Hari Jumat, Pekan Biasa XXXIV
Rom 10:9-18
Mzm 19:2-3.4-5
Mat 4:18-22
Andreas, sang Nelayan Manusia
Hari ini bersama seluruh Gereja
Katolik, kita merayakan pesta Rasul Andreas. Andreas adalah salah seorang Rasul
Yesus. Pada mulanya ia menjadi murid Yohanes Pembaptis tetapi kemudian bersama
kawannya ia meninggalkan Yohanes Pembaptis dan mengikuti Yesus. Yohanes Pembaptis saat
itu menyebut Yesus sebagai “Anak Domba Allah” (Yoh 1:36-42). Andreas adalah
saudara Simon Petrus. Ia lahir di Betzaida,sebuah kota di tepi danau genezaret
(Mrk 6:45; Yoh 1:44 dan 12:21). Ayahnya bernama
Yohanes, seorang nelayan di Kapernaum. Andreas membawa Simon saudaranya
kepada Yesus. Simon kemudian diubah namanya oleh Yesus menjadi Petrus atau si
Batu Karang. Kakak beradik kemudian berjumpah dengan dua teman yang lain yakni Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus.
Andreas memegang peran penting
dalam beberapa momen kehidupan Yesus. Dia memberitahu Yesus bahwa ada anak yang
membawa lima roti dan dua ikan (Yoh 6:5-9) sehingga Yesus memperbanyak roti dan
ikan. Dia juga yang mempertanyakan kapan akan terjadi akhir zaman (Mrk 13:3-4).
Setelah Yesus wafat Andreas yang dipenuhi Roh Kudus mewartakan Injil di Scytia
dan Yunani. Ia wafat di Acaia dan
digantung di salib berbentuk X (silang). Selama dua hari ia digantung dalam
posisi demikian tetapi ia tetap berkotbah sampai wafat. Kita mengenal satu
bentuk salib yang berbentuk silang dan orang menyebutnya salib St. Andreas.
Bacaan-bacaan Suci pada hari
Pesta St. Andreas ini melukiskan seluruh hidupnya. Kisah dimulai dengan
perjalanan Yesus di pantai danau Galilea. Yesus melihat Simon dan Andreas,
memanggil mereka: “Mari ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia
manusia”. Mereka pun segera meninggalkan jalanya lalu mengikuti Yesus. Hal yang
menarik perhatian kita adalah sikap Yesus. Ia punya inisiatif pertama, keluar
dan berjalan dalam lorong kehidupan manusia. Ia menjumpai, menjemput dan
menjadikan mereka sebagai penjala manusia. Para Rasul terpilih seperti Andreas
memiliki sikap yang terbuka pada Yesus. Mereka mendengar ajakan Yesus, dan
segera meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus.
Saya teringat akan satu episode
kehidupan St. Yohanes Bosco. Ketika masih berusia 15 tahun, ia sudah punya
pemikiran untuk menjadi seorang imam. Pada saat itu Yohanes Melkhior Bosco
melihat imam-imam yang baik tetapi hanya dalam pelayanan sebagai imam. Mereka
jarang bahkan tidak pernah keluar dari pastoran untuk berjalan dalam lorong
kehidupan umat dan menyapa mereka. Maka Yohanes berangan-angan, “Kalau nanti menjadi
imam, saya tidak akan seperti mereka. Saya akan berjalan dalam lorong-lorong
dan memanggil orang-orang muda untuk tinggal bersamaku”. Yohanes mewujudkan cita-citanya ini ketika menjadi imam bagi kaum muda.
Yesus memang sangat inspiratif
bagi banyak orang yang mau memenangkan jiwa-jiwa. Orang harus keluar dari
dirinya untuk bisa memenangkan jiwa-jiwa seperti yang dilakukan Yesus terhadap
para muridNya. Para orang tua hendaknya keluar dari dirinya untuk mengenal dan
mencintai anak-anaknya. Para pendidik juga demikian, keluar dari dirinya untuk
berjumpa dengan para peserta didiknya. Yesus menginspirasikan kita untuk melakukan
pendekatan pertama. Andreas melakukan itu dalam peristiwa Tabgha dimana Yesus
memperbanyak roti dan ikan. Apakah kita bisa membudayakan first approach kepada
sesama?
Namun demikian keterbukaan hati
pada Allah juga sangat penting. Itu adalah jawaban pasti dari seorang rasul.
Andreas segera meninggalkan segalanya dan mengikuti Yesus. Meninggalkan dan
mengikuti adalah pengorbanan diri. Menjadi penjala manusia berarti menjalani
misi Yesus bukan hanya sebatas tugas rohani saja tetapi juga tugas jasmani.
Artinya orang tidak hanya kaya secara rohani tetapi juga secara jasmani. Orang
dapat membuat tanda salib dan perutnya juga kenyang. Ini adalah makna menjadi
penjala manusia.
Paulus dalam bacaan pertama
mengkonkretkan makna menjala manusia. Tugas para penjala manusia adalah
meyakinkan orang lain dengan hidupnya yang konkret bahwa Yesus adalah Tuhan dan
bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati. Dengan hati orang
percaya dan dibenarkan dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Sabda Tuhan hari ini sangat
meneguhkan kita semua. Kita juga
dipanggil menjadi penjala manusia. Mari kita menyerupai Yesus, yang keluar dari
diri sendiri untuk menyelamatkan sesama kita. Mari kita wartakan dan membiarkan
banyak orang mendengar bahwa Yesus adalah Tuhan dan Ia juga mengalahkan maut
dengan kebangkitanNya. Dengan mendengar mereka akan percaya bahwa Yesus adalah
satu-satunya Tuhan dan juru selamat
kita.
Doa: Ya santo Andreas, doakanlah
kami. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment