1Yoh 3:11-21
Mzm 100:
1-2.3.4.5
Yoh 1:43-51
Engkau akan melihat
hal-hal yang lebih besar!
Ada seorang bapa yang datang kepadaku dan mengatakan
keheranannya. Ia heran melihat anaknya menunjukkan bakat-bakat alamiah yang
belum pernah dimiliki keluarganya. Anak itu bisa memainkan alat-alat musik dan
olahraga. Pada saat ini, anak itu mengikuti kursus musik khususnya piano dan
basket. Saya mengatakan kepadanya bahwa ia dan seluruh keluarga perlu bersyukur
karena bakat-bakat alamiah yang dimiliki anak mereka dan dukunglah supaya dapat
berkembang lebih baik lagi. Saya juga mengingatkannya bahwa kalau ia mendukung
anaknya, maka hal-hal besar akan ditunjukkan oleh anaknya di masa depan. Pada tahun berikutnya bapa itu datang lagi kepadaku dan mengatakan, bahwa anaknya ternyata bisa mengolah
vokal dengan baik dan bisa juga bermain musik sambil menyanyi. Ia menjuarai lomba di
sekolahnya dan mendapat beasiswa untuk belajar musik di luar negeri. Wah ini
sebuah berita menggembirakan dan dan boleh dikatakan hal besar sedang
terjadi dalam diri anaknya.
Penginjil Yohanes hari ini melanjutkan kisah panggilan murid
Yesus. Ketika Yesus meninggalkan sungai Yordan menuju ke Galilea, Ia bertemu
dengan Filipus, orang Betzaida dan mengajaknya: “Ikutlah Aku!” Filipus kemudian
bertemu dengan Natanael dan berkata: “Kami
telah menemukan Dia yang disebut Musa di
dalam Kitab Taurat dan oleh para nabi yaitu Yesus anak Yusuf dari Nazaret.”
Natanael dengan polos berkata, “Mungkinkah
sesuatu yang baik datang dari Nazaret?” Filipus seolah mengulangi perkataan
Yesus, “Mari dan lihatlah!” Yesus
melihat Natanael datang kepadaNya maka Ia memuji Natanael: “Inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!”
Tentu Natanael kaget mendengar Yesus sehingga ia bertanya bagaimana Yesus
mengenal dia. Yesus mengatakan kepadanya bahwa sebelum Filipus membawanya, Yesus
sudah melihatnya di bawah pohon ara. Itu sebabnya Natanael terpesona dan
berkata, “Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau
Raja orang Israel”. Yesus mengingatkan Natanael, “Engkau akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah akan
turun naik kepada Anak Manusia”.
Kisah Injil ini menarik perhatian kita. Tuhan Yesus berkata
kepada Filipus “Ikutlah Aku” Filipus menjawab ajakan Tuhan itu dengan menjadi
misionaris. Ia mengajak Natanael. Natanael berarti "Pemberian Allah" dikenal
dengan nama lain Bartolomeus (Mat 10:3). Bartolomeus berarti Putra Talmai.
Sering orang menyamakan sebagai nama keluarga dari Natanael. Dalam dialog
dengan Yesus, Natanael menunjukkan sikap kritisnya. Tetapi Yesus berhasil
menunjukkan diriNya sebagai Tuhan baginya karena mengetahui siapakah dirinya
yang sebenarnya. Itu sebabnya Natanael mengakui imannya kepada Yesus sebagai
Anak Allah dan raja orang Israel. Yesus lalu mengingatkan Natanael akan
penglihatan Yakub (Kej 28:12) di mana para malaikat naik dan turun, dan
penglihatan Daniel tentang Anak Manusia (Dan 7:13-14).
Hal menarik lain dari perikop kita adalah iman. Dengan iman,
segala sesuatu yang tidak kelihatan menjadi kelihatan. Dengan iman Filipus
dapat melihat Yesus sebagai Guru dan Tuhan serta mengikutiNya. Dengan iman
Natanael dapat melihat Yesus sebagai Anak Allah dan Raja orang Yahudi. Nah,
untuk mengenal Yesus lebih mendalam maka orang perlu mendekatkan dirinya kepada
Yesus sendiri. Sikap rendah hati harus dimiliki oleh orang yang berkehendak
baik untuk mengenalNya lebih dalam.
Pertanyaan buat kita adalah apa yang harus kita lakukan
sebagai murid Kristus?
Yohanes dalam bacaan pertama mengatakan kita harus saling
mengasihi sebagai saudara. Dua figur yang ditampilkan di sini adalah Kain
sebagai simbol kejahatan dan kebencian terhadap sesama dan Kristus sebagai
pembawa kasih kepada manusia. Kain sebagai simbol kejahatan dan kebencian
karena ia membunuh adiknya. Kejahatan Kain masih tetap ada hingga saat ini dimana
manusia bisa saling bermusuhan bahkan saling membunuh satu sama lain meskipun mereka
sebagai saudara. Kristus adalah model kasih. Dia mewahyukan diriNya sebagai kasih yang sempurna, tiada batasnya dan Ia
mengundang kita untuk tinggal di dalam kasihNya. Kasih yang paling agung adalah
ketika ia menyerahkan nyawahNya di atas kayu salib.
Cinta kasih yang diwartakan Kristus itu nyata adanya. Yohanes
menulis, “Anak-anakku, marilah kita
saling mengasihi bukan dengan kata-kata saja atau dengan lidah tetapi dalam
perbuatan dan dalam kebenaran.” Mengapa demikian? Karena kita berasal dari
Kebenaran. Nah cinta kasih itu itu menembusi batas kehidupan. Cinta kasih itu
mengalahkan kejahatan.
Sabda Tuhan hari ini mengundang kita untuk menjadi tanda dan
pembawa kasih Allah kepada sesama. Sikap Filipus patut menjadi model bagi kita.
Ia mengajak Natanael untuk datang kepada Yesus. Kita pun mengajak
saudara-saudara kita untuk datang pada Yesus. Tentu saja hal ini butuh iman yang
kuat kepada Tuhan seperti Natanael. Ia kritis tetapi beriman! Bagaimana dengan
anda? Apakah anda sungguh mengimani Yesus Kristus?
Doa: Tuhan, semoga kami membawa kasihMu kepada sesama. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment