Friday, April 13, 2012

Renungan 13 April 2012

Jumat Oktaf Paskah
Kis 4:1-12
Mzm 118: 1-2.4.22-27a;
Yoh 21:1-14


“Pergi menangkap ikan”


Peristiwa Yesus di Yerusalem sudah berakhir. Semua pengikutNya dari Galilea hingga Yudea yang kebetulan hadir dalam perayaan paskah Yahudi dan menyaksikan kematianNya di Salib memilih untuk kembali ke kampung halaman mereka. Pada saat yang bersamaan, berita sukacita tentang kebangkitanNya dialami oleh para MuridNya dan mereka saling meneguhkan satu sama lain. Yesus pun menampakan diriNya kepada mereka dan meneguhkan mereka dengan kata “shalom”. Maria Magdalena dan para wanita lain pada hari pertama Minggu itu sudah mengatakan bahwa Yesus telah bangkit dan Ia menginginkan supaya saudara-saudaraNya pergi ke Galilea dan menjumpaiNya di sana (Mat 28:7). Para saudara Yesus adalah kesebelas Rasul dan para murid lain yang setia kepadaNya. Bunda Maria juga ada dalam komunitas ini.


Pada umumNya pekerjaan para Rasul sebelum mengikuti Yesus adalah sebagai nelayan. Itu sebabnya Petrus tanpa segan-segan berkata kepada keenam temannya untuk pergi menangkap ikan. “Aku pergi menangkap ikan” (Yoh 21: 3). Keenam temannya juga berkata: “Kami juga pergi bersamamu” (Yoh 21:3). Diceritakan bahwa sepanjang malam mereka mencari ikan tetapi tidak menangkap apa-apa. Pada hari sudah mulai siang, mereka melihat Yesus berdiri di pantai tetapi mereka tidak mengenalNya. Ketika Yesus bertanya kepada mereka apakah mereka memiliki lauk pauk, mereka dengan jujur mengatakan tidak ada sehingga Yesus menyuruh mereka untuk menebarkan jala di sebelah kanan perahu.Yesus berkata: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka kamu akan memperolehnya.” Mereka melakukan kehendak Yesus yang bangkit dan mendapat 153 ekor ikan, jala mereka juga tidak koyak. Peristiwa ini membuka mata murid yang dikasihi Yesus untuk mengakui imannya: “Itu Tuhan”. Yesus pun menyiapkan sarapan berupa roti dan ikan dan melayani mereka.


Kisah penampakan Yesus di pantai danau Tiberias ini menarik perhatian kita. Dalam tradisi Injil Sinoptik, para rasul sudah diberi komando oleh Yesus untuk menjadi penjala manusia (Mrk 1:17). Menjadi penjala manusia bukan berarti mengambil jala dan menangkap banyak orang untuk percaya kepada Yesus. Menjala manusia berarti berjumpa dengan pribadi-pribadi, membuat mereka mengalami Yesus dan percaya kepadaNya, membantu mereka untuk hidup sejahtera sebagai anugerah. Jadi mereka tidak hanya beriman dengan perut kosong, tetapi beriman dengan perut yang kenyang. Membantu pribadi-pribadi untuk bertumbuh dalam iman dan sejahtera dalam hidup.


Kisah ini juga menyadarkan kita pada kehendak Yesus supaya GerejaNya berkembang. Petrus sebagai pimpinan hendak pergi menangkap ikan dan keenam rasul lainnya juga mau ikut Petrus menangkap ikan pada malam hari. Ungkapan ini menunjukkan bahwa Petrus dan teman-temannya seolah-olah lupa pada kata Yesus, “Terlepas dari Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Mereka bekerja sendiri tanpa Yesus, terlalu mengandalkan diri karena pengalaman sebelumnya sebagai nelayan (symbol malam hari). Dengan sikap seperti ini mereka pun tidak mendapat apa-apa. Ketika mereka mendapat kesadaran tentang kehadiran Yesus (disimbolkan dengan hari sudah mulai siang), mereka melihat Yesus, Ia memberi komando untuk menebarkan jalas di samping kanan perahu (kanan adalah symbol kuasa Tuhan) maka mereka menangkap begitu banyak ikan. Angka 153 adalah angka simbolis yang juga menunjukkan kesempurnaan: 50 x 3 + 3. Kesadaran mereka sempurna akan kehadiran Kristus ketika mereka berekaristi bersama. Yesus melayani mereka dengan ikan dan roti yang sudah disiapkanNya.


Kita melihat penyertaan Yesus yang luar biasa. Ia mendidik para murid untuk tidak boleh mengandalkan dirinya sendiri tetapi selalu bersandar padaNya. Gereja sebagai kumpulan pribadi-pribadi yang percaya kepada Yesus dapat bertumbuh karena penyertaan Tuhan. “Aku akan menyertai kamu hingga akhir zaman” (Mat 28:20). Gereja juga dikuatkan terus menerus oleh Tuhan karena Ekaristi yang senantiasa dirayakan bersama-sama. Ekaristi merupakan saat untuk mengenang kembali paskah Kristus, tetapi juga menjadi saat di mana Tuhan Yesus melayani GerejaNya dengan SabdaNya dan Tubuh dan DarahNya. Maka tugas gereja adalah “menangkap manusia” dan membantu mereka bertumbuh dalam iman akan Yesus dan sejahtera di dalam hidupnya.


Tentu saja perlu disadari bahwa usaha untuk menjala manusia ini tidaklah mudah. Yesus sendiri ketika mewartakan Kerajaan Allah, Ia juga menderita sampai wafat di kayu salib. Demikian akan terjadi dengan para muridNya. Mereka juga mengalami penderitaan dan penolakan di mana-mana. Mereka juga akan dianiaya dan Yesus berkata: “Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnakan segala yang jahat. Bersukacitalah dan bergembiralah, karena upahmu besar di surga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.” (Mat 5:11-12).


Kata-kata Yesus ini dialami oleh Petrus dan Yohanes. Setelah menyembuhkan seorang lumpuh, mereka mengajar banyak orang namun mereka didatangi oleh para imam kepala dan orang-orang Saduki serta memarahi mereka berdua karena mengajar banyak orang tentang kebangkitan Yesus dari kematianNya. Mereka pun ditangkap, ditahan dan disidangkan. Petrus penuh dengan Roh Kudus bersaksi bahwa dalam nama Yesus yang bangkit, orang lumpuh itu dapat disembuhkan. Ia juga berkata, “Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan yaitu kamu sendiri (para imam kepala dan pemimpin Yahudi), namun Ia telah menjadi batu penjuru dan keselamatan tidak ada di dalam diri siapapun selain di dalam Dia. Nama Yesus adalah nama yang menyelamatkan semua orang di bawah kolong langit ini” (Kis 4: 11-12).


Sabda Tuhan pada hari ini sangat menguatkan kita semua. Kita bersyukur karena Yesus yang bangkit dengan mulia senantiasa menyertai GerejaNya. Dia menyertai kita semua sebagai orang-orang yang percaya padaNya. Dia senantiasa melayani GerejaNya dalam Sakramen Ekaristi. Saat di mana Dia melayani, Dia membagi-bagi kehidupanNya melalui Sabda dan Tubuh serta DarahNya untuk kita. Dia juga yang senantiasa menguatkan para muridNya manakala mereka mengalami perlakuan yang tidak adil, dianiaya, ditahan dan diadili karena namaNya. Ia sendiri menjanjikan upah yang besar di Surga.


Mari, sebagai Gereja kita “pergi menangkap ikan”, bukan lagi bekerja sendiri, mengandalkan kekuatan diri sendiri, tetapi bekerja sebagai team di mana Tuhan hadir dan mendampingi kita sampai akhir zaman.


PJSDB

No comments:

Post a Comment