Hari Selasa, Pekan Biasa XIX
Ul 31:1-8
Mzm (Ul) 32:3-4a.7.8.9.12
Mat 18: 1-5.10.12-14
Jangan Takut!
Kisah umat
Israel menuju ke tanah terjanji dihiasi oleh pengalaman-pengalaman yang luhur
di dalam diri Musa, Harun dan Yosua dan juga di dalam diri umat Israel. Umat
Israel sendiri mengalami pergumulan di padang gurun. Hal-hal yang mendominasi
kehidupan mereka adalah mereka suka bersungut-sungut soal makanan dan minuman,
mereka ingin melihat Allah yang sebenarnya sehingga mereka membuat patung anak
lembu jantan dari emas dan ketakutan mereka ketika mendengar tentang para
penghuni tanah Kanaan yang berbadan raksasa dan kanibal. Musa, Harun dan Yosua
sendiri mengalami tantangan yang besar dari umat Israel. Sikap menggerutu,
bersungut-sungut dan marah diarahkan kepada Tuhan melalui Musa. Tentu hal-hal
ini membuat Musa, Harun dan Yosua kurang percaya diri di hadapan Tuhan. Mereka
juga mengalami Krisis iman. Kepada Musa dan Harun, misalnya, Tuhan mengatakan
bahwa mereka berdua tidak akan ikut masuk ke tanah terjanji.

Musa
melanjutkan pesan-pesan penuh motivasi kepada umat Israel sebelum mereka masuk
tanah terjanji. Mereka diharapkan untuk tidak merasa takut karena Tuhan
menyertai mereka. Para musuh akan ditaklukan Tuhan dan Tuhan sendiri akan
menyerahkan para musuh itu kepada mereka. Musa juga menguatkan Yosua, pemimpin baru
Israel. Ia berkata, “Kuatkan dan teguhkan
hatimu, sebab engkau akan masuk bersama bangsa ini ke negeri yang telah
dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada
nenek moyangmu. Engkau akan memimpin mereka…Jangan takut dan jangan patah hati.”
Kata-kata peneguhan Musa ini sangat dirasakan oleh Yosua di saat memimpin umat
Israel masuk ke tanah terjanji.

umat Israel untuk masuk ke tanah terjanji dengan selamat dengan menyebarang sungai Yordan. Sungai Yordan adalah tempat memembersihkan mereka dari hidup lama yang penuh dengan sikap menggerutu, menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan. Mereka akan masuk ke tanah terjanji sebagai makhluk atau ciptaan baru. Kita para pengikuti Kristus juga dibimbing oleh Yesus, nama yang sama maknanya dengan Yoshua, melalui sakramen pembaptisan untuk masuk tanah terjanji abadi yaitu surga. Di sinilah kita melihat sejarah keselamatan menjadi sempurna di dalam diri Yesus sendiri. Yesus menggenapinya dengan sempurna.
Yesus
menghadirkan Kerajaan Surga. Kerajaan Surga secara rohani merupakan situasi
yang dirasakan manusia di mana Allah melalui Yesus Kristus menjadi raja, Mesias
yang membebaskan dari belenggu-belenggu dosa. Penginjil Matius hari ini
menghadirkan ciri khas dari Kerajaan Surga yakni Kerajaan yang penuh belaskasih
dan sederhana. Diceritakan bahwa pada suatu kesempatan para murid bertanya
kepada Yesus tentang siapa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga. Yesus
mengatakan bahwa yang terbesar di dalam Kerajaan Surga adalah orang yang bertobat
dan rendah hati. Anak kecil adalah model kepolosan, kepasrahan kepada Tuhan.
Anak-anak itu selalu mengandalkan orang tua dan orang dewasa. Anak-anak Allah
adalah mereka yang hari demi hari mengandalkan Tuhan bukan mengandalkan dirinya
sendiri. Mengapa? Karena terlepas dari Yesus, kita semua tidak dapat berbuat
apa-apa (Yoh 15:5).

Apa yang
harus kita lakukan? Kita harus rendah hati seperti Musa. Ia bersifat legowo dan
memberi tongkat kepemimpinan kepada Yosua. Ia taat kepada rencana Tuhan. Musa juga mengingatkan Israel bahwa Tuhan menyertai mereka. Oleh karena itu mereka jangan takut, jangan berkecil hati karena Tuhan selamanya ada bersama mereka. Yesus di
dalam Injil mengajar para murid untuk menjadi pribadi yang rendah hati. Hanya
orang rendah hati dapat membuat sesamanya berbahagia dalam hidupnya. Bagaimana
dengan anda dan saya? Mari kita menjadi semakin serupa dengan Yesus yang lemah
lembut dan rendah hati.
Doa: Tuhan,
kami bersyukur kepadaMu karena Engkau mengingatkan kami untuk menjadi pribadi
yang rendah hati. Banyak kali kami bersikap sombong dan terlalu mementingkan
diri sendiri. Ampunilah kami Tuhan. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment