Yes 7:1-9
Mzm 48:2-3a.3b-4.5-6.7-8
Mat 11 20-24
Celakalah engkau...
Ada seorang bapa yang dikenal
sangat ramah. Hampir semua orang yang mengenalnya memiliki kesan yang sama
bahwa dia orang yang ramah dan baik hati. Dengan demikian banyak orang akrab
bersahabat dan sangat menghormatinya. Namun demikian ada di antara mereka yang
memanfaatkan kebaikan dari bapa tanpa nama ini. Lama kelamaan ia semakin
mengerti bahwa orang menjadi dekat dengan dia karena ada kepentingan-kepentingan
tertentu yang menguntungkan mereka, dan sedangkan nasib –orang-orang kecil
tidak diperhatikan. Amarah dan kekesalan
juga keluar dari mulutnya.
Yesus juga memiliki pengalaman
yang mirip. Ia berkeliling dan berbuat baik dengan melakukan banyak tanda heran
dan mengajar dengan penuh kuasa serta wibawa ilahi. Orang orang di kota-kota di
sekitar danau Galilea merasakan hadirnya Kerajaan Allah. Kota-kota yang
dimaksud adalah Khorazim yang letaknya
di atas bukit. Dari Kaperaun
kelihatan Khorazim sangat mempesona. Dari Kapernaum Yesus juga memandang ke
arah dataran tinggi Golan. Di pinggir danau Gallea terdapat kota Betzaida. Yesus
sendiri berada di Kapernaum sebagai kota di mana orang menyebutnya sebagai kotanya Yesus. Di ketiga kota ini Tuhan Yesus melakukan
banyak mukjizat tetapi hati orang-orang tidak terbuka padaNya. Mereka hanya terpesona sebentar saja
dan rasa terpesona itu cepat berlalu begitu saja. Sabda yang diucapkan Yesus
juga tidak mendapat tempat yang istimewa
di dalam hati para penghuni kota ini. Mereka tetap pada hidup lama yang penuh
dengan dosa.
Tentu saja Yesus merasa kecewa
karena usaha baikNya untuk menghadirkan Kerajaan Allah di kedua kota ini tidak
mendapat dampak yang positif yaitu perubahan hidup. Maka dengan keras Yesus
mengecam kota-kota ini dan mengangkat
kota-kota orang kafir yang bertobat yaitu Tirus dan Sidon. Kedua kota ini
dinilai sebagai kota-kota di luar komunitas orang-orang Yahudi. Yesus berkata, “Celakalah engkau Khorazim! Celakalah engkau
Betzaida! Engkau Kapernaum akan diturunkan sampai ke dunia orang mati” Yesus
mengecam kota-kota ini karena mereka tidak mau bertobat dan percaya kepada
pewartaanNya dan pewartaan para Rasul. Sedangkan kota Tirus, Sidon, Sodom dan
Gomora merupakan kota-kota di luar komunitas Yahudi dan kota-kota yang pernah
jatuh dalam dosa dipuji karena penduduknya mau berubah atau bertobat.
Tanggungan atau hukuman mereka pun lebih
ringan.
Tentu kita dapat bertanya,
mengapa Yesus yang setiap hari berada di kota-kota ini berani mengancam mereka?
Satu alasan yang penting adalah karena Yesus mengenal mereka. Mereka mengalami
mukjizat tetapi tidak mengimani pribadi yang membuat mujizat yaitu Tuhan
sendiri. Keakraban pribadi dengan Yesus itu hal yang bagus tetapi akan lebih
bagus lagi kalau orang mau bertobat dan percaya kepada Kristus.
Pengalaman Yesus ini juga pernah
dialami nabi Yesaya. Dalam bacaan pertama Yesaya membagi pengalamannya terutama
kesulitan-kesulitan dalam hidup sosialnya saat itu. Rezin, raja Aram dengan
Pekah bin Remalya raja Israel maju ke Yerusalem untuk berperang melawan raja
Ahas dan oang-orang Yehuda. Tuhan memanggil Yesaya dan mengutusnya pergi untuk menghimbau
Ahas: “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah
tenang; Jangan takut dan jangan hatimu kecut. Jika kalian tidak percaya, nicaya
kalian tidak teguh jaya.” Yesaya memang berhadapan dengan situasi dimana ada
pertentangan satu sama lain tetapi ia juga percaya bahwa Tuhan akan terlibat
dan membela orang-orang kecil. Yerusalem sebagai ibu kota Yehuda di lindungi
oleh Tuhan. Semua orang baik masyarakat biasa maupun raja Ahas menjadi tenang
karena Tuhan menyertai mereka.
Sabda Tuhan hari ini menyadarkan kita
akan beberapa hal berikut:
Pertama, terkadang orang merasa sangat akrab dan bersahabat dengan
Yesus dalam hidup doa atau mengalami karunia tertentu dan lupa bahwa segala sesuatu itu berasal
dari Tuhan. Kesombongan rohani dapat membuat orang menjadi atheis di dalam
Gereja. Pertobatan juga tidak akan terjadi karena orang merasa bahwa sudah
akrab dengan Tuhan dalam hidup doa dan kehidupan devosional. Seharusnya,
semakin merasakan keakraban dengan Tuhan, orang semakin bertobat dan menjadi
kudus, bukan semakin sombong dan menganggap rendah orang lain. Apakah anda juga
merasa sombong secara rohani dan menganggap rendah sesama yang lain?
Kedua, Lebih baik bertobat dari pada mati di dalam dosa. Kota-kota
yang disanjung Yesus yaitu Tirus, Sidon sebagai kota-kota di luar komunitas
Yahudi, Sodom dan Gomora adalah kota-kota yang pernah jatuh dalam dosa. Orang
berdosa ketika “tau diri” bahwa ia berdosa dan bertobat maka itu adalah
sukacita besar di Sorga. Bagaimana dengan pertobatan pribadimu?
Ketiga, Setiap orang memiliki badai kehidupan. Selalu saja ada
pertentangan, perselisihan bahkan peperangan. Orang harus berprinsip bahwa
badai pasti berlalu. Biarkanlah pengalaman ini mendewasakan secara rohani.
Tuhan akan tetap mengatakan: “Teguhkanlah
hatimu dan tinggallah tenang; Jangan takut dan jangan hatimu kecut.”
Keempat, Sikap suka mengancam dan mengecam orang lain. Banyak kali
kita mudah mengecam orang-orang tertentu. Yesus mengecam kota-kota ini karena
Dia tahu bahwa mereka berdosa dan tidak mau bertobat. Kita mengecam orang lain
karena kita irihati, dengki dan sombong. Mereka yang bertelinga hendaknya
mendengar!
Doa: Tuhan, semoga kami dapat
bertobat dan percaya kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment