St. Kornelius dan Siprianus
Hari Senin, Pekan Biasa XXIV
1Tim 2:1-8
Mzm 28: 2.7.8-9
Luk 7:1-10
Berdoalah tanpa henti
Seorang anak remaja
menulis status Facebooknya: “Doa adalah nafas hidupku”. Saya bertanya kepadanya
mengapa ia menulis status Facebooknya demikian. Ia menulis kepada saya bahwa
hidup doanya lagi bermasalah dan ia diingatkan kembali akan kata-kata ibundanya
sebelum meninggal dunia bahwa ia harus rajin berdoa supaya dapat menjadi orang
yang sukses. Saya senang dengan jawaban polos seorang anak remaja usia kelas I
SMP. Saya juga lebih senang lagi karena ia memiliki ibu yang baik, yang mengajarnya
berdoa dan nasihat untuk tekun berdoa. Saya membayangkan kalau para orang tua
dapat berdoa dan mendorong anak-anaknya untuk berdoa maka tentu dunia kita ini
akan berubah menjadi lebih indah lagi.
St. Paulus dalam
bacaan pertama mengingatkan Timotius anaknya untuk tekun berdoa. Paulus
menulis: “Anakku, panjatkanlah doa-doa
dan permohonan dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi
pemerintah, dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala
kesalehan dan kehormatan”. Tentu saja nasihat Paulus ini bukan hanya untuk
Timotius, tetapi untuk semua jemaat yang digembalakan Timotius. Paulus
mengetahui situasi saat itu maka ia menasihati Timotius dan jemaat supaya tekun
berdoa, memohon dan bersyukur kepada Allah untuk intensi semua orang. Orang
baik dan jahat didoakan Timotius sebagai gembala. Pemerintah dan penguasa juga
didoakan untuk ketentraman banyak orang. Nasihat Paulus ini sangat actual dengan
kehidupan kita saat ini. Di mana-mana orang mengeluh tentang pemerintah mulai
dari ketua RT sampai presiden.Banyak yang berlaku tidak adil dan jujur. Mereka
jahat karena korupsim kolusi dan
nepotisme. Paulus menasihati kita juga untuk mendoakan mereka supaya berubah menjadi
baik. Kecenderungan kita adalah suka mengeritik pemerintah, berdemo atau
bersikap frontal terhadap mereka dan lupa mendoakan mereka. Kuasa dan pelayanan
mereka itu berasal dari Tuhan sesuai dengan janji yang mereka ucapkan. Bahwa mereka
tidak beres, kita mohon supaya Tuhan membereskan mereka supaya menjadi orang
yang baik.
Paulus mengatakan
bahwa kalau kita berdoa bagi semua orang dan pemerintah, itu adalah perbuatan
baik dan berkenan kepada Tuhan. Tuhan memperhatikan orang baik dan jahat. Orang
baik disayangi, orang jahat diselamatkanNya serta memperoleh pengetahuan dan
kebenaran. Permenungan Paulus semakin mendalam ketika menyadarkan Timotius
bahwa doa-doa permohonan dan syukur itu ditujukkan kepada Allah kita yang Esa.
Yesus Kristus PuteraNya yang tunggal juga Esa adanya. Dialah satu-satunya Pengantara
kita kepada Bapa yang Esa di Surga.Paulus mengharapkan agar Timotius juga
percaya kepada Allah yang Esa, dan Yesus Putra Tunggal Allah. Dengan mengimani
Allah yang Esa, Timotius dapat membantu sesama yang lain untuk mengimaniNya
juga. Paulus juga mengingatkan Timotius untuk tidak goyah imannya sebagai
gembala karena apa yang dikatakannya itu benar. Semua ini karena doa tanpa
henti yang selalu terarah kepada Allah yang Esa di dalam Yesus PuteraNya.
Kuasa doa menjadi
sempurna dan dialami oleh orang yang sungguh-sungguh percaya kepada
Kristus.Dalam bacaan Injil, Yesus membuat sebuah mukjizat penyembuhan jarak
jauh karena iman orang lain. Yesus
diceritakan sedang menuju ke Kapernaun. Ada seorang perwira Romawi, kafir
memikiki seorang hamba yang sangat dihargainya sedang sakit keras dan hamper mati.
Perwira Romawi itu mengutus beberapa orang tua-tua Yahudi untuk bertemu dengan
Yesus supaya menyembuhkann hambanya yang sedang sakit. Mereka memohon sambil
menceritakan kebaikan dan jasa-jasa perwira Romawi itu. Yesus pun pergi ke
rumah perwira itu, tetapi perwira juga menyuruh sahabat-sahabatnya untuk
menyampaikan kepada Yesus supaya tidak bersusah-susah datang ke rumahnya karena
ia merasa diri tidak layak menerima Yesus di dalam rumahnya. Oleh karena itu ia
meminta supaya Yesus mengucapkan sepata kata saja supaya hambanya itu dapat
sembuh. Yesus menyembuhkan hamba sang perwira sekaligus memuji iman perwira
Romawi itu karena imannya besar melebih semua orang Israel.
Yesus membawa
keselamatan universal. Ia tidak mengkhususkan diriNya untuk bangsa Israel,
tetapi semua orang dari segala bangsa di kasihiNya. Perwira Romawi adalah orang
kafir yang hanya mendengar tentang Yesus, tetapi dari pendengarannya itu
membantu dia untuk mengimani Yesus secara pribadi. Imannya kepada Yesus
menyelamatkan hambanya. Di samping iman kepada Yesus, doa juga menjadi kekuatan
bagi para utusan perwira yakni para tua-tua Yahudi. Mereka mohon kepada Yesus
untuk menyembuhkan. Mereka percaya bahwa Yesus dapat berbuat sesuatu yang
terbaik bagi hamba sang perwira itu. Satu hal lain yang kita pelajari dari sang
perwira adalah rasa cinta kasihnya kepada hambanya. Sikapnya ini menjadi challenge
bagi kita semua terutama bagaimana kita memperlakukan para pembantu di rumah,
atau para mitra kerja kita.
Saya pernah melihat
seorang general manager yang begitu ramah dengan office boy di kantornya. Ia
tidak membeda-bedakan kedudukan para karyawan di kantornya. Mereka semua adalah
team work yang berjalan bersama. Sapaan-sapaan baik dari general manager kepada
satpam di pintu, office boy di halaman sampai sekretaris di dalam ruangan
membawa suasana yang nyaman dan hangat. Itulah cita-cita semua orang untuk
merasakan kebahagiaan di tempat kerja. Mari kita belajar berdoa dengan tekun
supaya Tuhan yang Esa melalui Yesus
PutraNya membantu kita melayani dengan sungguh-sungguh. Iman kita juga semakin
bertumbuh dan cinta kasih kita meluas dan menjangkau semua orang.
Doa: Tuhan Bapa di
dalam surga, kami bersyukur atas segala sesuatu yang Engkau berikan kepada
kami. Doronglah kami agar selalu bersyukur kepadaMu dan menaruh semua harapan
kepadaMu. Amen
PJSDB
No comments:
Post a Comment