Amos 5:14-15.21-24
Mzm 50:7.8-9.10-11.12-13.16bc-17
Mat 8: 28-34
"Apakah urusanMu dengan kami, hai Anak Allah?"
Orang-orang di sekitar Laut Tengah memiliki keyakinan sejak dahulu kala bahwa semua fenomena yang terjadi di alam ini berada di bawah kuasa makhluk-makhluk halus (non human beings). Jadi misalnya soal iklim, gempa bumi, wabah penyakit dan kesuburan diyakini berada di bawah kontrol makhluk-makhluk halus. Dalam alam pikir mereka terdapat hirarki kosmis tertentu. Umat manusia pun memiliki hirarki sebagai berikut: Di puncaknya terdapat Tuhan Allah, Para Putra Allah (Malaikat Agung), makluk-makluk halus (malaikat-malaikat, roh-roh yang baik dan roh-roh jahat) dan yang paling dasar ada manusia seperti kita. Nah bagi mereka, roh jahat itu memiliki kuasa untuk mengontrol perilaku manusia. Mereka selalu bersedia kapan saja kalau ada kesempatan untuk merasuki manusia.
Dalam bacaan Injil hari ini kita mendengar kisah Yesus menyeberangi danau Genezaret dan tiba di daerah orang Gadara. Ia berjumpa dengan dua orang yang kerasukan setan yang datang dari pekuburan. Konon mereka sangat berbahaya. Ketika melihat Yesus, mereka berteriak, “Apakah urusanMu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau datang untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Pekuburan merupakan daerah yang jarang dikunjungi orang. Oleh karena itu wajar saja kalau dihuni makhluk-makhluk halus. Setan-setan ini mengontrol perilaku kedua orang ini sehingga menjadi ganas, namun di hadapan Yesus mereka takluk.
Yesus memiliki kuasa yang dapat mengatasi segala kejahatan di atas dunia. Setan-setan yang sedang merasuki kedua orang ini meminta kepada Yesus untuk mengeluarkan mereka dan masuk ke dalam kawanan babi yang sedang berada di dekat mereka. Maka terjadilah demikian dan kawanan babi itu menjatuhkan dirinya ke dalam danau dan mati. Kejadian ini mengundang perhatian banyak orang dan orang-orang itu pun menolak Yesus dengan menyuruhNya untuk meninggalkan daerah mereka.
Tuhan menghendaki bumi ini memiliki keteraturan. Kisah Injil hari ini membuat kita merenungkan kuasa Allah yang begitu besar yang menghendaki keteraturan ini. Ketika setan-setan melihat Yesus, mereka sudah merasakan ketakutan sehingga mempertanyakan reaksi apa yang dapat dilakukan Yesus sebagai Anak Allah terhadap mereka. Yesus memiliki kuasa untuk mengusir mereka dan membuat manusia yang kerasukan itu lepas bebas dari kuasa setan. Yesus juga memiliki kuasa menghancurkan setan-setan itu. Kawanan babi itu jatuh ke dalam danau dan mati. Boleh jadi, setan-setan ini pun tewas.
Hingga saat ini, setan masih berkuasa di mana-mana dan kita butuh Tuhan untuk melepaskan dan membebaskan. Di dalam Gereja terdapat istilah eksorsis yakni tindakan berupa doa dan berkat untuk melepaskan orang dari kuasa-kuasa setan. Eksorsis ini tidak dapat dilakukan dengan kekuatan manusiawi, hanya Tuhan yang disapa dalam doa pelepasan dapat melakukannya. Namun terkadang banyak orang memiliki kesombongan rohani, setelah berdoa dan dapat melepas seseorang dari kuasa kejahatan, gampang sekali orang itu berbangga seolah-olah semua itu karena kekuatannya. Atau bisa terjadi orang menjadi terikat pada figur yang melakukan eksorsis dan nyaris mendewakan figur tersebut.
Tetapi di lain pihak kita juga berlaku seperti setan-setan yang mempertanyakan Tuhan: “Apakah urusanMu dengan kami, hai Anak Allah?” Mengapa pertanyaan ini muncul? Setan-setan ini mengandalkan kuasa mereka. Demikian juga ketika manusia mengandalkan dirinya, dapat saja dengan mudah ia mempertanyakan keberadaan dan kuasa Tuhan. Atau ada ketakutan manusiawi jangan sampai Tuhan ikut campur tangan atau terlibat dalam urusan kita.
Menjadi pertanyaan kita sekarang, apa yang dapat kita lakukan supaya layak di hadirat Tuhan? Amos dengan tepat memberi sarat-sarat tertentu dalam bacaan pertama. Bagi Amos, manusia perlu rendah hati di hadapan Tuhan. Oleh karena itu Amos mengajak umat beriman untuk mencari yang baik dan menjauh dari yang jahat, keadilan perlu ditegakkan. Amos juga mengingatkan bahwa Tuhan membenci perayaan-perayaan lahiriah. Segala kurban bakaran itu tidak berguna apabila kebaikan dan keadilan tidak dapat ditegakkan.
Maka pertanyaan lain yang juga muncul adalah, mengapa orang masih berbuat jahat? mengapa setan masih mengontrol perilaku manusia sehingga selalu cenderung berbuat jahat? Satu jawaban yang pasti adalah manusia masih sombong di hadapan Tuhan sehingga tidak mengandalkanNya. Oleh karena itu bacaan-bacaan suci hari ini mengundang kita untuk berubah di dalam hidup kita. Mari kita mengandalkan Tuhan dan biarkan Dia merajai dan menguasai hidup kita. Mari kita mengganti perilaku jahat dengan kebaikan-kebaikan yang merupakan anugerah Tuhan sendiri bagi kita.
Doa: Tuhan, bebaskanlah kami dari yang jahat. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment