Pesta Para Malaikat Agung
St. Mikhael, St. Rafael dan St. Gabriel
Dan 7:9-10.13.14
Mzm 138: 1-2ab.2cde-3.4.5
Yoh 1:47-51
Para Malaikat adalah Pelayan Tuhan
Kita dihadapkan pada satu
pertanyaan: “Siapakah para malaikat itu?” Menurut Kompendium Katekismus Gereja
Katolik, Malaikat adalah ciptaan yang murni dan rohani, tanpa badan, tidak
kelihatan, tidak dapat mati dan makhluk pribadi yang dianugerahi akal budi dan
kehendak. Mereka selalu memandang Allah dari muka ke muka, memuliakan Dia,
melayani Dia dan mereka adalah pembawa pesan Allah dalam pelaksanaan misi
keselamatan bagi semua manusia (KKGK, 60). Sejak masa anak-anak sampai pada
kematiannya malaikat-malaikat mengelilingi kehidupan manusia dengan
perlindungan dan permohonan (KGK, 336). Sedangkan dalam tradisi suci, St.
Basilius Agung mengatakan bahwa para malaikat mendampingi setiap orang beriman
sebagai pelindung dan gembala supaya mengantarnya kepada kehidupan. Santu Gregorius Agung mengatakan bahwa para malaikat itu kita kenal bukan berdasarkan hakikatnya tetapi berdasarkan perannya bagi manusia. Gereja
bersatu dengan para Malaikat dalam menyembah Allah, meminta pertolongan mereka,
dan memperingati beberapa di antara mereka dalamm liturgi.
Pada
hari ini seluruh Gereja katolik merayakan Pesta para Malaikat Agung. Di dalam
Kitab Suci dan tradisi Gereja terdapat tiga nama Malaikat Agung yakni St.
Mikhael, St. Gabriel dan St. Rafael. Mikhael berarti Siapa yang seperti Allah.
Ia memimpin balatentara para Malaikat yang mencampakkan setan dan para malaikat
pemberontak ke dalam neraka. Ia juga bertugas untuk menghunus pedang sehingga
dapat memisahkan orang yang baik dan jahat (Why 12:7). Gabriel artinya kekuatan
Allah. Dialah yang membawa khabar sukacita Allah kepada Bunda Maria (Luk 1:1-19;
Dan 8:17; 9:12 dan Luk 1:5-22.26.38). Rafael artinya kesembuhan dari Allah.
Dialah yang menyembuhkan mata Tobit yang buta (Tobit 5).
Dalam Bacaan Pertama dari Kitab
Daniel kita mendapat gambaran bahwa Daniel melihat takhta-takhta yang dipasang
dan seorang Yang Lanjut Usia yang berpakaian putih seperti salju, berambut
bersih duduk di atas takhta tersebut. Takhtanya dari nyala api dan roda-rodanya
dari api yang berkobar-kobar. Sungai api timbul dan mengalir di hadapanNya. Beribu-ribu
melayani Dia, beratus-ratus ribu berdiri di hadapanNya. Daniel juga melihat
seorang seperti Anak Manusia yang muncul dan diserahi kekuasaan sebagai raja.
Segala suku dan bangsa mengabdi kepadaNya, kekuasaanNya kekal, KerajaanNya
tidak binasa.
Di dalam Kitab Wahyu, kita
mendapat gambaran bahwa Malaikat Agung Mikhael adalah perwira yang gagah
perkasa yang dapat mengalahkan balatentara iblis. Gereja melihat kisah ini
dalam konteks pengorbanan diri para martir yang menumpahkan darah mereka karena
mengimani Kristus. Kristus sendiri adalah martir agung yang bertindak sebagai
Anak Domba Paskah. Kemartiran bukan hanya menumpahkan darah tetapi sikap
militansi gereja di dunia ini untuk mengalahkan kejahatan dengan bantuan kuasa
surgawi.
Di dalam bacaan Injil kita memiliki tokoh Natanael sebagai orang yang murni hatinya sehingga dapat melihat
Tuhan. Ketika berjumpa pertama kali, Yesus berkata kepadanya bahwa ia adalah orang
Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalam dirinya. Yesus mengatakan Natanael
demikian karena Ia mengenalnya sebelum mereka saling bertemu yaitu di bawah
pohon ara. Natanael pun mengakui Yesus sebagai Rabi, Anak Allah dan Raja orang
Israel. Yesus berkata kepadanya, “Sesungguhnya
engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik
kepada Anak Manusia.”
Merayakan pesta para Malaikat
Agung, kita semua diarahkan pada satu pemahaman bahwa Allah kita itu suka
menolong. Allah kita suka melayani umat kesayanganNya. Allah menolong kita
dengan kuasaNya sebagai Allah (Mikhael), Allah menolong dengan kekuatanNya
(Gabriel) dan Allah menolong dengan menyembuhkan semua orang (Rafael).
Nama-nama Malaikat Agung ini menggambarkan sifat Allah sebagai kasih sejati
yang menolong dan melayani umatNya. Inilah yang diakui juga oleh St. Gregorius Agung bahwa para malaikat itu kita mengerti lewat perannya bukan hakikatnya.
Para malaikat beribu-ribu dan
beratus-ratus melayani Tuhan siang dan malam. Kita semua juga menyadari bahwa hidup
kita kelak di surga juga akan menjadi "seperti malaikat" yang melayani Tuhan
selamanya (Mat 22:30; Mrk 12:25; Luk 20:36). Kalau Allah saja melayani manusia
melalui para malaikatNya, kita pun dipanggil untuk melayani Tuhan dan sesama.
Kita dipanggil untuk melawan kejahatan di dunia yang tentu berlawanan dengan
sifat Allah sebagai mahabaik (Mikhael). Kita dipanggil untuk memiliki kekuatan mewartakan kabar
sukacita seperti Gabriel. Kita juga dipanggil untuk menyembuhkan orang-orang sakit (Rafael). Mari melayani Tuhan dan sesama dengan sungguh-sungguh!
Doa: Tuhan, terima kasih atas
para MalaikatMu yang Engkau berikan untuk melayani dan menolong kami. Amen.
PJSDB
Trima kasih Pater atas permenungannya... GBU
ReplyDelete