Saturday, April 7, 2012

Homili Malam Paskah/B


Apakah kita juga bangkit bersama Kristus?

Ada dua orang sahabat yang sedang melakukan perjalanan melintas gurun pasir. Di tengah perjalanan mereka bertengkar maka salah seorang menampar sahabatnya. Sahabat yang mendapat tamparan itu merasa sakit hati. Tanpa berkata-kata ia menulis di atas pasir: “Dia adalah sahabat terbaiku hingga saat ini. Tetapi anehnya, hari ini dia menamparku.” Mereka meneruskan perjalanan dan tidak berbicara banyak. Mereka mendapati sebuah oase dengan mata air yang jernih. Karena udara panas maka mereka berdua mandi. Sahabat yang pipinya ditampar itu tidak tahu berenang maka dia nyaris tenggelam. Maka cepat-cepat temannya membantu menyelamatkannya. Ketika  sudah sadar dan tidak takut lagi, sahabat yang nyaris tenggelam itu menulis di atas sebuah batu: “Sebelumnya dia menyakitiku. Tetapi dia barusan menyelamatkanku. Dia tetaplah sahabat terbaikku”.

Sahabat yang tadinya menampar bertanya: “Mengapa setelah menamparmu, kamu menulis di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas batu?” Sambil tersenyum sahabat itu menjawabnya: “Ketika seorang sahabat melukai kita, kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf dapat datang dan cepat menghapus tulisan tersebut. Dan kalau mengalami pengalaman yang luar biasa maka kita harus menulisnya di atas batu hati kita agar tidak muda hilang ditiup angin.”

Tentu ini hanyalah sebuah kisah. Tetapi kisah ini menginspirasikan kita banyak hal yang malam hari ini kita renungkan bersama sehubungan dengan perayaan Paskah. Bacaan-bacaan suci malam hari ini mengantar kita perlahan-lahan untuk mengerti gerakan rencana Tuhan Allah untuk menyelamatkan manusia. Sebuah gerakan persahabatan antara Allah dan manusia. Pada kisah penciptaan, manusia itu diciptakan seturut gambar dan rupa Allah. Manusia pertama membangun persahabatan dengan Allah dan sesama ciptaan. Ia mendapat tugas istimewa yakni untuk menjadi administrator segala ciptaan yang lain. Namun demikian manusia jatuh dalam dosa. Ada permusuhan antara manusia dengan keegoisannya dengan Allah sebagai pencipta.

Tuhan lalu membaharui relasiNya dengan manusia dengan memanggil dan memilih Abraham sebagai Bapak kaum beriman. Ia memiliki iman yang tangguh di hadapan Yahwe. Ia diuji oleh Yahwe untuk mempersembahkan Ishak anak tunggalnya. Abraham mengikuti kehendak Tuhan. Karena ketaatan dan imannya maka korban Ishak diganti dengan seekor domba jantan.

Kisah keluarnya orang-orang Israel dari tanah Mesir membuktikan bahwa Allah turut bekerja dalam seluruh hidup manusia. Ia membebaskan orang-orang Israel dari serangan tentara Firaun. Orang Israel berjalan di tempat kering dan air laut merah menjadi dinding pemisah yang kuat. Ini tentu menjadi bahasa simbolis yang bagus. Sakramen permandian merupakan sakramen penebusan dan pengudusan.Tuhan membebaskan kita semua berkat air pembaptisan.

Nabi Yesaya menggambarkan Allah sebagai penebus umat manusia. Ia menaruh belas kasihan kepada manusia. Belas kasih yang abadi dan sekaligus menuntut kesetiaan dalam hidup. Tuhan juga berfirman: “Datanglah kepadaKu maka kamu akan hidup dan aku akan mengikat perjanjian abadi dengan kamu.” Dalam Kitab Perjanjian baru, Allah memberikan kebijaksanaan melalui Yesus PuteraNya. Dengan kata lain, Kebijaksanaan Allah yang sempurna ada di dalam Yesus. Kebijaksanaan Allah terungkap dalam kehendaknya yang penuh kasih. Melalui Nabi Yehezkiel Allah juga berjanji untuk memberikan air jernih kepada manusia. Allah juga akan memberi hati yang baru dan roh yang baru juga diletakkan Tuhan dalam batin manusia.

Semua janji Tuhan yang diuraikan di atas membuat kita melihat relasi antara Yahwe dan Manusia begitu bersahabat. Kepada manusia Tuhan sendiri menganugerahkan PuteraNya yang tunggal menjadi juru selamat dunia. Ini adalah tanda persahabatan Allah dengan manusia. Kristus telah wafat dan bagi santu Paulus mengatakan: “Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati dan tidak akan mati lagi”. Senada dengan Paulus, Penginjil Markus menulis: “Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini lagi! Ia sudah mendahului ke Galilea”. Ya Yesus sudah bangkit. Dia tidak berada lagi di dalam kubur yang gelap. Ia sudah menjadi terang, matahari baru. Ia mendahului ke Galilea. Galilea adalah tempat Dia memulai karyaNya dan sekarang akan menemani para muridNya untuk memulai karyaNya yang baru.

Bacaan-bacaan suci yang diuraikan di atas menggambarkan kepada kita betapa Tuhan sangat mengasihi kita. Tuhan membangun persahabatan dengan manusia. Apa yang harus kita lakukan?

Pertama, Bersyukurlah karena KasihNya! Kasih Tuhan akan menjadi sempurna kalau orang dapat mengalami kasih Yesus yang bangkit. Para wanita yang dikisahkan Markus di dalam Injil malam hari ini pergi ke kubur Yesus karena motivasi mereka tidak lain adalah bagaimana merawat Yesus sebagai seorang manusia. Mereka tahu Dia sudah wafat dan sekarang mereka hendak merawatnya sebagai tanda kasih. Tetapi suasana bathin mereka juga penuh kegelisahan dan ketakutan. Maka dari luar kubur, masuk ke dalam kubur dan keluar lagi dari dalam kubur. Ini sangat simbolis! Para wanita ini berani pergi sendirian ke kubur pada pagi hari dan bertemu dengan pemuda berpakaian putih yang mengigatkan mereka supaya jangan takut karena Yesus sudah bangkit. Ini adalah berita sukacita karena Dia mengasihi kita.

Kedua, Menjadi cahaya. Malam Paskah ini pusat perhatian kita adalah pada Lilin Paskah sebagai sumber cahaya Kristus. Dengan menyanyikan lagu “Cahaya Kristus” dan jawaban pasti dari setiap umat adalah “Syukur kepada Allah atau “Terima kasih Tuhan”. Tugas kita adalah membawa kasih dan cahaya atau terang kepada sesama manusia. Jadilah cahaya bagi orang-orang yang ada di sekitar kita.

Ketiga, Menghayati Sakramen Pembaptisan. Pada malam hari ini kita akan membaharui janji baptis. Membaharui janji baptis berarti kita membangun kembali niat-niat untuk mewujudkan komitmen kita sebagai anak-anak Tuhan yang telah dikuduskan lewat Pembaptisan. Kita juga mengenang saat-saat kita dikuduskan bagi Tuhan Allah Tritunggal.

Mari membangun niat baru. Paskah membuat kita beralih dari hidup lama menjadi hidup baru. Kiat telah mati bersama Kristus dan bangkit juga bersamaNya. Kita telah melewati hidup dalam kegelapan di dalam kubur maut dan beralih kepada terang sejati, matahari baru. Apakah kita juga bangkit bersama Kristus? Ingatlah, Sesudah dirimu di selamatkan, jadilah saksi Kristus!

PJSDB 

No comments:

Post a Comment