Friday, November 9, 2012

Homili Pemberkatan Basilik St. Yohanes Lateran

Yeh 47: 1-2.8-9.12 atau 
1Kor 3:9-11.16-17 
Mzm 46:2-3.5-6.8-9 
Yoh 2:13-22

Kamu adalah tempat kediaman Allah!

Seorang anak kecil bernama Francois baru kembali dari sekolah Minggu. Sebagai anak tunggal di rumah, kadang ia manja dan meminta perhatian orang tuanya. Siang itu ayahnya sedang sibuk dengan aneka pekerjaan di meja kerjanya. Francois merengek minta uang untuk membeli permen. Saking kesalnya, sang ayah menegur dengan keras untuk diam dan menunggu sebentar. Tetapi Francois tidak mendengarnya. Ayahnya berdiri, mengangkat dan memukul pantat Francois. Francois menangis histeris sambil berteriak, “Ayah berdosa...ayah berdosa”. Ayahnya kebingungan dan sambil meminta maaf kepadanya, ia bertanya, “Mengapa kamu bilang ayah berdosa?” Francois menjawab, “Sebab ayah sudah memukul tempat tinggal Roh Kudus”. Ayahnya adalah mantan frater dan mengerti apa yang dikatakan oleh santo Paulus, “Kamu adalah tempat tinggal Roh Kudus” (1Kor 6:19), maka ia mengatakan kepada Francois, “Maafkan ayah yah, ayah tadi tidak memukul tempat tinggal Roh Kudus, ayah hanya memukul tembok sakristinya saja”.

Hari ini seluruh Gereja Katolik merayakan Pesta pemberkatan Basilika Lateran di Roma. Gereja atau Basilik agung ini didirikan di atas bukit Goelius, dekat istana kekaisaran Lateran oleh kaisar Konstantinus tahun 324. Ini merupakan basilika Gereja yang pertama dan menjadi lambang perdamaian dan kemerdekaan gereja setelah berabad-abad mengalami penganiayaan. Kita semua mengetahui masa awal gereja yang dihiasi oleh pengejaran dan penganiayaan kafir dari kerajaan Romawi. Dengan adaya Edik Milano tahun 303, bertepatan dengan pertobatan Konstantinus maka dimulailah pembangunan gedung Basilik ini dan beberapa basilik di tanah suci sepeti makam suci di Yerusalem dan Basilika kelahiran Yesus di Betlehem. Konstantinus dapat melakukan semua ini karena didorong oleh ibunya santa Helena. Basilika ini ditahbiskan oleh Paus Silvester I pada tahun 324. Basilik ini dipersembahkan bagi Yohanes Pembaptis sehingga biasa disebut juga Gereja St. Yohanes Lateran, dan menjadi induk semua gereja.

Bacaan-bacaan Kitab Suci pada hari ini berbicara tentang shekina atau tempat Tuhan bersemayam dan mengalirkan rahmat. Nabi Yehezkiel melihat air mengalir di dalam Bait Suci dan kemana saja air itu mengalir semua yang ada di sana hidup. Yehezkiel mencoba membantu kita untuk memusatkan perhatian kita ada Tuhan sebagai sumber segala rahmat. Dengan memandang Tuhan yang bersemayam dalam RumahNya yang Kudus, kita akan menimba banyak rahmat dari sana. Air adalah simbol Roh Allah yang menghidupkan dan menyuburkan. Bagaimana kita berusaha untuk mengarahkan kiblat hidup kita kepada Tuhan yang bersemayam dalam bait SuciNya dan menerima rahmatNya.

St. Paulus dalam Bacaan kedua mengingatkan kita semua sebagai orang yang dibaptis sebagai tempat kediaman Allah. Kepada jemaat di Korintus, Paulus menulis, “Saudara-saudara, kamu adalah ladang Allah dan bangunanNya”. Ia mengakui dirinya sebagai ahli bangunan yang meletakkan dasar dan orang lain meneruskannya di atas dasar yang ada. Dasar yang dimaksudkan adalah dasar Iman akan Yesus Kristus. Dengan kata lain, Kristus adalah dasar yang diwartakan Paulus. Maka ia jga mengharapkan agar semua yang mendengarnya dapat bertumbuh dalam Kristus Yesus.  Untuk lebih meyakinkan jemaat Korintus, Paulus menegaskan dengan sebuah pertanyaan kepada mereka, ”Tidak tahukah kamu bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah adalah kamu” (1Kor 3:16-17; 6:19).

St. Paulus berusaha menyatukan konsep rumah Tuhan  secara fisik dan rohani. Bait Allah bukan hanya gedung yang terbuat dari batu-batu bait Allah tetapi manusia adalah bait Allah secara rohani. St. Petrus mengatakan, “Bagaikan batu-batu hidup kamu dibangun, menjadi bangunan rohani, imamat kudus” (1Ptr 2:5).

Yesus dari bacaan Injil mengoreksi orang-orang Yahudi yang tidak menghormati tempat ibadat mereka. Mereka menjadikannya sebagai pasar. Dengan keras yesus menegur mereka untuk menguduskan tempat itu. Untuk menjelaskan lebih dalam, dan tidak dipahami oleh orang-orang saat itu, Yesus membandingkan Bait Allah dengan tubuhNya sendiri. Dia sendiri akan wafat dan bangkit pada hari ketiga. Hak terpenting dalam perikop kita adalah relasi dengan Tuhan jangan sampai terhalang oleh karena sarana dan peribadatan di salahgunakan. Orang perlu memahami bahwa setiap tempat peribadatan, Tuhan hadir dan bersemayam.

Sambil kita memperingati Pesta ini, Tuhan mengingatkan kita untuk bertumbuh dalam kasih Tuhan. Bertumbuh dalam kasih Tuhan membuat kita selalu berusaha mengarahkan kiblat hidup hanya kepadaNya. Kita juga sadar diri bahwa kita berpijak pada dasar yang kuat yaitu Yesus Kristus sendiri. Dialah yang mengorbankan diri bagi kita. Maka jadilah tempat tinggal Tuhan Allah Roh Kudus. Kuduskanlah diriMu. Jangan menjadikan tubuhmu tempat bersarangnya dosa dan salah.

Doa: Tuhan, terima kasih karena Engkau juga menjadikan aku tempat tinggalMu. Amen

PJSDB

No comments:

Post a Comment