kristus Tuhan kita. Apakah para pengikut Kristus masih berani seperti Stefanus yang menyerahkan nyawa kepada Tuhan Yesus dan masih punya waktu untuk mengampuni para algojonya?
Penginjil Yohanes membantu permenungan kita hari ini menjadi
lebih sempurna. Setelah para murid ikut makan roti dan ikan yang diperbanyak
oleh Yesus, mereka bukannya percaya tetapi masih ragu dan tidak percaya. Di
dalam rumah ibadat di Kapernaum, mereka bahkan meminta satu tanda dari Yesus dan
juga pekerjaan supaya mereka dapat melihat dan percaya kepadaNya. Lagi pula mereka memahami bahwa roti yang
dimakan nenek moyang mereka itu berasal dari surga.
Yesus berusaha menyadarkan mereka dengan penjelasan yang
bagus: “Sesungguhnya bukan Musa yang memberi kamu roti dari Surga melainkan
BapaKulah yang memberi kamu roti dari Surga karena roti yang dari Allah yang
turun dari Surga memberi hidup kepada dunia” Perkataan Yesus ini membangkitkan
iman mereka sehingga mereka mengubah pendirian mereka dengan berkata: “Tuhan
berikanlah kami roti itu senantiasa”. Pada saat seperti ini Yesus mewahyukan
diriNya dengan tepat: “Akulah roti hidup, Barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak
akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi”
Sabda Tuhan pada hari ini membantu kota untuk mewujudkan
panggilan kita masing-masing. Panggilan yang paling mendasar adalah sebagai
orang yang dibaptis. Konsekuensi pembaptisan adalah menjadi saksi Kristus
dalam semua situasi hidup kita. Maka hal yang membahagiakan bahkan hal yang
menuntut nyawa yakni kemartiran patut kita lakukan demi Yesus Kristus yang
telah menebus kita dengan darahNya yang mulia.
Kemartiran adalah tanda positif orang-orang yang
sungguh-sungguh mengasihi Kristus.
Dengan demikian orang-orang yang dibaptis tidak harus meragukan Yesus atau tidak percaya kepadaNya. Orang harus semakin terbuka dan percaya kepadaNya. Kadang-kadang kita juga meragukan Yesus dan tidak percaya kepadaNya. Kita hanya pandai meminta kepada Yesus tetapi tidak percaya kepadaNya. Apakah anda juga mau melihat langit terbuka dan Yesus yang bangkit mulia berada di sisi kanan Bapa? Mari kita membenahi hidup kita dan berubah menjadi pengikut Kristus yang baik.
Dengan demikian orang-orang yang dibaptis tidak harus meragukan Yesus atau tidak percaya kepadaNya. Orang harus semakin terbuka dan percaya kepadaNya. Kadang-kadang kita juga meragukan Yesus dan tidak percaya kepadaNya. Kita hanya pandai meminta kepada Yesus tetapi tidak percaya kepadaNya. Apakah anda juga mau melihat langit terbuka dan Yesus yang bangkit mulia berada di sisi kanan Bapa? Mari kita membenahi hidup kita dan berubah menjadi pengikut Kristus yang baik.
Doa: Tuhan, bantulah kami untuk menjadi murid-muridMu yang
setia. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment