Friday, April 6, 2012

Para Pengikut Orang Nazareth

Para Pengikut orang Nazaret
(The Nazarenes)

Setelah Yesus naik ke surga, banyak dari pengikutnya yang tetap tinggal di Yerusalem dan berkumpul menjadi sebuah kelompok yang amat sangat dekat satu sama lain. Mereka ini dikenal dengan sebutan Pengikut orang Nazaret. Menurut Kisah Para rasul 1: 13-16, kelompok ini awalnya memiliki sekitar 120 anggota, termasuk Maria ibu Yesus dan semua saudara-saudara Yesus. Dua pemimpin utama dari kelompok ini adalah Simon Petrus dan saudara tertua Yesus yang dipanggil dengan sebutan Yakobus Tua. Dalam pertemuan awal, seorang pria bernama Matias dipilih untuk menggantikan si pengkhianat Yudas Iskariot untuk menjadi salah satu dari bilangan kedua belas murid Yesus.
Pengikut orang Nazaret adalah kelompok inti asli, dari sinilah Kristianitas tumbuh dan menyebar. Tetapi pada mulanya mereka masih menganggap diri mereka adalah orang Yahudi. Mereka berdoa di Bait Allah di Yerusalem, dan mereka mengikuti kebanyakan dari adat kebiasaan beragama orang Yahudi. Orang-orang lain menganggp mereka sebagai sebuah sekte Yahudi baru.
Tetapi, mereka berbeda dari sekte-sekte Yahudi lainnya dengan sangat fundamental, karena mereka percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Dengan berani mereka menyerukan pesan ini di jalan-jalan di Yerusalem dan mereka mulai menarik banyak orang untuk bertobat dalam waktu cepat. Mereka juga memberitahukan pesan ini kepada teman dan kerabat mereka di tempat-tempat lain. Dan dalam beberapa tahun saja, kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari orang-orang yang percaya terbentuk di kota-kota lain.
Pertamanya, kebanyakan dari orang-orang yang bertobat itu adalah kaum Yahudi lainnya. Banyak dari mereka yang sudah tertarik dengan nubuat-nubuat tentang Mesias. Tetapi kemudian rasul Paulus mulai mempertobatkan banyak kaum non-Yahudi (kaum kafir). Hal ini menimbulkan kontroversi ketika pengikut orang Nazaret dari Yerusalem mengunjungi komunitas di Anthiokia. Mereka memberitahukan kepada orang kafir yang baru bertobat di Anthiokia bahwa mereka harus disunat supaya bisa diselamatkan. Paulus sangat tidak setuju dengan hal ini, dan ia melakukan perjalanan khusus ke Yerusalem untuk mengatasi masalah tersebut.
Saat Paulus tiba di Yerusalem, sebuah pertemuan diadakan untuk membahas masalah ini. Walaupun beberapa pengikut orang Nazaret berdebat dengan Paulus, rupanya Petrus memihak kepada Paulus. Setelah perdebatan yang panjang, keputusan akhirnya adalah kaum kafir yang bertobat tidak perlu disunat, tetapi mereka harus tetap mentaati hukum Yahudi mengenai penyembahan berhala, moralitas seksual dan pola makan mereka. Pertemuan-pertemuan penting ini, yang kadang disebut dengan Sidang Yerusalem, dijelaskan dalam Kis 15: 1-29.
Selama tahun-tahun awal, orang yang bertobat di kota lain menganggap pengikut nazaret di Yerusalem sebagai otoritas final untuk memutuskan masalah-masalah penting. Hal ini dikarenakan adanya Petrus, Yakobus Tua, dan orang percaya asli lainnya. Mereka diberi status khusus ini karena mereka telah mengenal Yesus secara pribadi.
AlphaTetapi Petrus akhirnya meninggalkan Yerusalem. Dan terutama karena kegiatan Paulus, jumlah orang yang bertobat di kota lain tumbuh dengan pesat. Karena alasan inilah, pengikut orang Nazaret mulai kehilangan pengaruh mereka. Tahun-tahun berlalu, kepatuhan mereka pada tradisi religius agama Yahudi membuat mereka semakin kehilangan kontak dengan orang yang baru bertobat, di mana banyak dari mereka yang berasal dari luar Judaisme.
Pada tahun  66 Sesudah Masehi pecahlah sebuah perang sengit di Palestina antara tentara Romawi dan sekelompok pemberontak Yahudi. Korban yang berjatuhan sangat banyak, terutama di kalangan warga sipil. Tetapi, sebagian besar dari pengikut orang Nazaret mampu menyelamatkan diri dengan cara meninggalkan rumah mereka dan melarikan diri dari Yerusalem. Menurut sejarawan gereja bernama Eusebius, banyak dari mereka melarikan diri ke suatu tempat yang bernama Pella, di sebelah timur Sungai Yordan. Tapi meskipun kebanyakan dari mereka berhasil melarikan diri, mereka mengalami pukulan yang amat berat.
Pada saat itu, Kristianitas mulai memisahkan diri dari agama Yahudi, dan pengikut oang Nazaret dengan cepat kehilangan pengaruh yang tersisa yang mungkin mereka miliki. Ada bukti bahwa banyak dari mereka tidak pernah menerima Paulus sebagai rasul dan tidak menyetujui beberapa praktek gereja yang didirikan Paulus. Mungkin sebagian karena alasan ini, secara bertahap mereka menjadi terisolasi dari gerakan Kristen utama, dan tak banyak berpengaruh pada sejarah gereja berikutnya.

Gaya hidup pengikut orang Nazaret
Selama tahun-tahun mereka tinggal di Yerusalem, mereka sering menyebut diri mereka mereka sebagai para pengikut “Jalan”. Dengan ini mereka mengartikannya sebagai gaya hidup mereka. Menurut Kis 4:32-33: Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalaj miliknya sendiri, tetapi tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
Selain mendesaknya kemauan mereka dalam hal berbagi, mereka menjunjung tinggi kekhusyukan,  anti kekerasan, dan gaya hidup yang sangat sederhana. Semua hal ini bisa berasal dari ajaran Yesus langsung. Banyak sarjana telah menunjukkan bahwa gaya hidup mereka mirip dengan dengan gaya hidup kaum Eseni. Tapi teori-teori tentang kemungkinan adanya hubungan antara kedua kelompok ini sulit dibuktikan.
 Asal usul dari nama "pengikut orang nazaret" ini tidak pasti. Karena Yesus sendiri kadang-kadang disebut "orang Nazaret", yang sering kita dengar adalah bahwa nama ini berasal dari "Nazaret". Tapi ini tidak bisa dibuktikan, dan ada alasan-alasan untuk meragukannya. Ketidakpastian ini dikarenakan kenyataan pada zaman itu para penulis kuno mengeja nama dengan beberapa cara yang berbeda, contohnya "Nazirenes", "Nazaraeans", dan "Nazoreans”.

Penganiayaan Pengikut orang Nazaret
Ketika mereka masih berupa kelompok kecil, mereka sudah dianiaya oleh penguasa lokal di Yerusalem. Stefanus, martir Kristen pertama yang meninggal karena dirajam, diceritakan dalam Kisah Para Rasul 7:54-60. Ancaman eksekusi selanjutnya menyebabkan mereka yang berada dalam kelompok ini harus bersembunyi untuk sementara. Dalam masa inilah, Paulus yang saat itu dikenal sebagai Saulus, terlibat dalam penganiayaan itu, meskipun tidak dijelaskan seberapa besar peranannya.
Kemudian, selama penganiayaan bergejolak lainnya, Yakobus Tua,  anak Zebedeus dijatuhi hukuman mati dengan ditikam pedang. Petrus waktu itu juga akan dihukum mati, tapi malaikat datang pada malam hari itu dan membantunya melarikan diri dari penjara. Selama beberapa tahun ke depan, Petrus berusaha untuk menghindari masalah, tapi akhirnya, menurut tradisi gereja, ia dibunuh di Roma. Yakobus Tua juga berhasil bertahan hidup dalam penganiayaan awal, tapi akhirnya ia dibunuh pada tahun 62 SM.

Nasib akhir dari pengikut orang Nazaret

Setelah kabur dari yerusalem, mereka menjadi terisolasi dari gerakan utama Kristiani secara bertahap. Tetapi walaupun mereka terisolasi, mereka tetap mampu bertahan hidup selama beberapa abad sebagai sekte independen. Kelangsungan hidup mereka disebutkan oleh beberapa penulis, termasuk oleh Santo Hironimus, yang melaporkan bahwa beliau mengunjungi komunitas mereka di gurun pasir Siria sekitar tahun 380 SM.
Banyak sarjana berpikir bahwa kelompok mereka yang lain yang selamat memiliki sebutan kaum Ebonit. Kaum Ebionit ini mengakui Yesus sebagai Mesias tetapi menganggapnya sebagai keturunan dari manusia normal. Mereka berpegang pada hukum Yahudi kuno, memiliki Injil mereka sendiri, dan tidak setuju dengan ajaran Paulus. Karena alasan-alasan ini, Uskup Epifanius mengumumkannya sebagai kelompok sesat pada abad keempat.
Tidak ada laporan yang dapat diandalkan tentang apa yang akhirnya terjadi terhadap para pengikut orang Nazaret maupun kaum Ebonit. Sangat mungkin kedua kelompok tersebut benar-benar habis tak lama setelah abad keempat. Namun, beberapa sarjana berpikir bahwa komunitas kecil mereka dapat bertahan lebih lama di daerah terpencil. Ada juga spekulasi bahwa mereka yang paling lama bertahan adalah nenek moyang dari kelompok sesat pada abad pertengahan, contohnya seperti Cathar. Jika tidak ada informasi baru yang ditemukan, nasib akhir mereka akan tetap menjadi misteri.
Catatan: Menurut legenda, sebuah kelompok Kristen modern dikenal sebagai Nasrani dari Malabar (India) didirikan oleh rasul Thomas pada tahun 52 AD. Dengan demikian kelompok itu bisa menjadi cabang dari kelompok Nasrani asli Yerusalem. Kelompok modern lain, Nasrani Gunung Carmel, mengakui diri mereka sebagai "kebangkitan modern" dari orang Nasrani kuno.

PJSDB

No comments:

Post a Comment