Saturday, October 13, 2012

Salam Maria

Santa Maria

Hari ketigabelas dalam permenungan bersama Bunda Maria. 

Setelah kita memahami bagian pertama dari doa Salam Maria, sekarang kita merefleksikan bagian kedua dari doa salam Maria. Bagian pertama dari doa Salam Maria merupakan suara Tuhan melalui Malaikat Gabriel dan Elisabeth dengan inspirasi dari Roh Kudus. Bagian kedua dari doa Salam Maria merupakan permenungan yang mendalam dari dalam gereja selama berabad-abad.

Gereja kita kudus tetapi anggota-anggotanya adalah orang-orang berdosa. Gereja peziarah terdiri dari kaum pendosa, yang bertobat tetapi jatuh lagi dalam dosa dan mencoba bertobat lagi. Gereja merupakan kumpulan anak-anak Tuhan yang tersesat dari jalan Injil. Dengan rahmat yang diterima Bunda Maria maka rahmat itu juga dicurahkan bagi setiap pribadi sehingga mereka bertobat dan layak di hadirat Tuhan.

Maria adalah ibu yang sabar. Ia mendengar suara para malaikat dan para kudus yang memuji dan memuliakan Tuhan. Ia juga mendengar tangisan anak-anak manusia yang diselimuti dosa untuk memperoleh keselamatan. Dua kelompok yang melayani Tuhan dan yang lainnya  mau melayani Tuhan tetapi masih dalam proses pemurnian diri karena sebagai orang berdosa. Maria sebagai orang kudus mendengar dengan penuh kasih suara anak-anak yang memohon kepada Tuhan melaluinya.

Santo atau Santa merupakan kata sifat yang dikenakan hanya kepada Tuhan. Allah kita adalah Allah yang kudus. Allah yang kudus berarti Allah yang melampaui segala-galanya. Segala kemuliaan dan hormat hanya pada Tuhan yang kudus. Maka kekudusan adalah hal yang esklusif untuk Tuhan. Namun Tuhan Allah itu murah hati sehingga Dia juga berbagi dengan manusia.  Maria adalah pribadi yang khusus yang menerima kekudusan istimewa dari Tuhan.
Santa Maria berarti Maria berpartisipasi  dalam kekudusan Tuhan Allah. Maka Maria memiliki sukacita tersendiri sebagai bagian dari kekudusan Tuhan. Ia menaati Sabda Tuhan, dan di dalam dirinya karya Allah menjadi sempurna. Santa Bunda Allah, kami juga mau berjalan dalam jalan kekudusan dengan menghayati iman, memberi kesaksian tentang pengharapan dengan hati  yang membara untuk mencintai Tuhan dan sesama.

Refleksi: Mari kita menyadari kekudusan sebagai rahmat dari Tuhan.

PJSDB 

No comments:

Post a Comment